Monday, March 3, 2025

Inovasi Pemuda Banyuwangi, Kembangkan Olahan Buah Naga

Rekomendasi

Trubus.id–Pandemi Covid-19 pada 2020 membawa banyak perubahan dalam kehidupan banyak orang, termasuk Ahmad Maulana, S.E.I. Saat itu, ia sudah menikmati karir mapan sebagai supervisor di sebuah perusahaan penelitian, perencanaan, dan strategi ekonomi dengan gaji mencapai dua digit. Namun, keadaan memaksanya mengambil keputusan besar: meninggalkan pekerjaannya dan kembali ke desa atas permintaan orang tua.

Keputusan itu tidak mudah, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi. Namun, dari keterbatasan itulah Alan—panggilan akrab Ahmad Maulana—melihat peluang baru. Ia pun memulai bisnis aneka olahan buah, yang kini berkembang menjadi usaha yang menjanjikan.

Siapa sangka, peristiwa  itu justru membuka mata Alan terkait potensi besar di desanya. Ia memutuskan untuk berbisnis olahan buah. Mengingat harga yang kerap jatuh saat panen raya. Mula-mula dengan produk sale pisang barlin. 

“Petani mitra mengolah menjadi sale, kemudian saya tampung,” ujar produsen di Kecamatan Genteng, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur, itu. Untuk menjaga pasokan ia juga memproduksi sale pisang sendiri.

Alan ingat betul omzet pertama saat itu Rp10 juta per bulan dengan laba sekitar Rp1 juta. Alan masih kerap mengambil pekerjaan lepas (freelance) hingga 2022. Uang sejumlah Rp50 juta pun terkumpul untuk modal. 

Pada Januari 2023, ia memutuskan untuk fokus pada usaha itu.  Selain pisang Alan tertarik mengolah buah naga. Ia pernah mengikuti pelatihan olahan buah naga dari Politeknik Pembangunan Pertanian Malang. 

“Kebanyakan olahan itu hanya kerupuk yang 98% tepung dan buah naga hanya pewarna, dodol pun begitu, tepungnya 3 kg buahnya cuma 1—2, jadi sayang,” ujar pria berumur 32 tahun itu. 

Sejumlah riset dan pengembangan produk pun ia lakoni hingga tercetus ide olahan seperti sale buah naga dan buah kering (dry fruit). Ia melakukan riset sale buah naga terus menerus sejak Januari 2024 dan mulai memasarkan pada April 2024. 

Saban bulan ia menjual sekitar 1,3 kuintal sale buah naga dengan harga Rp20.000 per 100 gram untuk konsumen akhir dan agen Rp15.000 per 100 gram.

Untuk pemasaran Alan bermitra dengan 270 toko oleh-oleh dan pasar swalayan yang tersebar di Jawa Timur (Surabaya, Jember, dan, Malang), Bali, dan Jawa Tengah (Solo) dengan skema business to business. 

Ia juga memiliki toko oleh-oleh sendiri. PT Oreng Osing Banyuwangi—nama usaha Alan— menyerap slice buah naga kering dari dua Kelompok Wanita Tani (KWT) beranggota 17 orang.

Selain sale Alan juga mengolah buah naga menjadi dodol, bagiak—kue tradisional dari tepung umbi garut—buah naga, dan buah kering sejak Desember 2024. 

Buah naga kering menggunakan mesin vacuum frying. Ia bekerja sama dengan pemilik vacuum frying di Banyuwangi, tujuannya untuk menghidupkan kembali mesin pengering itu yang belum teroptimalisasi. 

“Dalam tingkatan perkeripikan, buah naga menjadi komoditas paling sulit. Memang airnya banyak,” ujar Alan. Ia menjual buah naga kering Rp200.000 per kg. Total jenderal kapasitas olahan buah naga mencapai 2 ton per bulan.

Untuk produk  olahan Oreng Osing lain seperti sale pisang, Alan dapat memproduksi sekitar 3 kuintal per bulan. Harga jual Rp20.000 per 100 g. Pada Januari 2024 ia Bagiak merupakan kue tradisional khas Banyuwangi. 

Total omzet Alan dari semua produk itu Rp130 juta per bulan. “Saat Ramadan bisa Rp200 juta per bulan,” ujar sarjana ekonomislam alumnus Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, itu.

Laba bersih sekitar 20— 25%. Terkhusus sale saja bisa 30—40%. Keruan saja ia menargetkan produksi sale buah naga pada 2025 meningkat 5 kali lipat.

Menurut Alan buah naga kering juga berprospek karena permintaan bisa mencapai sekitar 2 kuintal per bulan. Namun, ia baru memproduksi pada Desember 2024.

Alan mengaku untuk kendala produksi saat ini masih pada solar dryer yang masih terbatas. Namun, hal itu tak mematahkan semangat Alan. Musababnya buah naga grade C menjadi naik kelas juga menjadi lebih awet 3—6 bulan. 

“Tergantung kemasan juga, kita menggunakan alumunium foil,” kata pria kelahiran Agustus 1992 itu. Berkat inovasi hilirisasi buah itu Alan meraih beragam penghargaan seperti Jagoan Tani Banyuwangi 2024 hingga Young Ambassador Agriculture Kementerian Pertanian 2024.

Foto: Ahmad Maulana, S.E.I (berkaos putih) mengolah buah naga jadi ragam produk. (Ahmad Maulana, S.E.I)

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Teknologi Nanobubble untuk Mempertahankan Mutu Tomat Beef Pascapanen

Trubus.id–Tomat beef termasuk buah klimakterik yang rentan mengalami kerusakan selama penyimpanan. Perlu penanganan pascapanen yang tepat untuk menjaga mutu...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img