Trubus.id-Kopi merupakan salah satu komoditas unggulan yang di daerah Temanggung, Provinsi Jawa Tengah. Pekebun melakukan budi daya secara intensif untuk menghasilkan biji kopi berkualitas. Salah satu ciri biji kopi berkualitas yakni padat dan berbobot.
Pekebun kopi di Desa Kemuning, Kecamatan Bejen, Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, Tumardi, menghasilkan kopi robusta premium. Ia menanam menanam kopi secara polikultur. Pohon kopi tumbuh diantara tegakan sengon, lamtoro, kleresede (gamal), dan pisang.
Pada bagian bawah terdapat tanaman rimpang seperti jahe emprit, kunyit, dan kapulaga. Ia menanam kopi pada 11 lahan terpisah dengan total luas sekitar 8 hektare. Sekali musim panen Tumardi menuai 3,5 ton biji kopi. Tanaman kopi di kebun Tumardi belajar berbuah pada umur 3—5 tahun.
Ia menggunakan keranjang bambu atau lazim disebut dengan kreneng untuk menyimpan ceri hasil petikan. Setiap tanaman menghasilkan 1 kreneng setara 6 kg kopi ceri. Selanjutnya pada umur 5—8 tahun tanaman menghasilkan 2 kreneng setara 12 kg, lebih dari 8 tahun menghasilkan 3 kreneng setara 18 kg.
Untuk menghasilkan tanaman kopi yang produktif Tumardi melakukan teknik budi daya dan pengolahan lahan secara efektif. Meskipun terdapat berbagai macam tanaman lain di kebunnya, Tumardi memprioritaskan pemberian pupuk pada tanaman kopi.
Tumardi menggunakan pupuk kimia dengan aplikasi 2 kali dalam setahun. Selain pemupukan ia juga memerhatikan pemangkasan. Setiap usai panen ia melakukan rempelan besar. Yakni memangkas cabang-cabang yang ternaungi. Ia juga rutin memangkas tunas air alias cabang nonproduktif. Tujuannya supaya produksi maksimal.
Tumardi menanam kopi pada lahan dengan ketinggian 400—800 m dpl. Perawatan yang tepat didukung dengan geografis yang baik untuk tanaman kopi. Maka menghasilkan biji kopi padat dan berbobot. Sekilogram green bean atau kopi beras hanya memerlukan 3,7—4 kg ceri.