Friday, April 26, 2024

Hemat Benih Panen Meningkat

Rekomendasi
- Advertisement -

 

Teknik Cabang GandaTeknik percabangan ganda hemat biaya benih 40%Dalam budidaya melon golden, benih komponen biaya tertinggi. Untuk lahan 9.000 m2 Wahidudin biasanya menghabiskan 30 pak benih setara 13.000 tanaman. Dengan harga benih golden apollo Rp420.000/pak total biaya benih Rp12,6-juta. Jumlah itu mencapai 20% biaya produksi.

Wahidudin mampu menghemat benih setelah menggandakan cabang melon. Dengan cara itu pekebun di Desa Cibeber, Kampung Kedalaman, Kota Cilegon, Provinsi Banten, itu hanya menghabiskan 18 pak untuk 8.000 tanaman di luasan sama. Jumlah benih lebih irit karena jarak tanam lebih renggang, yakni 80 cm untuk satu tanaman, biasanya 110 cm untuk 2 tanaman. Total biaya benih yang dikeluarkan cuma Rp7,65-juta. Artinya, Wahidudin mampu menghemat biaya benih hingga 40%.

Pupuk intensif

Wahidudin mulai menggandakan cabang melon  saat tanaman berumur 7 – 8 hari setelah tanam. Ia memotong batang pada ruas daun ke-5 dan menyemprotkan fungisida untuk mencegah infeksi cendawan penyebab penyakit. Setelah 3 – 4 hari,  muncul tunas-tunas baru di bawah bekas potongan. Ia memilih mempertahankan tunas pada cabang ke-3 dan 4. Kedua tunas itulah yang dipelihara hingga menghasilkan buah.

Supaya tanaman tumbuh optimal dengan dua cabang, maka jumlah nutrisi untuk setiap tanaman ditambah. Pada umur seminggu setelah tanam Wahidudin memberikan 1,5 sendok makan pupuk NPK per tanaman, biasanya hanya 1 sendok makan. Pupuk ditabur pada lubang pemupukan yang berjarak 10 cm dari lubang tanam.

Lima hari berikutnya ia memberikan pupuk NPK yang dilarutkan dalam air dengan konsentrasi 1,5 kg/liter. Pada budidaya konvensional dosisnya hanya 1 kg/liter. Pupuk dikocorkan pada lubang pupuk sebanyak 200 ml per tanaman per 5 hari. Setiap 2 pekan dosis pupuk kocor dinaikkan dari 1,5 kg/l menjadi 2 kg/l, dan 2,5 kg/l hingga pekan ke-8. Jumlah dosis itu lebih tinggi ketimbang budidaya dengan batang tunggal yang hanya 1 kg/l; 1,5 kg/l; dan 2 kg/l.

Pada umur 6 – 8 minggu Wahidudin memberikan pupuk mengandung nitrogen, kalsium, dan boron dengan perbandingan 15,5:25,6:0,3 dan pupuk yang mengandung nitrogen, fosfor, kalium, magnesium, sulfur, boron, mangan, dan seng (15:9:20:2:3,8:  0,015:0,02:0,02). Kedua pupuk itu di-campur masing-masing sebanyak 1 kg dan 1,5 kg dan dilarutkan dalam 100 liter air. Dosis itu 20% lebih tinggi ketimbang budidaya konvensional yakni 2 kg/100 liter.

Menurut ahli pupuk di Jakarta, Yos Sutiyoso, pupuk lengkap sebaiknya diberikan sejak masa vegetatif tanaman agar produksi maksimal. Selain pupuk sintetis kimia, Wahidudin juga memberikan pupuk hayati dengan dosis 1 cc/liter. Pupuk dikocorkan pada lubang tanam. Frekuensi pemupukan tiap 10 hari, selang-seling dengan pemberian pupuk sintetis kimia.

Ketika berumur 24 – 30 hari setelah tanam, tanaman mulai berbuah. Saat pentil serukuran buah lengkeng lakukan seleksi buah. Buah yang muncul pada ruas ke 9 – 10 dari pangkal tunas percabangan dipertahankan. Sementara daun yang tumbuh di bawah lokasi buah dipangkas. Tujuannya agar nutrisi yang diberikan benar-benar optimal untuk pertumbuhan buah, bukan daun.

Agar produksi buah maksimal, Wahidudin juga melakukan pewiwilan tunas-tunas baru sejak 8 hari setelah tanam. Pewiwilan dilakukan setiap hari. Pada minggu ke-5 setelah tanam, Wahidudin melakukan topping alias pemangkasan pucuk pada daun ke 25 – 27. Tujuannya agar hasil fotosintesis tanaman terangkut ke buah. Pada hari ke-60 melon siap dipanen. Masa panen melon cabang 2 lebih lama     4 hari dibandingkan dengan melon cabang tunggal. Namun, Wahidudin bisa memanen 25 ton melon golden, budidaya konvensional hanya 16 ton dari luasan sama.

Risiko tinggi

Kualitas buah pun terjaga. Sebanyak 80% di antaranya tergolong grade A (>1,4 kg)  dan 20% tergolong grade B (1,2 – 1,3 kg). Kadar kemanisan mencapai 15° brix. Melon grade A dijual Rp 7.000 – 7.500/kg, sedangkan grade B Rp5.000 – Rp6.000/kg.

Ketua Ikatan Petani Melon Cilegon (IPMC), Ade Dwi Adedi, mengacungkan jempol untuk kesuksesan Wahidudin.  “Melon golden lebih rewel dan rentan mati ketimbang jenis melon lain.  Karena itu pekebun enggan menerapkan cara percabangan ganda karena berisiko tinggi,” ujar Ade.

Nun di Magelang, Jawa Tengah, Marsudi juga menerapkan teknik serupa pada melon kinanti seluas 1,5 hektar. Seperti halnya golden apollo, kinanti juga tergolong rewel. Nyatanya hasilnya sama-sama memuaskan. Marsudi mampu menghasilkan melon kinanti dengan bobot rata-rata 1,7 kg  per buah dari setiap cabang.  Padahal, ia baru pertama kali menerapkan cara itu. “Dengan cabang dua kebutuhan benih lebih hemat setengahnya dan hasilnya lebih banyak,” ujar petani selama 29 tahun itu.

Menurut kepala Pusat Kajian Tanaman Buah Tropika (PKBT) IPB, Sobir PhD, teknik budidaya cabang dua dapat meningkatkan produksi melon bila kebutuhan tanaman tercukupi dengan baik. Karena itu jumlah nutrisi yang diberikan mesti lebih banyak.  “Pemilihan tunas percabangan harus tepat, jarak tanam yang digunakan harus dipertimbangkan, serta perlakuan  topping untuk menghentikan pertumbuhan daun sehingga energi bertambah untuk buah,” kata Sobir. Dengan begitu,  benih hemat, panen pun meningkat, (Desi Sayyidati Rahimah/Peliput:  Sardi  Duryatmo)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tiga Perkutut Primadona

Trubus.id—Keunikan warna bulu membuat perkutut menjadi primadona. Menurut peternak asal Kebumen, Provinsi Jawa Tengah, Lukman Nur Wahid ada tiga...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img