Trubus.id—Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan memastikan bahwa ketersediaan ayam ras di dalam negeri aman. Itu diungkapkan oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Nasrullah.
Berdasarkan perhitungan prognosa bulan Juni 2023 untuk produksi daging ayam ras hingga akhir Desember diperkirakan mencapai 3.730.640 ton dengan jumlah kebutuhan sebesar 3.505.998 ton, sehingga terdapat potensi surplus sebesar 375.131 ton atau sekitar 10,70% dari total potensi produksi nasional.
“Surplus tersebut tentunya harus terserap dengan baik, salah satunya melalui ekspor ke negara lainnya, dengan tujuan untuk menjaga kestabilan suplly-demand perunggasan nasional dan memperoleh devisa untuk negara,” kata Nasrullah, dilansir dari laman pertanian.go.id.
Pasalnya, ekspor unggas Indonesia saat ini dikirim ke berbagai negara yaitu Singapura, Jepang, Timor Leste, Myanmar, Bangladesh dan Philipina. Menurut Nasrullah ekspor ayam ke Singapura seharusnya tidak berpengaruh pada kenaikan harga ayam di dalam negeri.
Nasrullah menjelaskan, bahwa realisasi nilai ekspor unggas dan produk turunan unggas Indonesia terus meningkat sejak 2021. Realisasi volume ekspor unggas dari bulan Januari sampai dengan Mei 2023 tercatat sebesar 255,68 ton jumlah ini hanya sekitar 0,068% dari total potensi surplus produksi ayam ras pedaging secara nasional.
“Masih kecilnya jumlah ekspor produksi unggas ini kami yakini tidak akan berpengaruh terhadap pemenuhan produksi di dalam negeri, sepanjang pengaturan tata niaga dan manajemen surplus produksi dilakukan secara bersinergi,” kata Nasrullah
Sementara itu, Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Peternakan (Direktur PPHNak) Kementerian Pertanian, Tri Melasari menjelaskan, Indonesia untuk pertama kalinya berhasil melakukan ekspor uji coba perdana ayam hidup ke Singapura.
Ekspor tersebut dilakukan tanggal 13 Mei 2023 dengan jumlah 23.040 ekor atau setara 41,47 ton.“Keberhasilan ini melanjutkan, keberhasilan Indonesia yang telah mengekspor ayam potong beku dan produk ayam olahan sejak Juni 2022,” tutur Mela.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan pengiriman kedua ayam hidup ke Singapura, dilakukan tanggal 7 Juli 2023 lalu, dengan jumlah 35.696 ekor ekor atau setara 64,25 ton. Total pengiriman ayam hidup ke Singapura dari Bintan hanya sebanyak 105,72 ton.
“Jika dijumlahkan angka realisasi ekspor Januari—Mei ditambah dengan jumlah ayam hidup yang dikirim dari Bintan ke Singapura sekitar 0,08% total potensi surplus produksi daging ayam secara nasional atau setara 304,08 ton,” papar Mela.
Berdasarkan hasil pemantauan harga yang dilakukan oleh petugas pelayanan informasi pasar Ditjen PKH, harga ayam hidup di tingkat peternak pada minggu ke-4 bulan Juni rata-rata nasional sebesar Rp. 24.518/ kg dan pada pekan pertama bulan Juli secara rata-rata sebesar Rp. 24.131/ kg.
“Tentunya hal ini menunjukkan tidak ada lonjakan harga di tingkat peternak, sekaligus menunjukkan bahwa dari sisi produksi ayam sangat cukup sesuai permintaan pasar,” jelasnya.