Trubus.id — Dunia peternakan semakin berkembang. Beragam inovasi terus diciptakan untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Salah satu inovasi di bidang peternakan adalah wafer pakan ternak dari Institut Pertanian Bogor.
Prof. Yuli Retnani, inovator wafer pakan ternak, memanfaatkan limbah sayuran pasar, pertanian, dan industri pangan sebagai bahan baku pembuatan wafer pakan ternak.
“Dengan teknologi pengolahan, pakan dapat awet dan mudah disimpan, serta mudah diberikan pada ternak. Pakan yang kering juga tidak mencemari lingkungan, terutama untuk peternakan di kawasan perkotaan,” jelas Prof. Yuli seperti dikutip dari laman IPB University.
Menurutnya, wafer pakan ternak mampu menjaga ketersediaan hijauan pakan dengan kualitas nutrisi yang baik serta penyimpanan jangka panjang. Wafer dari limbah sayuran memiliki protein kasar sebesar 15,58 persen, serat kasar 31,55 persen, dan lemak kasar 0,96 persen.
Sementara itu, berdasarkan hasil riset, aplikasi wafer daun lamtoro dengan kadar protein 32,24 persen dan lemak kasar 4,52 persen mampu meningkatkan pertambahan bobot harian ternak.
Ia menuturkan, pemberian 10 persen wafer daun lamtoro mampu meningkatkan konsumsi pakan dan bobot badan akhir 28,22 persen lebih tinggi dibanding tanpa wafer.
Saat ini, inovasi wafer pakan ternak tengah diikutkan pada program Matching Fund Kedeireka agar produksi wafer dapat ditingkatkan dan dapat menjangkau peternak yang lebih luas.
Dr. Idat Galih Permana, Dekan Fakultas Peternakan IPB University, mengapresiasi inovasi wafer pakan ternak. Ia menilai wafer pakan ternak ini memiliki berbagai keuntungan, di antaranya formulasi nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan ternak. Pakan wafer juga dikemas secara praktis dan memiliki daya simpan yang tahan lama.
“Jadi selain bisa sebagai regular feed bisa juga jadi pakan tambahan pada kondisi-kondisi tertentu, misal pada kondisi bencana,” imbuhnya.