Monday, January 20, 2025

Jambu Madu Deli Hijau: Tanpa Wadah Bisa!

Rekomendasi
- Advertisement -
Selama ini para pekebun menanam jambu deli hijau di pot atau wadah.
Selama ini para pekebun menanam jambu deli hijau di pot atau wadah.

Jambu madu deli hijau dapat berbuah manis meski tumbuh langsung di tanah.

Pohon jambu madu deli hijau (MDH) setinggi 2,5 m di kebun milik Tatang Halim di daerah Legok, Kabupaten Tangerang, Provinsi Banten, itu rimbun. Di beberapa cabang tampak dompolan buah berbagai ukuran dan bunga. Dari seluruh buah yang muncul sebanyak 15 buah di antaranya sudah berukuran besar. “Itu buah perdana,” ujar Tatang. Ia menanam tanaman anggota famili Myrtaceae itu di tanah pada 2013.

Tatang memperoleh bibit dari pekebun di Yogyakarta. Pada November 2015 jambu madu itu mulai berbuah. Tatang pun memetik salah satu buah dan menyodorkannya ke Trubus. Begitu dicicip, rasa buah berwarna hijau pucat berbobot 150 g dan berdaging tebal tanpa biji itu manis.

Tunas air dan ranting dikurangi untuk mengurangi persaingan nutrisi.
Tunas air dan ranting dikurangi untuk mengurangi persaingan nutrisi.

Tepat nutrisi
Citarasa jambu yang belum manis itu, Jika buah belum matang benar rasa manis nya lebih sempurna. Jika buah matang sempurna maka tingkat kemanisan buah akan bertambah. Keberhasilan Tatang menghasilkan jambu madu bercitrasa manis meski ditanam langsung di tanah membantah anggapan jika jambu madu hanya berasa manis jika ditanam dalam polibag atau planter bag.

“Selama ini banyak beredar mitos seputar budidaya jambu madu deli hijau. Oleh sebab itu perlu pembuktian untuk memperoleh kebenaran faktanya,” kata Tatang. Menurut Tatang kualitas buah yang menurun terjadi akibat defisiensi mineral yang dibutuhkan tanaman. Untuk menghasilkan buah berkualitas, berikan mineral yang dibutuhkan tanaman pada waktu dan dengan takaran yang tepat.

Contohnya perlakuan yang diterapkan Tatang. Ia menyemprot tanaman dengan larutan pupuk daun yang mengandung fosfor (P) dan kalium (K) secara teratur pada musim kemarau. Konsentrasi larutan 250 mg per liter. Penyemprotan dilakukan setiap 3—7 hari sekali, tergantung kondisi tanaman dan cuaca. Menurut Tatang unsur P dan K membuat stomata daun membuka lebih lebar sehingga diperlukan pada musim kemarau untuk memperlancar fotosintesis.

Bersamaan dengan itu, Tatang juga memberikan pupuk yang mengandung boron (B) dengan konsentrasi 30 gram per liter air. Saat musim hujan adalah fase pembentukan bunga dan buah. Tatang mengurangi pemberian larutan pupuk P dan K menjadi hanya berkonsentrasi 10 g per liter. Tatang juga mengurangi frekuensi penyemprotan menjadi hanya 4 kali setiap bulan. Ia juga memangkas tunas-tunas dan calon cabang sehingga hasil fotosintesis terfokus pada pembentukan bunga dan buah.

Menurut Ir Didi Saidi, M.Si, dosen Kesuburan dan Biologi Tanah Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Yogyakarta, pemberian pupuk daun yang dominan kandungan P dan K selama musim kemarau meningkatkan kadar kemanisan buah.

“Saat musim hujan tiba pemberian pupuk itu harus dihentikan, terutama aplikasi lewat daun. Aplilkasi itu kurang bermanfaat karena pupuk akan tercuci air hujan,” ujarnya. Pekebun sebaiknya memberikan pupuk P dan K melalui tanah. “Dengan pemberian P dan K melalui perakaran, penyerapan oleh tanaman akan bersamaan dengan mineral lain. Stomata juga kembali normal dan memulai proses fase generatif,” ujar Didi.

Penanaman jambu madu di tanah menghasilkan buah manis.
Penanaman jambu madu di tanah menghasilkan buah manis.

