Trubus.id — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) optimis mampu memenuhi target produksi udang nasional sebanyak 2 juta ton pada 2024. Hal ini didukung dengan catatan sejarah keberhasilan KKP dalam pengembangan induk udang unggul vaname.
“Ini sejarah bagi Indonesia, kita sudah berhasil mengembangkan induk udang unggul vaname,” kata Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Kelautan dan Perikanan, dikutip dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan.
Oleh karena itu, Sakti berharap ke depan Indonesia sudah tidak lagi mengimpor induk udang, karena sudah bisa membuat sendiri yang dilakukan oleh balai budidaya Karangasem yang ada di bawah Direktorat Jenderal Budidaya. Ia meyakini, Indonesia akan menjadi champion (sektor budidaya) dalam kurun waktu 5 tahun yang akan datang.
Program pengembangan induk udang unggul vaname dilaksanakan oleh Balai Produksi Induk Undang Unggul dan Kekerangan (BPIU2K) Karangasem. Program yang dinamai Induk Udang Unggul Vaname Nusa Dewa (Nusantara Sakti Dewata) itu diawali dengan program pemuliaan konvensional yang diperkaya dengan marka molekular.
Menurut Sakti, induk udang unggul vaname hasil pengembangan KKP memiliki kelebihan tumbuh lebih cepat, toleran terhadap penyakit, serta dapat bersaing dengan produk induk udang dari negara lain.
“Tadi beberapa testimoni menyebutkan kelangsungan hidupnya ada yang 80 sampai 90 persen. Saya kira kalau pengembangan ini terus dilakukan, akan tumbuh investor-investor yang bergerak di bidang produksi induk. Saya yakin luasan Indonesia sebagai negara maritim tentu akan menguasai pasar udang dunia,” jelasnya.
Sementara itu, Tb. Haeru Rahayu, Dirjen Perikanan Budidaya KKP, mengatakan, keberhasilan mengembangkan induk udang unggul vaname akan menjawab kebutuhan para pembudidaya di Indonesia.
Dengan adanya program pengembangan ini, Tebe—sapaan Tb Haeru Rahayu—optimis KKP mampu meningkatkan produksi udang nasional dan mengurangi impor induk udang vaname yang selama ini volume dan nilainya cukup tinggi.
“Khusus untuk komoditas udang pada tahun 2024, pemerintah menargetkan produksi sebanyak 2 juta ton dengan kenaikan nilai ekspor udang sebesar 250 persen. Pencapaian ini menghadapi tantangan yang salah satunya adalah ketersediaan benih udang yang berkualitas,” tutur Tebe.
Lebih lanjut, ia menyebut tujuan program pengembangan tersebut untuk menghasilkan sumber daya genetik udang yang adaptif sesuai kondisi lokal Indonesia agar dapat tumbuh cepat dan toleran sesuai tujuan dan kemandirian udang nasional.