Trubus.id-Kualitas mutu yang baik menjadi salah satu kunci buah lokal tetap digemari oleh konsumen. Menurut pekebun dan pemasok buah tropis di Kota Jakarta Utara, Tatang Halim, salah satu hal yang menyebabkan impor buah karena beberapa konsumen kurang mengenal buah lokal.
Kebutuhan pangan buah sebagian masih mengandalkan pasokan dari mancanegara. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis nilai impor buah pada Juli 2024 mencapai US$21,74 miliar. Terdapat kenaikan nilai impor sebesar 11,07% dibandingkan pada Juli 2023. Cina merupakan salah satu negara pemasok buah terbesar di Indonesia.
Terdapat 479,5 juta kg buah diimpor dari Cina Pada 2022. Peringkat kedua dari Thailand sebesar 71,1 juta kg. Selanjutnya dari Amerika Serikat dan Mesir dengan jumlah 34,9 juta kg. Konsumen mengonsumsi buah impor lantaran kualitas terjamin.
Sebenarnya konsumen menyukai buah lokal dengan kualitas yang baik dan stabil. “Terkadang ada kualitas rasa yang berantakan,” tambah Tatang. Maksudnya beberapa kualitas buah lokal susah untuk dideskripsikan. Hal itu memicu turunnya konsumsi buah lokal dalam negeri.
Padahal sebenarnya konsumen dalam negeri gemar mengonsumsi buah lokal premium. Kualitas buah lokal sangat ditentukan oleh varietas yang unggul. Tatang menambahkan “pemilihan pengembangan varietas sangat penting pada proses budi daya”.
Sebagai contoh kasus pengembangan jeruk dekopon. Konsumen dalam negeri sangat menyukai jeruk dekopon impor. Padahal jeruk dekopon lokal sudah dikembangkan. Namun, konsumen kurang berminat lantaran kualitas rasa yang tidak sesuai. Nama dagang di pasar memang sama-sama dekopon. Tetapi jeruk dekopon impor dan jeruk dekopon lokal merupakan dua varietas yang berbeda.