Saturday, October 5, 2024

Duo Sukun Jumbo di Kebun Prakoso

Rekomendasi
- Advertisement -

Begitu turun dari mobil, ahli alih informasi pertanian Thailand-Indonesia itu bergegas menghampiri kios buah beratap rumbia. Diambilnya beberapa jambu batu berukuran jumbo yang diidam-idamkannya. Setelah buah ditimbang dan dibayar, Nancy langsung menyantap daging yang tanpa biji. “Ehm, enak, manis, segar, dan renyah,” ujarnya. Terbebas sudah rasa penasarannya selama ini. Kini Psidium guajava itu jadi oleh-oleh favorit bila pulang ke tanah air.

Penampilan jambu sukun super jumbo itu memang menggiurkan. Bentuk nyaris persegi panjang dengan diameter bagian tengah setara lengan pria dewasa yang rutin berlatih beban. Sepintas mirip buah kakao tapi tumpul. Bandingkan sukun di Indonesia yang seperti apel malang. Sukun di Thailand itu berbobot rata-rata 400—500 g per buah. Bobot maksimal mencapai 1 kg per buah.

Trubus menyaksikan di Pasar Otoko—depan Pasar Chatucak, Bangkok—ia selalu dipajang di deretan terdepan setiap kios buah. Ketika mengambilnya sebuah yang berbobot 900 g Trubus harus menukarnya dengan 54 bath setara Rp10.800. Si pedagang lalu menyerahkan dalam bentuk irisan. Bunyi kresh terdengar begitu digigit. Rasa manis pun langsung menyergap lidah. Daging buah tebal dan padat. Makin ke dalam tekstur makin empuk. Kebanyakan jambu sukun di Indonesia berongga, masir, dan kurang manis.

Bangkok epal

Citarasa itu mengingatkan Trubus kala berkunjung ke Jabatan Pertanian Malaysia—setara dengan departemen pertanian di Indonesia — di Kualalumpur, 6 bulan lalu. Saat itu di depan kantor yang berlokasi di bilangan Sultan Salahuddin itu sedang digelar pasar kaget. Di salah satu lapak, terlihat tumpukan sukun mirip yang ada di Indonesia, tapi berukuran lebih besar. Warga negeri jiran menyebutnya bangkok epal.

Ukuran bangkok epal tidak sebesar farang—sebutan sukun di Thailand. Paling banter 500 g per buah. Sepintas penampilannya mirip jambu apel yang ditanam Eric Wiraga, kolektor buah di Bandung. Namun, permukaan kulitnya berlekuk-lekuk dan tidak rata, yang di kebun Eric lebih halus tapi dipenuhi bintik-bintik. Waktu matang bangkok epal hijau kekuning-kuningan.

Selain dijajakan di pasar kaget, Trubus menemukan bangkok epal di kios buah di tempat peristirahatan tol Bidor—Perak. Harga per kilo mencapai RM4, setara Rp9.000. Di Johor lebih mudah ditemukan. Negeri di paling selatan semenanjung Malaysia itu memang sumber jambu sukun. Biawas—julukan di sana—dijajakan di hampir seluruh Kualalumpur. Di pasar lokal permintaannya cukup besar sehingga tak sempat memenuhi permintaan ekspor.

New variety

Keistimewaan bangkok epal dan farang membuat Prakoso Heryono, penangkar buah di Demak, kepincut. Makanya saat berkunjung ke pameran pertanian di Universitas Kasetsart, Bangkok, 2,5 tahun silam, ia langsung memboyong 10 bibit. Untuk itu Prakoso rela mengeluarkan Rp60-ribu—Rp70-ribu per bibit asal setek setinggi 20—30 cm. Kini 100 tanaman setinggi 2 m tumbuh subur di kebun koleksinya di Kendal, Jawa Tengah.

Dua bangkok epal dibeli ketika melawat ke Malaysia. Namun, sampai sekarang tanaman itu belum diperbanyak. Padahal, keduanya sudah belajar berbuah. “Kualitas buahnya bagus. Rasa tidak berubah karena saya buat lingkungannya semirip mungkin dengan negara asal,” tutur Prakoso.

Sebelum bibit ditanam di lubang sedalam 70 cm, dibenamkan 20 kg pupuk kandang. Pupuk organik itu diberikan agar ukuran buah besar dan lebih manis. Lubang dibiarkan dulu selama 1—2 hari. Setelah bibit ditancapkan , 1 sendok makan SP36 ditaburkan di sekeliling tanaman. Selanjutnya setiap 10 hari ditabur pupuk buatan dengan kandungan N dan P tinggi untuk merangsang pertumbuhan daun. Menjelang berbuah pupuk diganti dengan yang kandungan P dan K-nya tinggi. Pupuk kandang diberikan setiap 3 bulan sekali, dosis 10 kg disebarkan di sekitar tajuk tanaman.

Panen sedikit

Lantaran bertajuk lebar, jarak tanam dibuat lebih besar agar cabang tidak saling bersinggungan. Idealnya ia ditanam dengan jarak 7 m x 7 m. Cabang pendek dan banyak, sifat khas tanaman farang. Percabangan muncul pada ketinggian 70 cm dari tanah. Dalam 1 tanaman bisa muncul 10—15 cabang. Uniknya cabang berbentuk segi empat dan kecil seukuran telunjuk, tapi mampu menopang buah berukuran besar. Supaya tanaman tidak roboh sebaiknya ia diberi penyangga.

