Monday, March 27, 2023

Greenhouse Canggih Mampu Mengontrol Suhu dan Kelembapan Sendiri

Rekomendasi

Trubus.id — Saat ini sedang tren budidaya tanaman di dalam greenhouse menggunakan sistem hidroponik. Menanam di dalam greenhouse bertujuan menjaga kualitas hingga kontinuitas produksi.

Salah satu tanaman yang biasa dibudidayakan di dalam greenhouse adalah tomat. Prabu, salah salah seorang petani di Kelurahan Cipayung Datar, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, yang menanam tomat di dalam greenhouse seluas 5.000 m2.

Kunci sukses budidaya tomat di dalam greenhouse adalah suhu dan kelembapan. Menariknya, greenhouse kepunyaan Prabu terbilang canggih. Hal ini karena rumah tanamnya mampu mengontrol suhu dan kelembapannya sendiri.

Prabu menanam tomat beef dengan populasi 12.000 tanaman per rumah tanam seluas 2.500 m2. Tanaman kerabat kentang itu tumbuh optimal di dalam greenhouse lantaran iklim mikro sangat menunjang pertumbuhan.

Lalu bagaimana alat pengatur suhu bekerja? Suhu ideal untuk tanaman tomat di dalam greenhouse 27°C dan kelembapan 60%. Suhu dan kelembapan di luar greenhouse tentu saja fluktuatif. Kondisi itu tentu memengaruhi iklim mikro di dalam rumah tanam.

Prabu mencontohkan, ketika suhu dalam greenhouse melebihi ambang batas, misalnya di atas 30°C, alat pengatur suhu akan bekerja untuk menurunkan. Caranya, dengan menghidupkan kipas secara otomatis.

Atap rumah tanam juga membuka dengan sendirinya ketika intensitas sinar matahari yang diterima rendah dan kembali menutup setelah intensitas sinar matahari yang diterima cukup tinggi.

Demikian pula ketika kelembapan kurang dari 50%, sprinkler di greenhouse akan aktif menyemburkan air di lokasi tertentu. Upaya tersebut bertujuan menstabilkan suhu dan kelembapan agar ideal untuk pertumbuhan tanaman.

Hal itu karena irigasi canggih melengkapi rumah tanam. Penyiraman sekaligus pemupukan tanaman alias fertigasi berjalan sangat efisien. Rumah tanam yang dikelola Prabu hasil rakitan PT Daya Sentosa Rekayasa.

Perusahaan itu sudah 34 tahun menjual sistem irigasi bekerja sama dengan PT Netafim asal Singapura. Petrus Andianto, S.P., Direktur Utama PT Daya Santosa Rekayasa (DSR), mengatakan, PT Daya Santosa Rekayasa menawarkan beragam sistem hidroponik seperti sistem irigasi pasang surut, aeroponik, rakit apung, dutch bucket, Deep Flow Technique (DFT), dan Nutrient Film Technique (NFT).

Lebih lanjut, Petrus menyarankan sebelum membangun greenhouse, petani perlu memperhatikan kemiringan lahan maksimal 1–2% dengan arah dari utara ke selatan atau sebaliknya. Lahan yang terlalu miring menyebabkan greenhouse mudah roboh.

Jika greenhouse dibangun pada arah barat ke timur atau sebaliknya, membuat pengaruh bayangan (shadow effect) pada tanaman dan membuat distribusi sinar matahari tidak merata. Menurut Petrus, ukuran ideal bangunan greenhouse minimal 1.000 m2.

Meskipun begitu, menurut Petrus, kunci utama budidaya tanaman dengan sistem hidroponik, antara lain minat (passion), pengetahuan (knowledge), dan alat (tools). Jika seluruh komponen berjalan beriringan, dapat dipastikan budidaya tanaman yang dilakukan akan berjalan dengan baik.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mengolah Singkong Menjadi Gula

Trubus.id — Gula cair dapat mudah dibuat dari hidrolisis pati. Sumber pati pun melimpah seperti singkong. Mengapa singkong? Singkong...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img