Trubus.id—Kegiatan Dosen Pulang Kampung (Dospulkam) IPB University mengadakan pemberdayaan masyarakat melalui diseminasi inovasi wafer suplemen untuk ternak domba di Kelompok Ternak Sejahtera Farm di Desa Cinangka Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Prof. Yuli Retnani dan tim memberikan pakan berupa wafer suplemen dengan salah satu bahan baku penyusun limbah kulit kopi. Pakan wafer itu memudahkan ternak dalam mengkonsumsi suplemen.
Tim mendiseminasi wafer suplemen pakan di Sejahtera Tani Farm selama satu bulan. Pemberian wafer suplemen pakan itu setiap hari. Hasilnya pemberian wafer suplemen pakan sebanyak 300 gram meningkatkan pertambahan bobot badan harian lebih tinggi 12%.
“Peningkatan pertambahan bobot badan ini diharapkan akan terus meningkat sampai saat hari raya kurban,” katanya.
Prof Yuli Retnani menyampaikan pentingnya pemberian pakan yang berkualitas agar produktivitas ternak meningkat. Apalagi menjelang momen Idul Adha. Pasalnya peternak secra optimal berusaha menggemukkan ternaknya untuk memperoleh keuntungan. Harap mafhum harga hewan kurban akan jauh lebih tinggi dibanding hari biasanya.
Ia menuturkan pakan yang berkualitas untuk meningkatkan bobot badan itu sangat penting. Selain itu perlu pakan yang bersih dan awet agar selalu tersedia dan tidak mengotori lingkungan sekitar.
“Perlu adanya suplemen pakan sebagai tambahan nutrisi untuk ternak, hal ini disebabkan peternak biasanya hanya memberikan pakan seadanya tanpa memperhitungkan kebutuhan nutrisi untuk ternak,” katanya.
Lebih lanjut ia menuturkan bahan baku pendukung dari wafer suplemen pakan itu melimpah. Misalnya limbah kulit kopi yang mengandung bioaktif flavonoid. Senyawa itu berfungsi sebagai antioksidan.
Namun, pemberian bahan baku tersebut harus hati-hati, musababnya ada yang memiliki anti nutrisi dalam bahan baku. Bahan baku tersebut mesti melalui pengolahan terlebih dahulu agar anti nutrisi tersebut bisa diatasi.
Kegiatan pemberdayaan dospulkam itu dibuka oleh Prof Yuli Retnani selaku ketua kegiatan. Ia menyampaikan dosen-dosen IPB telah banyak berkegiatan di luar kampus, namun hanya sebagian kecil yang melakukan pengabdian disekitar kampus terkait dengan peternakan.
Oleh karena itu, kegiatan ini sebagai salah satu cara untuk mengembangkan peternakan di sekitar kampus. Ketua Kelompok Sejahtera Tani Farm, Rama Rahadian menyampaikan bahwa untuk peternak-peternak skala tradisional memerlukan inovasi-inovasi yang sudah dilakukan oleh dosen IPB.
Harapannya peternakan sekitar kampus bisa menjadi binaan dosen IPB. “Sebab dengan inovasi yang sudah dikembangkan IPB, maka ternak-ternak yang dipelihara bisa sehat dan pendapatan yang diterima juga lebih maksimal,” kata Rama.
Pada kesempatan yang sama Dr. Iwan Prihantoro menyampaikan bahwa peternak-peternak kecil saat musim kemarau mencari hijauan hingga beberapa kilometer. Ia menuturkan lazimnya peternak mengambil hijauan ala kadarnya.
Misalnya peternak mengambil hijauan yang masih muda, padahal hijuan tersebut mengandung anti nutrisi yang menyebabkan ternak keracunan, ternak menjadi kembung, cacingan bahkan menyebabkan kematian.
Ia menuturkan terdapat pola pertumbuhan tanaman. “Paling efektif dipanen pada saat reproduksi awal, dimana kualitas dan kuantitas hijauan pada masa itu, sangat bagus,” katanya.
Ia menyebut beberapa hijauan dan leguminosa unggul seperti rumput potongan (sistem cut and carry), rumput penggembalaan (tahan injakan), legum pohon, legum perdu, dan legum semak.
Dr. Heri Ahmad Sukria menyampaikan mesti ada diversifikasi baik dari pakan atau produk akhir dari ternak. Diversifikasi itu artinya pemberian pakan tidak hanya rumput saja, karena nutrisi yang diberikan belum mencukupi kebutuhan ternak.
Selain itu, rumput cepat busuk, sehingga harus ada pengolahan rumput atau pakan tambahan. Pengolahan rumput bisa dijadikan hay atau silase. Sementara pakan tambahan bisa konsentrat dalam bentuk mash, pelet, wafer dan cube.
Selain rumput, beberapa alternatif bahan baku yang dapat digunakan sebagai pakan ternak, yaitu penggunaan limbah pertanian, limbah sayuran pasar atau limbah industri. Namun limbah-limbah tersebut harus adanya pengolahan sebelum digunakan pada ternak.
Dr. Indah Wijayanti menyampaikan selama ini jarang sekali menyinggung terkait dengan peternak, “Kita sering berdiskusi terkait dengan pakan, namun ada yang terlupakan mendiskusikan terkait dengan peternak sebagai tulang punggung dari industri pangan,” katanya.
Ia menuturkan peternak sangat menopang ketersediaaan pangan di Indonesia. Menurut Indah peternak skala kecil sangat berkontribusi besar terhadap peternakan di Indonesia dibandingkan dengan peternakan skala besar.
“Namun belum adanya kelembagaan yang mengelola peternakan skala kecil, mereka berdiri sendiri. Pentingnya kelembagaan dalam peternakan untuk bisnis skala besar,” katanya.