Saat berbuah pekebun harus melakukan penjarangan karena dalam 1 cabang muncul 2—3 buah. Pertahankan 1—2 buah berpenampilan mulus agar ukuran buah maksimal dan cabang tidak patah karena keberatan. Ketika buah seukuran kelereng, bungkus dengan plastik transparan untuk menghindari serangan lalat buah.

Produkstivitas farang relatif rendah. Menurut ayah 2 anak itu, panen pertama hanya 6—8 buah, berukuran 500—700 g per buah. Panen kedua mencapai 15—20 buah; ukuran rata-rata 900 g per buah. Panen berikutnya pekebun bisa memetik 25—30 buah. Jumlah panen terus meningkat hingga tanaman berumur di atas 10 tahun. (Bertha Hapsari)

Kecil itu Indah

“Wow…, cantiknya,” ucap seorang pengunjung Taman Buah Mekarsari terkagum-kagum. Sorot matanya tajam mengamati setiap jengkal tajuk tabulampot jambu air di sebuah rumah kaca. Meski hanya setinggi 50 cm, pohon mini yang ditanam di pot plastik berdiameter 22 cm itu sarat buah kecil-kecil yang berkilauan.

Itulah tabulampot jambu air kancing mutiara, andalan terbaru taman buah di Cileungsi, Bogor. Dengan warna putih bersih, buah-buah kecil sebesar ujung jempol itu tampak berkilau. Kehadirannya bagai butir-butir mutiara bertaburan di antara dedaunan hijau. Bila melihatnya, Anda pun pasti terpesona dengan keindahannya.

Kancing mutiara baru dikoleksi sejak Maret tahun lalu. AF Margianasari, kepala Bagian Produksi Buah, tak sengaja menemukannya. Ketika berburu tanaman ke beberapa penangkar, ia mendapatkan salah satu pohon berbuah di antara ratusan bibit jambu kancing. Riris—sapaan Margianasari—tertarik memboyongnya ke Mekarsari lantaran penampilan buah lain dari biasanya.

“Selain putih bersih, bentuk buah jugatak seperti jambu kancing biasa,” ujarnya. Lazimnya jambu air mini berbuah bulat gepeng mirip kancing baju. Kancing mutiara berbuah bulat sedikit lonjong. Pantat buah juga tidak merekah seperti jambu kancing, melainkan menguncup mirip jambu bol.

Kancing mutiara tergolong cepat berbuah. Pada umur sekitar 1,5 tahun ia sudah sarat buah. Padahal, tidak ada perlakuan istimewa yang diberikan. Karena sifat itulah Taman Buah Mekarsari (TBM) berencana mengembangkannya untuk mengisi pasar tabulampot mini yang sedang digandrungi. Namun, Anda yang ingin mengoleksi terpaksa harus sabar menunggu. Sebab, TBM baru memiliki 1 induk yang akan diperbanyak tahun ini.

Khirsapatti maldah

Yang mini dari TBM tak hanya mutiara putih itu. Jenis lain tak kalah menarik misalnya, mangga khirsapatti maldah, delima mini, dan jambu biji variegata. Yang pertama mangga introduksi dari India. Sebagai buah konsumsi, ia kalah bersaing dengan arumanis yang sudah “menempel” di lidah orang Indonesia. Rasa agak asam, daging buah berserat, meski aroma harum menggoda.

Lain halnya bila ia tampil sebagai tabulampot. Buah cantik, mirip gedong gincu. Sosok kecil, bentuk bulat lonjong, dan berwarna kuning kemerahan saat matang. Lagipula ia rajin berbuah. “Setahun bisa 3 kali dengan produksi 15—20 buah/musim,” papar Riris.

Tajuk tanaman juga indah dengan percabangan banyak dan kompak. Tanaman setinggi 1,5 m itu berdaun rimbun, membuat tabulampot terkesan subur dan sehat. Mangga berdaun kurus panjang mirip mangga apel itu memperkaya koleksi TBM sejak 1997. Bibitnya didatangkan dari kebun koleksi mangga Cukurgondang, Pasuruan.

Delima mini

Disebut delima mini lantaran ukuran buah kecil hanya sebesar bola pingpong. Meski begitu ia cocok dikembangkan sebagai penghias halaman rumah. Selain rajin berbuah, bunganya juga cantik. Warnanya merah, tumbuh rapat di setiap ruas cabang yang rimbun.

Tanaman hasil eksplorasi TBM pada 1997 itu berasal dari Bogor. Di kebun koleksi beragam jenis buah-buahan seluas 260 ha itu ditanam dalam pot kecil berdiameter 22 cm. Dengan sedikit pemangkasan, tinggi pohon dapat dipertahankan kerdil hanya setinggi 0,5 m.

Jambu biji variegata

Si mini yang satu ini sudah banyak dikoleksi para hobiis. Koleksi jambu biji variegata juga tampil imut-imut. TBM memiliki jambu biji variegata yang daunnya berbelang putih di tengah, di tepi, dan ada yang splash seperti diciprati cat air menggunakan kuas.

 

Buah yang berukuran maksimal sebesar bola pingpong umumnya polos seperti jambu biji biasa, tapi ada juga yang belang-belang putih kekuningan. Meski tak ada buah, koleksi TBM dari berbagai daerah itu tetap cantik karena daunnya yang unik. (Fendy R Paimin)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Penyerahan Tanda Daftar Varietas Anggur Jawa Barat

Trubus.id—Direktorat Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Perlindungan Varietas Tanaman dan Perizinan Pertanian (PVTPP) menyerahkan  Tanda daftar Varietas (TDV)...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img