Karawang dan padi bagai sekeping koin yang teramat sukar terpisahkan. Wajar saja separuh lebih kabupaten di timur Jakarta itu berupa sawah, yakni 94.000 hektar. Pada 2013 Karawang memproduksi 1.507.002 ton gabah kering panen (GKP). Volume itu meningkat 3% dibandingkan pada 2012 sebesar 1.456.420 ton. Wilayah itu seolah telah dtakdirkan menjadi lumbung padi, bahkan sejak zaman Sultan Agung pada abad ke-16. Ketika hendak menyerang Belanda di Batavia, Sultan Agung menjadikan Karawang sebagai basis pertahanan logistik.
Namun, kini bicara Karawang bukan hanya soal padi. Posisi Karawang yang dekat ibukota negara juga menarik investor untuk menanamkan modal. Karawang kini menjadi sentra industri. Jika semula Karawang bagai koin, kini laksana mata pisau. Pertumbuhan industri memang menyerap tenaga kerja. Namun, di sisi lain juga melesatkan alih fungsi sawah. Data Dinas Pertanian, Kehutanan, Perkebunan, dan Peternakan Kabupaten Karawang menyebutkan selama kurun 1989—2007 terjadi alih fungsi lahan pertanian sebesar 2.578 hektar.
Kepada wartawan Trubus, Rosy Nur Aprianti dan Dian Adijaya Susanto, Bupati Karawang, Drs Ade Swara MH, menuturkan akan melindungi sawah agar tetap surplus pangan. Berikut petikan wawancara wartawan Trubus dengan Bupati Ade Swara di pendopo Singaperbangsa, Karawang.
Menyebut Karawang identik dengan lumbung padi. Luas sawah di Karawang mencapai separuh luas kabupaten. Dengan produksi rata-rata 6 ton GKP per hektar, produktivitas Karawang setara 15% produksi padi nasional. Artinya Karawang begitu penting dalam percaturan pangan nasional. Bagaimana Bapak memandang hal itu?
Keberadaan sektor pertanian memberikan kontribusi positif bagi sistem ketahanan pangan nasional. Oleh karena itu penting untuk menjaga Karawang sebagai salah satu lumbung pangan nasional.
Sejak keluar tol hingga kantor Bupati, marak pembangunan hotel dan perkantoran di Karawang. Karawang menuju kota industri dan jasa. Bagaimana upaya Bapak menjaga Karawang sebagai lumbung padi nasional?
Pemerintah Karawang tidak akan melakukan alih fungsi lahan pertanian. Pembangunan yang tampak dalam tata ruang yang telah ditetapkan dan bukanlah areal pertanian. Kami juga menggalakkan ruang terbuka hijau (RTH) tidak berupa taman karena fungsinya kurang maksimal, tetapi pohon. Sebuah kawasan industri setidaknya perlu 20% RTH. Saat ini 50% infrastruktur yang dibangun di Karawang untuk mendukung pertanian.
Bagaimana Bapak menjaga keseimbangan antara lumbung beras nasional dan area industri?
Pertanian dan industri tidak bisa dipisahkan di Karawang. Pertumbuhan industri memang memiliki prospek yang menguntungkan, tetapi menjaga ketahanan pangan tetap dengan menjadikan Karawang sebagai lumbung padi juga menjadi faktor penting.
Pada 2013 investasi di Karawang terbesar di Provinsi Jawa Barat. Menurut Bapak apa kelebihan Karawang dibandingkan wilayah lain di Provinsi Jawa Barat?
Secara geografis Karawang lebih dekat ke ibukota (Jakarta, red) dengan sarana infrastruktur yang mendukung.
Apakah Bapak mempunyai pemetaan khusus untuk industri di Karawang?
Saat ini Karawang memiliki perencanaan tata ruang wilayah. Karawang selatan diperuntukan untuk industri. Luasnya mencapai 19.000 hektar, terluas di Asia tenggara. Wilayah Karawang tengah untuk jasa dan pemukiman, dan Karawang utara untuk lahan pertanian, perikanan, dan kelautan. Setahun lalu di Karawang berdiri Institut Perikanan dan Kelautan Nasional. Upaya itu sebagai langkah mencetak sumber daya manusia berkompeten yang memenuhi standar sertifikasi dunia industri. Hal itu untuk menopang keberhasilan industrialisasi kelautan dan perikanan.
Bagaimana strategi pembangunan pertanian yang Bapak canangkan?
Untuk 20 tahun ke depan tidak akan ada alih fungsi lahan di Karawang. Hal itu diatur melalui Perda (peraturan daerah) tentang lahan pangan berkelanjutan. Lahan pangan pertanian berkelanjutan itu akan melindungi berbagai bentuk alih fungsi lahan pertanian ke nonpertanian. Sebagai pemerintah daerah kami akan berupaya semaksimal mungkin mempertahankan Karawang sebagai daerah lumbung padi.
Bagaimana rencana strategis Bapak terhadap Karawang 20 tahun ke depan? Karawang mau dibawa ke mana?
Saat ini produksi padi Karawang meningkat sebesar 3% sekitar 1,5-juta ton. Hal itu masih menggunakan pola bercocok tanam lama. Memang sulit mengubah pola tani yang ada, tapi selaku pemerintah daerah kami terus mendorong supaya Karawang tetap menjadi lumbung padi nasional dengan beragam inovasi.***