Thursday, January 16, 2025

KKP Catat Produksi Ikan Hasil Budi daya pada 2024 Capai 6,37 Juta Ton, Naik 13,64 Persen

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id–Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat total produksi ikan hasil budi daya pada 2024 mencapai 6,37 juta ton atau meningkat 13,64 persen dari tahun sebelumnya. Produksi rumput laut mencapai 10,80 juta ton, meningkat sebesar 10,82% dari tahun sebelumnya.

Untuk milai rata-rata pendapatan pembudi daya mencapai Rp5.136.547 atau meningkat sebesar 4,55% dari tahun sebelumnya. Nilai itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) di beberapa daerah.

“Ini artinya ada pertumbuhan perekonomian. Kondisi demikian memperlihatkan upaya KKP telah melampaui dari tahun sebelumnya dalam mengimplementasikan salah satu pilar kebijakan ekonomi biru, yaitu mengembangkan budi daya air laut, tawar, payau yang berkelanjutan,” papar Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya, Tb Haeru Rahayu.

Lebih lanjut ia memaparkan bahwa terdapat peningkatan produksi  pada 5 komoditas unggulan ekspor yakni udang, kepiting, rumput laut, lobster, dan tilapia. 

Untuk udang, pada 2024 produksi meningkat menjadi 1,13 juta ton, dibanding tahun lalu sebesar 941 ribu ton. Untuk komoditas ikan nila  mencapai 1,38 juta ton, meningkat produksi tahun sebelumnya 1,36 juta ton.

Produksi lobster juga meningkat pada 2024 yakni mencapai 481 ton, dibanding tahun sebelumnya 437 ton. Adapun kepiting meningkat dari 5.860 ton di 2023 menjadi 6.446 ton pada 2024.

“Program ekonomi biru yang diinisiasi Menteri Kelautan dan Perikanan, Bapak Trenggono untuk menempatkan kepentingan ekologi sebagai panglima yaitu program modeling pada 5 komoditas unggulan ekspor sudah mulai nampak terlihat manfaatnya,” ujar Tebe.

Lebih lanjut ia memaparkan manfaat dari modeling seperti pada Budi daya Udang Berbasis Kawasan (BUBK) di Kebumen, Jawa Tengah seluas 75 hektare (ha) yang mampu menghasilkan nilai produksi sementara mencapai Rp18,4 miliar dan menciptakan lapangan kerja untuk 3.161 orang.

Modeling lainnya yakni budi daya ikan nila salin (BINS) di Karawang, Jawa Barat, seluas 84 ha dengan nilai produksi sementara mencapai Rp 6,76 miliar, serta menciptakan lapangan pekerjaan untuk 785 orang. 

Selanjutnya modeling Budi daya Rumput Laut di Wakatobi seluas 50 ha dengan nilai produksi sementara mencapai Rp 1,09 miliar.

Ia menuturkan bahwa dua modeling untuk komoditas lobster di Batam, Kepulauan Riau baru diresmikan, dan modeling budi daya kepiting di Pasuruan baru selesai pembangunan.

“Peningkatan produksi perikanan budidaya juga sebagai bentuk nyata KKP dalam mengimplementasikan program kampung perikanan budidaya (KPB) yang dilakukan melalui bisnis model pembangunan terintegrasi dari hulu on farm hingga hilir,” ujar Tebe.

Lebih lanjut ia menuturkan KKP akan mendukung pengembangan budi daya tuna oleh investor di perairan Biak, Papua. 

“Pengembangan budidaya dapat meningkatkan produksi tuna Indonesia yang saat ini sudah menyumbang 18 % dari produksi tuna global yang mencapai 8,27 juta ton,” ujarnya dilansir pada laman KKP. 

“Dengan adanya tuna farming yang akan dilakukan oleh pelaku usaha di Biak maka akan mengurangi tekanan penangkapan tuna yang pada akhirnya akan menjaga kelestarian sumber daya tuna di masa mendatang. Dengan budidaya nantinya akan menghasilkan ikan tuna yang punya kualitas yang lebih baik sehingga bisa menambah nilai ekspor tuna Indonesia,” tegas Tebe.

Ia menuturkan KKP akan terus melakukan pengawasan intensif untuk memastikan budidaya tuna tersebut terlaksana sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku atau Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK).

Sementara untuk Program kampung perikanan budi daya (KPB)Tebe mengungkap terus berjalan pada 2024 ini.  Ia memaparkan bahwa terdapat 210 kampung perikanan budidaya untuk 5 komoditas strategis.

Komoditas itu  seperti nila, udang, rumput laut, lobster, kepiting, serta komoditas unggulan lainnya seperti lele, bandeng, bawal bintang, patin, mas, gurami, kerapu, ikan hias, kakap, teripang atau mutiara, dan ikan lokal.

Tebe mengatakan KKP berencana mengembangkan KPB menjadi KPB modern. Artinya kawasan budidaya komoditas unggulan yang mandiri, menerapkan teknologi tepat guna, dan mengintegrasikan bisnis hulu-hilir dengan manajemen profesional.

Ia menuturkan rencana terdapat lima lokasi yang akan menjadi sasaran program KPB modern yaitu Kabupaten OKU Timur dengan komoditas patin, Kabupaten Pati dengan komoditas nila, Kabupaten Boyolali dengan komoditas lele, Kabupaten Pangkep dengan komoditas bandeng, dan Kabupaten Nunukan dengan komoditas rumput laut.

“Dalam mendukung proses bisnis perikanan budidaya, KKP juga telah melakukan pendampingan quality assurance seperti CBIB, CPIB, CPPIB, CPOIB dan CDOIB,” ujar Tebe.

Tebe menambahkan berdasarkan data dari Kementerian Keuangan sampai dengan 31 November 2024, perolehan PNBP sektor perikanan budi daya melebihi dari target yang sudah ditetapkan yakni mencapai Rp 80,38 miliar. 

Ia mengungkap perolehan PNBP itu merupakan akumulasi dari PNBP Satuan Kerja Badan Layanan Umum  (BLU) sebesar Rp59,16 miliar dan Satuan Kerja Ditjen Perikanan Budi daya sebesar Rp21,22 miliar.

Sepanjang pada 2024, pihaknya juga menyalurkan bantuan pemerintah untuk membantu para kelompok pembudidaya ikan di berbagai daerah. Misalnya  bantuan benih ikan dan bibit rumput laut berkualitas dan calon induk ikan yang unggul, serta kebun bibit rumput laut.

Pembangunan unit pembenihan rakyat atay hatchery skala rumah tangga, bantuan bioflok, excavator, rehabilitasi saluran irigasi tambak (PITAP), bantuan pupuk untuk budidaya ikan, bantuan sarpas ikan hias dan revitalisasi klaster udang.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Wamentan Soroti Harga Gabah, Tegaskan HPP Gabah Rp6.500 per Kilogram

Trubus.id–Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono menyoroti harga gabah yang hanya mencapai Rp5.000 per kilogram.  Ia menegaskan bahwa harga tersebut sangat...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img