Trubus.id—Manfaat cokelat bergitu beragam. Cokelat identik dengan afeksi dan gairah. Penganan manis itu sering menjadi simbol ungkapan kasih sayang atau tanda cinta. Bahan baku cokelat berasal dari biji kakao Theobroma cacao. Nama latin itu bermakna kakao makanan para dewa.
Peradaban asal Veracruz, Meksiko, Olmec yang kali pertama mengonsumsi kakao yakni sekitar 3.500 tahun yang lalu. Suku Maya dan Aztec menggunakan biji kakao sebagai alat tukar-menukar.
Sayang, banyak yang memalsukan biji kakao dengan kacang-kacangan berbahan tanah liat. Bangsa Spanyol memperkenalkan tanaman kakao kali pertama di Minahasa, Sulawesi Utara pada 1560.
Kini ragam olahan cokelat kian menjamur. Sebab, selain lezat juga berkhasiat. Universitas Harvard menyebutkan cokelat bermanfaat mengurangi risiko penyakit jantung. Orang yang mengonsumsi 3,4 ons cokelat setiap hari memiliki kemungkinan terserang penyakit jantung lebih kecil.
Cokelat mengandung asam amino triptofan yang berfungsi sebagai prekursor neurotransmiter serotonin yang memengaruhi suasana hati (mood). Hasil penelitian Kris—Etherton dan Mustad, menunjukkan konsumsi cokelat susu sampai 280 g/hari ternyata tidak meningkatkan konsentrasi kolesterol ‘jahat’ low density lipoprotein dan total kolesterol plasma.
Bahkan, kadar flavonoidnya yang tinggi dapat menjaga kesehatan jantung. Selain itu, cokelat kaya katekin, antioksidan kuat yang mencegah penuaan dini akibat polusi atau radiasi. Kadar katekin pada cokelat jauh lebih tinggi dibanding teh. Itu berarti manfaat cokelat untuk menunda penuaan.
Tapi tahukah Anda? Proses biji kakao menjadi cokelat itu melalui proses yang panjang. Salah satunya dengan fermentasi. Fermentasi berasal dari bahasa Latin “fervere” berarti mendidihkan. Semula istilah fermentasi menunjukan perubahan glukosa menjadi alkohol secara anaerob.
Namun, saat ini fermentasi sering diartikan sebagai perubahan senyawa organik melalui aktivitas enzim yang dihasilkan oleh mikroorganisme.
Fermentasi berperan dalam proses pascapanen biji kakao. Pasalnya fermentasi berfungsi membentuk cita rasa, aroma, dan warna biji kakao yang berkualitas. Pengembangan cita rasa melibatkan kegiatan mikroorganisme pada pulp kakao dan juga reaksi enzim pada karbohidrat, protein, dan polifenol.