Trubus.id — Sekelompok mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) mengolah limbah kayu dan biji pepaya muda menjadi plester hidrogel. Plester itu sebagai solusi penyembuhan luka diabetes melitus yang terinfeksi bakteri Staphylococcus aures.
Melansir dari laman Universitas Sebelas Maret, Risma Rahmawati, ketua tim pengembangan inovasi, mengatakan, angka peningkatan penderita diabetes menjadi latar belakang pembuatan plester hidrogel.
Berdasarkan data International Diabetes Federation (IDF), pada 2021, penderita diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta dan diperkirakan akan mencapai 28,57 juta pada 2045.
Menurut Risma, peningkatan penderita diabetes melitus (DM) juga berpotensi meningkatkan angka kejadian komplikasi terkait DM. Komplikasi umum yang sering dialami, yakni ulkus diabetik yang menjadi penyebab utama dari amputasi dan kematian pada penderita diabetes.
Selain itu, tujuan pembuatan plester hidrogel adalah untuk mengurangi limbah batang ubi kayu. Oleh karena itu, kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola limbah batang ubi kayu menjadi sorotan tersendiri bagi Risma dan timnya.
Menurut Risma, batang ubi kayu memiliki kandungan selulosa sebanyak 56,82 persen yang dapat dimanfaatkan untuk membuat plester hidrogel dengan dikombinasikan biji pepaya muda. Biji pepaya muda memiliki aktivitas antibakteri yang tinggi pada bakteri Staphylococcus aureus yang ada pada ulkus diabetik.
“Hidrogel dianggap sebagai kandidat pembalut yang ideal karena memiliki permeabilitas dan biokompatibilitas yang baik, kemampuan untuk menyediakan lingkungan lembap untuk perbaikan luka, serta mengatasi kekurangan metode tradisional,” tutur Risma.
Risma dan tim berharap adanya plester hidrogel ini dapat mengatasi berbagai permasalahan, di antaranya sebagai pengganti plester konvensional. Selain itu, plester ini juga diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan karena dibuat dengan memanfaatkan limbah batang ubi kayu.
“Serta mampu meningkatkan nilai ekonomi dari limbah batang ubi kayu dan biji pepaya muda yang ketersediaannya sangat melimpah di Indonesia,” papar Risma.
Selain Risma, berikut beberapa anggota pengembang inovasi plester hidrogel, Annisa Firda Lestari dari Prodi Kimia FMIPA UNS, Putri Regita Anggraini dari Prodi Biologi FMIPA UNS, Alfi Rizki A’yunin dari Prodi Farmasi FMIPA UNS, dan Rahmadita Irma Safitri dari Prodi Farmasi FMIPA UNS.