Friday, April 19, 2024

Lebah Madu Mampu Bertahan di Tengah Perubahan Iklim

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Salah satu serangga polinator penghasil madu adalah lebah madu. Selain penghasil madu, lebah madu dikenal mampu bertahan hidup di tengah perubahan iklim. Riset terkait ekologi dan genomik lebah semakin berkembang.

Melansir dari laman IPB University, menurut Prof. Xin Zhou, akademisi dari Departemen Entomologi, College of Plant Protection, China Agricultural University, kemampuan lebah madu dalam bertahan hidup di wilayah beriklim sangat menarik.

“Kita perlu mengetahui fenomena ini karena peran lebah madu sangat penting bagi sektor pertanian yang berdampak pada ketahanan pangan global. Manusia bergantung pada jasa lingkungan lebah madu sebagai polinator,” kata Xin Zhou.

Khususnya, lebah madu spesies Apis cerana dan Apis mellifera yang menjadi polinator utama. Kedua spesies lebah madu ini memiliki kemampuan unik dalam meregulasi suhu tubuhnya.

Ia menyebut kemampuannya itu bermula dari sejarah evolusi dan taksonomi delapan subspesies yang memiliki keunikan tersendiri. Kesuksesan tiap subspesies tidak bergantung pada populasi subspesies lainnya. Setiap model populasi berbagi karakteristik tersendiri karena keunikan genetiknya.

Selain peran penting genetik, lebah madu juga memiliki akses terhadap berbagai jenis tanaman bunga bernektar di wilayah beriklim sedang yang lebih baik. Tercukupinya kebutuhan makanan, akan membuat tubuh cukup hangat untuk bertahan hidup.

Menurutnya, karakteristik tubuh lebah madu berperan penting dalam kemampuannya meregulasi suhu tubuh. Misalnya, keunikan genetik pada lebah madu pekerja yang memiliki warna tubuh lebih gelap.

“Lebah madu berwarna gelap cenderung lebih cepat menaikkan suhu tubuh dan mencapai suhu tubuh yang lebih seimbang. Karakteristik ini sangat baik agar mampu bertahan hidup di habitat bersuhu dingin,” tuturnya.

Tubuh berwarna gelap sangat menguntungkan bagi individu lebah maupun koloni dalam hal adaptasi terhadap suhu dingin. Seleksi genetik sangat berperan dan prosesnya bergantung pada tingkah laku lebah madu pekerja yang menguntungkan koloninya.

Seleksi genetika berulang dari aspek morfologi, tingkah laku dan sebagainya pada lebah madu merupakan mekanisme umum dalam kemampuan adaptasi lebah madu. Seleksi ini umumnya menargetkan lebah madu pekerja, tetapi sifat dan karakteristiknya tetap menguntungkan keberlangsungan koloni.

Lebih lanjut, ia menduga variabilitas genetik di wilayah ini serta variasi genetik yang bertahan menjadi pemicu utama mengapa seleksi genetik sering terjadi dalam evolusi lebah madu.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Demi Energi Bersih Mahasiswa ITB dan IKN Nusantara Bangun Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya  (PLTS)

Trubus.id—Kolaborasi Mahasiswa Institut Teknologi Bandung  (ITB) bersama Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara hasilkan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS)...
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img