Trubus.id— Pakan menempati pos terbesar dalam budidaya ikan konsumsi. Sebanyak 60% biaya produksi dibelanjakan untuk pengadaan pakan. Ikan nila (Oreochromis sp.) merupakan ikan pemakan daging dan tumbuhan (omnivora).
Secara alami ikan itu mengonsumsi hewan dan tumbuhan air. Meski demikian nila lebih menyukai pakan tumbuhan. Ikan anggota famili Cichlidae itu menyukai tumbuhan air yang memiliki kandungan gizi yang sesuai kebutuhannya.
Tumbuhan air kesukaan nila bisa dibudidayakan, lalu digunakan untuk pakan nila. Tumbuhan air itulah yang disebut pakan alami. Namun, pakan alami harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu berkadar gizi sesuai kebutuhan ikan, disukai ikan, cepat berkembang biak, dan bisa dibudidayakan.
Pakan tumbuhan air memenuhi kriteria itu adalah (Lemna sp.), (Wolffia arrhiza), (Spirogyra), dan (Hydrodictyon sp.) Tumbuhan air itu berkadar protein dan karbohidrat ideal bagi pertumbuhan ikan. Yang paling penting ikan pun menyukai tumbuhan air itu.
Tumbuhan itu bisa dibudidayakan dan perkembangbiakkannya sangat cepat. Oleh karena itu, tumbuhan itu sangat tepat digunakan sebagai pakan nila. Lemna mengandung 28—40% protein. Dengan kandungan protein setinggi itu kecepatan pertumbuhan ikan tak perlu disangsikan lagi.
Mulut benih nila terkecil pun mampu menyantap wolffia. Yang menakjubkan tumbuhan itu mengandung 40% protein. Pada ukuran yang relatif besar nila tidak memerlukan pakan berprotein tinggi, tetapi pakan berkarbohidrat tinggi.
Spirogyra dan Hydrodictyon sp., dapat menjadi pilihan karena mengandung 60% karbohidrat. Masyarakat awam menyebut spirogyra sebagai lumut. Sebenarnya tumbuhan air itu adalah alga atau ganggang.
Hasil pengamatan Bayu Nugroho, Djoko Suhartoyo, dan Eko M Nurcahyo anggota tim kreatif Pandhu Agro Sentosa menunjukkan benih nila berukuran 5—7 cm mampu tumbuh hingga berukuran 25 cm dan berbobot 300 g setelah 6 bulan pemeliharaan.
Pemberian pakan alami dua kali sehari masing-masing 10% dari bobot tubuh nila. Masa pembesaran itu lebih singkat daripada pemberian pakan pelet yang memerlukan waktu hingga 7 bulan untuk mencapai nila berbobot sama.
Konsumen menghendaki nila berbobot 250 g—300 g per ekor. Keunggulan lain nila tidak amis dan daya simpan lebih lama. Lazimnya nila mati 30 menit setelah ditangkap. Nila yang diberi pakan alami mampu bertahan hidup hingga 3 jam setelah ditangkap dan tidak menimbulkan bau tak sedap. Dengan begitu ikan lebih segar dan lebih nikmat saat disantap.