Langit nan biru terlihat kontras dengan warna merah genting. Bukan, itu bukan di Sisilia—pulau elok dipisahkan oleh Selat Messina dari daratan Italia—yang pernah dikunjungi 9 tahun silam. Pemandangan bak negeri surgawi itu membentang di rumah peristirahatan Suryanto di kaki Gunung Gede-Pangrango, Cipanas.
Perjalanan ke pulau terbesar di Laut Tengah itu memang meninggalkan kesan mendalam buat pria kelahiran Malang 52 tahun silam itu. Rumah-rumah, taman-taman, dan orang-orang di pulau beribukota Palermo itu membekas di benak. Kadung jatuh cinta pada suasana di sana, Suryanto pun bermimpi memindahkan pesona Italia ke Indonesia. Jadilah sebuah rumah peristirahatan bak dalam taman fi rdaus di kaki Gunung Gede-Pangrango, Cipanas.
Dari teras bangunan khas Negeri Pizza itu terbentang pemandangan menakjubkan. Taman mediterania yang berkesan kering berpadu serasi dengan taman tropis nan meneduhkan. Sikas glen iddle blue berwarna hijau kebiruan, enchepalartos crispinosus bertumpuk, kaktus saguaro raksasa, zamia kristata, dion nan hijau, dan euphorbia putih polos tanpa bunga menyatu harmonis dalam taman bergaya mediterania di sisi kiri bangunan.
Nun di bagian depan, deretan palempaleman, anthurium, begonia, beragam puring, kembangsepatu, hingga pandanbali membentuk nuansa alami khas negeri tropis. “Taman tropis berkesan adem dan meneduhkan,” kata Suryanto. Sesekali terdengar gemericik air dari kolam berhiaskan patung-patung dan teratai. Suasana nan tenang itulah yang menemani wedding decorator kenamaan itu kala tetirah di rumah peristirahatan.
Koleksi mancanegara
Agak ke belakang, dekat teras samping, pemandangan nan menawan kembali terhampar. Kali ini yang tampil ialah taman penuh warna. Di sana begonia bercorak ungu dan perak, dieff enbachia berwarna hijau keemasan, aglaonema merah, paperomia nan hijau keunguan, berpadu cantik dengan keladi berdaun merah dan hijau, violces berbunga biru, ungu, dan merah magenta, serta anthurium berbunga indah.
Suasana kian semarak dengan kehadiran phalaenopsis bernuansa ungu, putih, kuning, kecokelatan, hingga totol-totol yang berbunga serempak. Sementara di sisi lain dekat pintu masuk, deretan mawar berwarna merah, putih, dan kuning, bunga-bunga hortensia, geranium, begonia bernuansa jingga hingga merah muda, dan bromelia menebarkan pesona. Pendek kata hampir tak ada jengkal tanah tersia-sia, semua tertutup tanaman.
Beralasan bila decak kagum kerap terlontar dari mulut para tamu yang berkunjung. Maklum selain tertata rapi dan asri, tanaman yang digunakan istimewa. “Semua koleksi saya kumpulkan sendiri dari berbagai nurseri,” tutur pria yang merancang sendiri taman impian itu. Tak melulu dalam negeri, pun nurseri mancanegara. Maka pandanbali khas Indonesia berpadu dengan anggrek bulan asal Taiwan, keladi bernuansa pelangi dari Th ailand hingga violces berwarna-warni dari Bosnia dan Hongkong. Semua menciptakan pesona taman surgawi di kaki Gede-Pangrango. (Evy Syariefa)