Kelompok Tani Bangun Suruhan merupakan salah satu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Hortikultura yang mengembangkan salak olahan. Kelompok tani di Desa Wonosroyo, Kecamatan Watumalang, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah, itu mengembangkan salak pondoh dan salak madu. “Salak pondok kami memiliki keunggulan yaitu memiliki sertifikat organik, manis, dan ukuran buah lebih besar,” ujar ketua Kelompok Tani Bangun Suruhan, Miskam.
Kapasitas produksi sebesar 27 ton salak per tahun. Kelompok tani yang kini berkembang menjadi CV Tani Bangun Agromakmur pada 2023 itu mendapatkan sertifikat organik dari lembaga sertifikasi organik, Inofice,sejak 2016 hingga sekarang. Selain salak segar, kelompok tani berjumlah 56 anggota itu juga mengolah salak menjadi produk turunan untuk mengantisipasi saat panen salak melimpah. Mereka mengolah salak menjadi keripik vacuum frying yang 100% buah asli dan tanpa gula tambahan.
Dukungan Kementan
Selain keripik salak, kelompok juga mengolah keripik nangka, nanas, dan salak dengan kapasitas penjualan sekitar 400 kg per bulan. Kerja sama pemasaran keripik salak telah dilakukan dengan anak perusahaan Nutrifood yaitu PT Wajah Rejuvinasi Perempuan Indonesia (WRPI) di Bogor, Provinsi Jawa Barat, yang bergerak khusus dalam makanan sehat. Pemasaran juga melalui sebuah lembaga yang membina UMKM di Jawa Tengah dan Papua Selatan, Inopak Institute di Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat.
Pemasaran lain keripik salak organik melalui toko oleh-oleh, distributor, dan pengepul atau secara daring (online) melalui media sosial atau loka pasar (marketplace). Menurut Kepala Bidang Bina Program dan Penyuluhan, Dinas Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kabupaten Wonosobo, Umar Shoid, S.Sos., total produksi salak di Kabupaten Wonosobo sebesar 32.563 ton dengan luas areal 3.346.775 rumpun pada 2023. Kecamatan yang paling berpotensial dalam pengembangan salak terdapat di Kecamatan Leksono, Watumalang, dan Sukoharjo,” ujar Umar Shoid.
Tak hanya mengolah salak olahan, Miskam dan tim juga memanfaatkan daun salak untuk pupuk organik yang tersertifikat organik dalam bentuk pupuk padat atau pupuk cair. Mereka juga mengelola sampah rumah tangga dari 100 rumah tangga sebagai pupuk kompos bersertifikat organik. Miskam dan tim memberikan secara gratis kepada warga yang membutuhkan untuk memupuk tanaman di pekarangan atau tabulampot.
Berkat upaya untuk mengolah sampah rumah tangga dan menerapkan pertanian organik, Desa Wonosroyo mendapatkan penghargaan Program Kampung Iklim dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2023 Kategori Utama. Dalam pembuatan pupuk, CV Tani Bangun Agromakmur bekerja sama dengan Universitas Politeknik Banjarnegara dan BP Daerah Aliran Sungai Yogyakarta sebagai penyedia pupuk di Banjarnegara.
Plt. Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Muhammad Taufiq Ratule, M.Si., menyatakan bahwa Direktorat Jenderal Hortikultura mendorong penumbuhan dan pengembangan UMKM Hortikultura guna meningkatkan nilai tambah produk hortikultura baik segar maupun olahan. Selain itu, penumbuhan UMKM Hortikultura diharapkan mampu mengatasi surplus produksi komoditas segar sehingga selaras dengan program pembangunan pertanian untuk menghasilkan komoditas hortikultura hilir yang unggul dan berdaya saing tinggi.
Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Hortikultura (PPHH), Hotman Fajar Simanjuntak, S.T., M.M., menyampaikan bahwa Direktorat PPHH telah mengalokasikan bantuan sarana prasarana pascapanen dan pengolahan yang dialokasikan untuk pelaku usaha yang sesuai kriteria yang ditetapkan untuk mendukung penumbuhan UMKM Hortikultura di Indonesia. Melalui bantuan itu diharapkan dapat meningkatkan nilai tambah, diversifikasi produk, daya saing produk hortikultura, serta inovasi diversifikasi produk yang bermanfaat bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani hortikultura. (Henni Kristina Tarigan, S.P., M.E., Fungsional Pengawas Mutu Hasil Pertanian (PMHP) Ahli Madya, Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hortikultura, Ditjen Hortikultura, Kementerian Pertanian)