Trubus.id-Pehobi tanaman hias di Kecamatan Cilandak, Kota Jakarta Selatan, Henry Biantoro, mengolah media tanam dengan tepat. Menurut Henry kunci tanaman sehat berasal dari penggunaan media tanam yang tepat.
Henry menggunakan media tanam berupa campuran sekam mentah, serbuk sabut kelapa, cacahan humus andam, sekam bakar, pasir malang, dan butiran zeolit. Dari campuran itu bahan yang difermentasi hanya sekam mentah, serbuk sabut kelapa, dan cacahan humus andam.
Sebelum melakukan proses fermentasi Henry merendam ketiga bahan itu selama sepekan. Dalam jangka waktu itu ia mengganti air sebanyak 2—3 kali. Perendaman serbuk sabut kelapa bertujuan untuk menghilangkan tanin yang dapat menghambat pertumbuhan tanamna.
Sementara perendaman sekam mentah bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang menempel. Tujuannya saat proses fermentasi tidak mengeluarkan bau yang menyengat. Setelah direndam, seluruh bahan media tanam itu dimasukkan ke dalam drum berisi 150 liter air yang telah diberi 250 gram gula dan 1 liter EM-4.
Setelah itu diaduk hingga merata dan pastikan ketiga bahan itu terndam sempurna. Selanjutnya Henry menutup drum dan menyimpan pada tempat yang teduh. Ia rutin mengaduk sekali dalam sepekan supaya fermentasi merata.
Apabila suhu campuran media tanam dalam drum sama dengan suhu kamar dan aromanya tidak menyengat, berarti proses fermentasi berhasil. Biasanya proses fermentasi selesai dalam waktu minimal sebulan. Sekali fermentasi Henry menghasilkan 20 karung media tanam dari 2 drum besar.
Teknik fermentasi yang dipakai selama ini hanya menyiramkan larutan EM-4 ke dalam campuran media tanam. “Dengan melalui tahap perendaman proses fermentasi media tanam akan merata,” ujar Henry.
Menurut Henry penggunaan media tanam fermentasi membuat tanaman aglaonema tahan banting menghadapi penyakit busuk akar. Pertumbuhan tanaman juga menjadi optimal.