Guludan
Didi menuturkan hal yang harus diperhatikan untuk mempertahankan kesehatan tanaman dan kualitas buah adalah pemberian nutrisi yang teratur pada saat tanaman terlihat sehat. Banyak pekebun melakukan kesalahan yaitu memberikan tambahan nutrisi tanaman saat terlihat gejala gangguan pada tanaman. “Tindakan seperti itu sudah terlambat karena penambahan nutrisi saat tanaman sakit tidak akan optimal. Tanaman tidak dapat memenuhi kebutuhan nutrisi untuk menyehatkan tanaman kembali,” ujarnya.

Untuk menghasilkan jambu madu berbuah manis meski ditanam langsung di tanah, Shadikin menanam bibit jambu madu dalam tanah yang dibentuk guludan dengan tinggi 40—50 cm dan lebar 50 cm. Tujuannya agar pertumbuhan akar lebih teratur. Menurut pekebun jambu madu deli hijau asal Stabat, Sumatera Utara, itu penyebab buah jambu madu kurang manis jika ditanam langsung di tanah adalah akibat perakaran tumbuh menyebar ke segala arah sehingga tidak teratur.

“Dengan membuat guludan akar diharapkan lebih teratur. Kalaupun ada akar yang tumbuh ke luar bedengan, mudah dipotong sehingga tanaman tetap mengambil nutrisi dalam tanah guludan lagi,” katanya. Dengan begitu penyerapan nutrisi akan lebih optimal seperti penanaman pada polibag.

Pada awal tanam Shadikin cukup menyiram tanaman dengan air tanpa penambahan pupuk. Setelah tanaman menyesuaikan diri dengan tanah, ia lalu memberikan pupuk kandang di sekitar perakaran. Ciri tanaman telah menyesuaikan diri adalah batang dan daunnya berwarna hijau segar. “Karena akar yang menyerap nutrisi adalah di bagian ujung, taburkan pupuk kandang pada bagian tepi bedengan,” ujar Shadikin.

Shadikin memberikan pupuk tambahan berupa pupuk majemuk berisi bermacam unsur mikro di antaranya mangan dan boron dengan dosis 200 gram. Pupuk itu diberikan setiap sebulan sekali. Memasuki fase berbuah ia memberikan pupuk dengan dosis 500 gram setiap 30 hari. Ketika tanaman mulai berbuah, Shadikin mengurangi jumlah buah agar ukuran buah mencapai ukuran optimal dan rasa buah yang dipertahankan lebih manis. “Misalnya jika dalam satu tanaman terdapat 100 buah, cukup disisakan 70 buah,” kata lelaki berusia 35 tahun itu.

Pembuatan guludan untuk menanam jambu ala Shadiki.
Pembuatan guludan untuk menanam jambu ala Shadiki.

Curah hujan tinggi
Menurut Dr Ir Ahmad Junaedi MS, dosen Departemen Agronomi dan Hortikultura Institut Pertanian Bogor, penyebab lain turunnya tingkat kemanisan jambu madu adalah curah hujan yang tinggi. Intensitas sinar matahari yang rendah juga dapat menyebabkan proses perubahan karbohidrat menjadi gula dalam buah tidak optimal. “Modifikasi nutrisi mineral yang dibutuhkan tanaman memang bisa dilakukan. Namun, hasilnya kemungkinan tidak akan optimal menaikkan kadar kemanisan buah karena cahaya matahari di luar kendali manusia,” ujarnya.

Jadi, kini terserah pekebun. Bagi yang memiliki lahan terbatas, penanaman di polibag dapat dilakukan untuk mengoptimalkan produksi. Namun, bagi yang berlahan luas, tidak ada salahnya menanam langsung di tanah. Toh sudah terbukti jambu madu tetap berbuah manis meski ditanam langsung di tanah, seperti dialami Tatang dan Shadikin. (Muhammad Hernawan Nugroho)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mengintip Durian Montong dari Sulawesi Tengah, Begini Keunggulannya

Trubus.id–Provinsi Sulawesi Tengah, salah satu sentra penghasil durian. Mayoritas jenis durian yang dibudidayakan adalah montong.  Kualitas durian montong asal Sulawesi...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img