Wednesday, September 11, 2024

Indonesia Darurat Ganoderma: Inovasi Alat Pendeteksi untuk Pengendalian Lebih Dini

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Ganoderma menjadi momok menakutkan bagi pekebun kelapa sawit.  Peneliti di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS), Taufiq Caesar Hidayat, S.P., M. Sc., mengatakan, sebetulnya Ganoderma boninense sudah ada di Indonesia sebelum sawit masuk ke tanah air.

Ia menuturkan cendawan itu saprofit pada kelapa dan tanaman berkayu. Setelah sawit masuk ke Indonesia, spora ganoderma bisa tumbuh di batang sawit dan ternyata sifatnya merusak seperti penyakit.

“Pada tahun 1800-an ganoderma sudah ada, tetapi karena generasi pertama jadi masih kuat. Apalagi perkembangan ganoderma masih sedikit,” kata Taufiq.

Setelah penanaman kedua hingga keempat perkembangan ganoderma berkali-kali lipat sehingga makin banyak. Menurut Taufiq saat ini Indonesia darurat ganoderma.  Alasannya makin muda tanaman yang terserang.

Lazimnya peremajaan sawit saat tanaman berumur 25 tahun. Menurut Taufiq kini peremajaan sawit sudah ada saat tanaman berumur 17 tahun karena populasi tegakan sudah tidak ideal akibat serangan ganoderma.

Ia menuturkan semula 143 batang per ha, menjadi kurang dari 80 tanaman per ha. Kondisi itu tidak ideal dipertahankan sehingga harus peremajaan.

“Toleransi kita untuk up and down produksi sekitar 5%. Kalo sudah 20% itu mengganggu cash flow,” ujar Taufiq.

Ia menuturkan jika ganoderma tidak ditangani secara serius, maka masa peremajaan bisa pada tanaman berumur lebih muda lagi. Bahkan ada kejadian tanaman berumur 3 tahun terserang ganoderma. Dahulu tanaman baru terserang saat berumur 15 tahun.

Belum adanya obat ganoderma makin menguatkan Taufiq bahwa Indonesia darurat ganoderma. Penggunaan bibit tahan ganoderma salah satu cara preventif terutama di daerah endemik ganoderma.

Kehadiran alat pendeteksi ganoderma salah satu upaya yang diperlukan agar pengendalian penyakit itu dapat dilakukan lebih dini. Prof Dr. Yudan Whulanza, S.T., M.Sc. dan tim dari Departemen Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia, mengembangkan alat deteksi cepat ganoderma menggunakan peranti deteksi DNA portabel. 

Baca selengkapnya pada Majalah Trubus edisi 657 Agustus 2024  yang mengulas 7 Inovasi Agribisnis. Akses pembelian Majalah Trubus pada google play.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kembangkan Produk Hilir, Warga di Medan Bikin Aneka Sambal Cabai Berpadu Andaliman

Trubus.id–Warga Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Richard, berinovasi  membuat aneka sambal cabai dengan campuran andaliman. Sambal Gerilya atau nama...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img