Trubus.id—‘Susu ikan’ menjadi topik hangat belakangan ini. Menurut Guru Besar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM), Universitas Airlangga (UNAIR), Prof. Dr. Ir. Annis Catur Adi M.Si., produk dari ikan tersebut lebih tepat disebut susu analog atau minuman berprotein dari ikan.
Melansir pada laman UNAIR Annis menuturkan ikan tidak memiliki kelenjar mamae yang menghasilkan susu layaknya mamalia. Menurut Annis susu merupakan cairan bergizi berwarna putih dari kelenjar susu mamalia seperti sapi, kuda, dan domba.
“Oleh karena itu, produk dari ikan tersebut lebih tepat kita sebut susu analog atau minuman berprotein dari ikan,” ujarnya.
Annis menekankan bahwa penggunaan istilah yang tidak tepat berpotensi membingungkan masyarakat. Meski begitu, ia tetap mengapresiasi inovasi susu ikan analog itu. Menurutnya inovasi itu menawarkan berbagai manfaat kesehatan.
“Kandungan utama dalam susu ikan analog yang bisa kita dapatkan dari berbagai jenis ikan adalah protein, asam lemak omega-3, selenium, dan vitamin D, yang sangat bermanfaat untuk pertumbuhan, perbaikan sel, serta kesehatan tulang dan otak,” ujarnya.
Ia menekankan manfaat susu ikan analog itu dalam memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Menurutnya sebagai sumber protein tinggi, inovasi itu menjadi alternatif bagi individu yang memerlukan tambahan asupan protein, baik sebagai minuman harian maupun untuk memperkaya kandungan nutrisi makanan.
“Produk ini sebaiknya dianggap sebagai pelengkap, bukan pengganti susu sapi,” ujarnya.
Lebih lanjut ia menjelaskan profil nutrisi susu ikan analog dan susu sapi. Menurut Annis susu sapi kaya kalsium, vitamin D, protein, dan karbohidrat. Komponen utama seperti laktosa untuk kesehatan tulang.
“Sementara itu, susu ikan analog lebih fokus pada asupan protein dan omega-3, yang baik untuk otak dan kesehatan jantung,” ujarnya.
Annis menggarisbawahi bahwa ada potensi risiko alergi pada susu ikan analog. “Produk dari ikan laut, termasuk susu ikan analog, memiliki risiko menimbulkan alergi, terutama bagi anak-anak atau individu dengan sensitivitas tinggi terhadap histamin. Oleh karena itu, konsumsi susu ikan analog harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada kelompok rentan,” ujarnya.