Kucing baru ras somali berbulu panjang dan tebal, cornish rex berbulu pendek dan mengeriting.
Namanya Safranika Ustin. Ia senang dimanja, tak suka dengan orang yang agresif. “Jangan dipaksa atau dikejar. Dia lebih suka dengan orang yang cuek,” ujar Cacang Effendi. Ketika Cacang memanggil namanya, Ustin malah menjauh. Namun, saat Cacang diam, Safranika Ustin justru mendekat dan minta dimanja. Itulah karakter kucing ras somalia. Cacang baru mendatangkannya dari Rusia pada Juni 2015.
Saat itu umur Ustin baru 4 bulan. Cacang, pehobi kucing di Kota Bekasi, Provinsi Jawa Barat, jatuh hati melihat tampang Ustin. Ustin kucing ras somali pertama yang datang ke Indonesia. Meski ada embel-embel somali, sejatinya kucing berbulu panjang dan tebal itu bukan berasal dari negeri di tanduk Afrika itu. Ras somali justru berasal dari Ethiopia, tetangga Somalia di bagian barat.
Mirip abisinian
Penangkar kucing somali, Abdi Fara, pertama kali mengekspor kucing somali ke Amerika utara pada 1940. Ras itu kemudian menyebar ke berbagai negara. Cacang justru mendatangkannya dari Rusia. Menurut Cacang Effendi yang juga menjabat presiden Cat Fancier Sosiety of Indonesia (CFSI), karakter somali mirip abisinian. Itu karena somali keturunan abisinian yang mengalami mutasi, yakni berbulu panjang.
Oleh karena itu ada pula yang menyebut somali sebagai abisinian berbulu panjang. Menurut Cacang karakter Ustin sangat ramah dan aktif bermain. Cacang mengatakan kebanyakan pencinta kucing mensyaratkan berbulu panjang untuk kucing peliharaannya. Bulu panjang tampak lucu seperti kucing ras persia.
“Jika pemilik senang lebih sering bermain dengan kucingnya, ras somali yang memiliki bulu panjang dan aktif bisa menjadi pilihan,” ujar Cacang. Ia kini memiliki Ustin (jantan, 8 bulan) dan Tea (betina, 5 bulan). Cacang mendatangkan Tea dari Rusia satu bulan yang lalu. Bulu Tea unik karena lebih pendek alias abivarian. Abivarian merupakan anak dari perkawainan abisinian dan somali.
Namun, tidak semua perkawinan antara abisinian dan somali menghasilkan abivarian atau somali berbulu pendek. “Jika perkawinan antarras itu menghasilkan bulu pendek maka disebut abivarian tapi kalau menghasilkan bulu panjang kita sebut somali,” ujar pendiri komunitas Sukses Beternak Kucing Ras itu. Sosok Tea lebih kecil dibandingkan Ustin. Mafhum, umurnya memang berbeda tiga bulan.
Selain itu bobot jantan cenderung lebih besar dibandingkan betina. Bobot normal kucing somali jantan dewasa mencapai 5 kg sementara betina 3—4 kg. Kedua kucing itu memiliki warna bulu yang sama, cokelat keemasan sedikit gelap dengan garis hitam di punggung sampai ekor. Itu yang membuat Ustin dan Tea semakin serasi. Cacang akhirnya melepas sepasang kucing itu Rp150-juta kepada Jimmy Oetji, pehobi di Bandung, Jawa Barat.
Bulu pendek
Walau sudah pindah pemilik, Ustin dan Tea tetap tinggal di kediaman Cacang. Cacang dan Jimmy berencana mengawinkan mereka. “Kami tunggu yang betina siap dulu. Sekitar usia 1 tahun baru siap dikawinkan,” ujar Cacang. Selain Cacang pehobi kucing di Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat, Chandra Gunawan, juga gemar membawa kucing ras baru ke Indonesia.
Chandra mendatangkan dua cornish rex dari Rusia pada 2014. Pehobi itu memberi nama Josepin dan Laurelin yang berbulu hanya sepanjang 1 cm. “Perawatan cornish rex lebih mudah karena bulunya pendek sekali,” ujar Chandra. Bulu pendek itu terlihat lebih unik karena mengeriting. Selain keunikan bulunya, sifat ingin tahu Josepin dan Laurelin tinggi sehingga terlihat atraktif dan agresif.
Itu membuat Chandra semakin kepincut dengan kucing mirip devon rex. Kedua kucing itu berumur 10 bulan. Josepin merupakan kucing betina dengan bobot 2,19 kg, sedangkan Laurelin kucing jantan berbobot 6,69 kg. Menurut Cacang, semua kucing memerlukan tahap adaptasi saat berpindah tempat tinggal. Waktu adaptasi kucing pendatang dari mancanegara lebih lama, mencapai 30 hari.
Penyesuaian lingkungan, seperti suhu dan makanan adalah hal yang perlu diperhatikan. Salah penanganan menyebabkan kucing stres atau rontok bulu. Hal utama yang menyebabkan bulu rontok adalah suhu ruangan. “Jika terlalu panas, rontoknya bisa semakin parah,” ujar Cacang. Suhu ideal untuk ras somali adalah 22—23°C. Selain suhu, penggunaan sampo yang tidak cocok juga bisa mengakibatkan bulu rontok.
Cacang memberikan pakan khusus setiap hari. Volume pakan 100 gram setiap pagi. Namun, menurutnya frekuensi pemberian makan tidak perlu dibatasi. “Jika siang atau sore hari makanan sudah habis maka bisa ditambah lagi. Yang penting tempat makan tidak kosong.” ujarnya. Selain itu, ia juga menambahkan campuran daging giling dan makanan kucing beraroma ikan setiap siang sebanyak satu sendok makan.
Cacang mencampurkan kedua bahan itu dengan perbandungan 3:1. Tujuannya untuk mencegah kucing bosan dengan pakannya. Adapun Chandra hanya memberikan satu jenis pakan kucing sebanyak dua kali sehari. Ia memberi pakan pada pukul 09.00 dan 16.00. (Ian Purnama Sari)