Semula Indonesia memiliki 5 jenis kukang yaitu Nycticebus coucang, N. javanicus, N. menagensis, N. bancanus, dan N. borneanus. Tiga kukang pertama masing-masing hidup di Pulau Sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Bancanus menghuni Pulau Bangka, sedangkan borneanus tersebar di Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Barat. Coucang, javanicus, dan menagensis terbukti berbeda jenis berdasarkan pengamatan morfologi dan genetik.
Sementara bancanus dan borneanus belum terbukti secara genetik sebagai jenis kukang berbeda. Kini Indonesia memiliki kukang anyar bernama Nycticebus kayan, temuan tim peneliti dari Amerika Serikat dan Inggris yang terdiri dari Rachel A Munds, K A I Nekaris, dan Susan M Ford.
Artinya sejak 2013 terdapat 6 kukang di tanahair. Sebutan kayan berasal dari Sungai Kayan, Kalimantan Utara. Dalam American Journal of Primatology, Rachel menyatakan persebaran kayan meliputi Kalimantan Utara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, serta Sarawak dan Sabah (Malaysia). Peneliti memanfaatkan 23 foto dan 27 spesimen kukang untuk menganalisis perbedaan topeng wajah (face mask).
Semua spesimen itu berasal dari museum di 3 negara (Amerika Serikat, Inggris, dan Belanda) dan mencakup semua jenis kukang di dunia, kecuali N. menagensis philippinus. Hasil riset menunjukkan kayan bercorak wajah gelap dan sangat kontras. Belang bagian atas (circumocular patch) pada wajah agak membulat, sedangkan belang bagian bawah lazimnya memanjang hingga rahang.
Garis terang di antara mata (interocular stripe) sempit dan berbentuk persegi panjang atau membulat. Kukang kayan juga memiliki pola di kepala (crown) yang tidak beraturan. Ciri lainnya kuping kayan memiliki rambut. Peneliti kukang dari Pusat Penelitian Biologi, Bidang Zoologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Ir Wirdateti MSi, mengatakan perlu dilakukan penelitian secara genetik untuk memastikan kebenaran kayan termasuk spesies berbeda. (Riefza Vebriansyah)