Monday, March 3, 2025

Ketua Komisi IV DPR RI Titiek Soeharto: Anggur Potensi yang Sangat Besar Sekali

Rekomendasi

Kebun anggur Firizco yang berada di Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, kedatangan tamu istimewa pada 25 Februari 2025. Saat itu pimpinan Komisi IV DPR RI mengunjungi kebun yang memiliki 300 varietas anggur itu. Terlihat Ketua Komisi IV DPR RI Hj. Siti Hediati Soeharto, S.E. didampingi  Ir. Panggah Susanto, M.M. (Wakil komisi IV), Dr. H.Dadang Naser, S.H., S.I.P., M.I.Pol. (anggota komisi IV),  Rajiv (anggota komisi IV), Alien Mus, S.Sos. (anggota komisi IV), dan Ir. K.R.T. H. Darori Wonodipuro M.M., IPU (anggota komisi IV)

Rombongan yang didampingi Direktur Buah dan Florikultura, Kementerian Pertanian, Dr. Liferdi Lukman, SP. M.Si. dan Ketua Umum Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia (ASPAI) Tosan Ajie bersama ketua DPD ASPAI Kabupaten Bandung Barat sekaligus Pemilik Kebun Anggur Firizco, Daffa Bagaskara, itu langsung melakukan petik buah anggur.

Pimpinan dan anggota Komisi IV DPR RI menghadiri undangan Asosiasi Penggiat Anggur Indonesia (ASPAI) untuk memanen berbagai jenis anggur.

Ketua Komisi IV DPR RI yang biasa dipanggil Titiek Soeharto semringah dan takjub melihat buah anggur berbagai warna dan bentuk memenuhi greenhouse. Titiek Soeharto mengatakan bahwa kunjungan Komisi IV DPR RI ke kebun anggur Firizco dalam rangka memenuhi undangan. Ia tidak menyangka anggur di kebun itu berkualitas bagus. Biasanya dengan kualitas seperti itu sudah masuk pasar swalayan dan merupakan produk impor. “Ini potensi yang sangat besar sekali bahwa kita tidak perlu impor lagi. Indonesia negeri subur. Apapun bisa tumbuh, kita harus semangat, kita harus swasembada bukan hanya pangan tetapi juga buah-buahan. Mungkin dua hingga tiga tahun mendatang ttidak ada lagi buah impor,” kata Titiek Soeharto.

Menurut Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Ir. Panggah Susanto, M.M. buah anggur yang dikembangkan tidak kalah kualitas dan ukurannya dengan produk impor. Kelebihan Indonesia menanam anggur yaitu dapat berbuah sepanjang tahun. Berbeda dengan tanaman anggur di negara subtropis yang hanya berbuah saat musim panas.  Selain itu, dengan rekayasa budidaya tertentu bisa menghasilkan berbagai macam buah anggur yang berharga mahal di pasaran. “Saya kira semangat swasembada dari pemerintah sangat  terlihat sekali. Tidak hanya beras, tetapi juga semuanya termasuk buah buahan. Impor harus dihentikan. Tentu saja melalui tahapan-tahapan dan pengembangan serius dan tekun sehingga penggiat tani hortikultura ini bisa berkembang dengan sehat dan kompetitif,” kata Panggah.

Sebagai pembina ASPAI, Liferdi Lukman, mengatakan, kedatangan Komisi IV DPR RI menjadi momentum bagi ASPAI memperkenalkan lebih jauh lagi bahwa sejak keberadaan aspai setelah hampir 3 tahun ini, Indonesia sudah punya kekuatan untuk bisa memproduksi anggur sendiri. Ada 50 DPD ASPAI yang tersebar di seluruh Indonesia. Itu menjadi kekuatan pertama ASPAI. kekuatan kedua ASPAI yaitu mendaftarkn 10 varietas dengan berbagai keunggulan. “Jadi pemerintah pusat dan daerah  jangan ragu mengambil kebijakan untuk mengalokasikan anggarannya mendukung program presiden yaitu swasembada pangan. Apalagi impor anggur saat ini meningkat menjadi Rp7 triliun. Kementrian dan ASPAI sudah berkomitmen untuk menurunkan impor anggur,” kata Liferdi. Adapun kekuatan ketiga  ASPAI mempunyai SDM kompeten bersertifikasi BNSP. Liferdi berharap Komisi IV DPR RI bisa mendukung substitusi impor anggur.

Ketua Pengawas ASPAI, Andi Ziwana Putra,  sangat bergembira dengan kunjungan Ketua Komisi IV DPR RI beserta jajarannya KE kebun Firizco yg juga menjadi sekretariat DPD ASPAI Kabupaten Bandung Barat. “Ini momen istimewa bagi kami. Alhamdulillah mereka bisa melihat langsung di lapangan bahwa anggur bisa diproduksi di Indonesia. ASPAI juga sudah menyertifikasi SDM sehingga siap bersinergi dengan program-program pemerintah untuk menurunkan impor anggur,” kata Andi.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Teknologi Nanobubble untuk Mempertahankan Mutu Tomat Beef Pascapanen

Trubus.id–Tomat beef termasuk buah klimakterik yang rentan mengalami kerusakan selama penyimpanan. Perlu penanganan pascapanen yang tepat untuk menjaga mutu...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img