Monday, March 3, 2025

Daya Tarik Padi Jarwo

Rekomendasi

Hamparan sawah untuk budidaya padi jajar legowo menjadi daya tarik wisatawan.

Trubus.id-“Mulyaharja ini surga tersisa di Kota Bogor.” Muhammad Khoerudin Hermawan dari  Agro Eduwisata Organik Mulyaharja mengulangi pernyataan Walikota Bogor 2019—2024 Bima Arya Sugiarto. Ketika panen raya di Mulyaharja, Bima Arya menggagas agar area itu bukan hanya untuk pertanian, tetapi juga pengembangan sektor pariwisata. Kelompok Tani Lemah Duhur di Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor  Selatan, Kota Bogor, mengelola 23 hektare sawah.

Para petani membudidayakan padi dengan sistem jajar legowo (jarwo) organik.  Dari total sawah 23 ha itu baru 5 hektare yang menerapkan sistem budidaya jajar legowo (jarwo) organik. Lazimnya  petani menanam padi berjarak 25 cm x 25 cm. Namun, petani Lemah Duhur menanam bibit berselang-seling, 2 atau 3 baris tanam dan 1 baris kosong. Jarak antara baris tanam dan baris kosong 40—50 cm. Sementara jarak antarbaris tanam 20 cm dan jarak antarbibit dalam satu baris 12,5—15 cm cm.

Menurut International Federation of Organic Agriculture Movements (IFOAM) pertanian organik adalah sistem pertanian holistik yang mendukung dan mempercepat biodiversitas, siklus biologi, dan aktivitas biologi tanah. Berdasarkan Badan Standardisasi Nasional organik adalah istilah pelabelan yang menyatakan bahwa suatu produk diproduksi sesuai dengan standar produksi organik dan disertifikasi oleh otoritas atau lembaga sertifikasi resmi.

Destinasi wisata

Sistem budi daya itu disebut jajar legowo yang ditemukan oleh Ir. Sadeli Suryapermana dari Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Padi (dahulu Balai Besar Penelitian Tanaman Padi), Subang, Jawa Barat. Sistem jajar legowo bertujuan mendapatkan efek tanaman pinggir. Rumpun padi di sisi pnggir, di dekat pematang memberikan hasil lebih tinggi daripada yang di tengah lahan.

Hal itu karena tanaman di tepi pematang mendapat pencahayaan bagus sehingga proses fotosintetis berlangsung sempurna. Akibatnya  produksi meningkat. Peningkatan produksi hinggga 18 persen. Jadi, sistem jajar legowo mengondisikan rumpun tanaman berada di bagian pinggir. Menurut Awe kalau dikelola dengan baik, pertanian memiliki prospek yang besar dan bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Awe, sapaan Muhammad Khoerudin Hermawan, membuktikannya dengan membudidayakan padi dengan pola jarwo organik. Menurut Awe memasarkan beras organik memiliki nilai tambah yang cukup besar. Sebagai perbandingan, harga jual gabah hanya Rp5.000 per kg, sedangkan beras organik mencapai Rp20.000 per kg. “Keuntungan utamanya ada pada harga jual yang lebih tinggi, sehingga pendapatan petani juga lebih besar,” ujar Awe.

Sayangnya, anak muda banyak yang masih berpikir bahwa bertani kurang menguntungkan. Kami di sini juga sering mengajak anak muda agar tertarik menjadi petani milenial karena prospeknya yang sangat menjanjikan. Jika tidak ada generasi penerus, kami khawatir pertanian di Kota Bogor akan semakin berkurang, dan lahan pertanian bisa beralih fungsi menjadi kawasan perumahan atau lainnya.

Menurut Awe tantangan pengembangan jarwo organik yang dihadapi adalah aging farmer atau petani yang berumur di atas 45 tahun. Ia mencoba berbagai cara seperti membentuk kelompok Taruna Tani agar pemuda tertarik bertani. Setiap tahun diharapkan minimal 1—5 petani milenial baru bergabung gdengan Kelompok Tan Lemah Duhur. “Skarang sudah mulai ada meskipun jumlahnya masih sedikit,” kata Awe.

Bahkan, ia dan tim “menjual panorama” sawah dengan membentuk Agro Eduwisata Organik (AEWO) Mulyaharja menjadi destinasi wisata sejak 17 Januar 2021.  AEWO menawarkan panorama hamparan sawah dan suasana asri. Padi dan sawah menjadi daya tarik tersendiri bagi para pelancong yang kebanyakan dari perkotaan.

Apalagi di antara petakan sawah terdapat pematang terbuat dari kayu yang cukup kuat. Pengunjung dapat menelusuri sawah, berjalan di antara rumpun padi dengan kaki tetap bersih. Mereka juga berswafoto di area itu dengan latar tanaman yang hijau ketika muda dan bulir padi yang menguning (saat dewasa). Selain itu pemandangan Gunung Salak dan Gunung Gede Pangrango menambah keelokan Mulyaharja.

Menurut Awe pembentukan Agro Eduwisata Organik Mulyaharja bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani dengan membuat rangkaian kegiatan edukasi pertanian. Di kelompok tani itulah tim yang terdiri atas Dr. Sardi Duryatmo, M.Si. Prameswari Handayani, M.I.Kom., dan Sabila Adinda Puri Andarini, M.I.Kom. melangsungkan pengabdian kepada masyarakat (PkM) pada Januari 2025. Adapun tema PkM adalah Digitalisasi Informasi Pertanian Kelompok Tani Lemah Duhur untuk Pertanian Berkelanjutan.

Eduwisata

Destinasi yang mengedepankan edukasi pertanian itu memiliki fasilitas utama berupa lahan pertanian yang ditanami padi sebagai ciri khasnya. Dalam pelaksanaan edukasi pertanian, pengunjung termasuk siswa dari sekolah-sekolah datang ke AEWO untuk mengikuti pembelajaran pertanian organik meliputi tata cara bercocok tanam. Siswa pengunjung AEWO juga dapat memetik sendiri buah markisa (Passiflora ligularis) yang tumbuh di lahan itu hinggga praktik mengolah dan menikmati minuman kreasinya.

“Ini bukan sekadar kafe, tetapi juga tempat belajar dan menikmati alam,” ujar Chaerul Fadli yang mengelola kafe. Benar, di tengah persawahan itu berdiri  kafe. Namanya Gardu Coffee Space yang menyediakan berbagai minuman berbahan kopi, teh, cokelat, dan minuman tradisional seperti secang dan serai. Bahkan, para pengunjung pun bisa belajar proses pembuatan aneka minuman itu secara langsung bersama barista. Di depan kafe itulah tumbuh tanaman markisa yang berbuah susul-menyusul.

Keberadaan kafe di tenggah hamparan tanaman padi menarik perhatian pengunjung, terutama bagi para pelancong mancanegara seperti Amerika Serikat, Arab Saudi,  India, Jepang, Jerman, Korea, dan Rusia. Kafe yang terkesan modern dan sawah yang tradisional pun menyatu. Pengunjung pun menikmati keelokan alam sembari menyeruput secangkir kopi. (Dr. Sardi Duryatmo, M.Si. Prameswari Handayani, M.I.Kom., dan Sabila Adinda Puri Andarini, M.I.Kom)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Teknologi Nanobubble untuk Mempertahankan Mutu Tomat Beef Pascapanen

Trubus.id–Tomat beef termasuk buah klimakterik yang rentan mengalami kerusakan selama penyimpanan. Perlu penanganan pascapanen yang tepat untuk menjaga mutu...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img