Sosok tillandsia ionantha bak pengantin nan jelita.
Alasan itu pula yang membuat Cen Mutan, pehobi tillandsia di Bogor, Jawa Barat, meminang ionantha. Cen rajin mengumpulkan aneka blushing bride—sebutannya—dari berbagai negara untuk menghiasi taman mini di belakang rumahnya. Di sana ia merawat belasan pengantin yang pemalu itu bersama dengan ratusan tillandsia koleksinya. Cen menuturkan bentuk dan corak ionantha sangat banyak dan cantik.
Sebut saja Tillandsia ionantha ‘ron’ yang diikat di sebuah papan kayu persegi panjang. Tinggi ron hanya seukuran jari orang dewasa. Bentuk daun segitiga dengan ujung melengkung ke luar dan tersusun rapat. Yang membuat ron istimewa adalah daunnya bercorak belang. Corak berwarna putih kekuningan itu tampak menghiasai daun yang hijau segar. Polanya muncul mulai dari pangkal hingga ujung daun. Itu sebabnya meski mini, penampilan ron sangatlah istimewa.
Atraktif
Sesosok T. ionantha ‘fatboy’ variegata pun tampak menawan. Daunnya yang bercorak hijau dan putih tersusun menjuntai. Adapula T. ionantha var. maxima belang yang sukses menarik perhatian. Setiap helai daun terdapat polesan tipis berwarna putih pucat. Postur tanaman lebih bongsor dan berdaun panjang. Itu sebabnya, Cen meletakkan maxima variegata koleksinya itu di pot. Ia menuturkan tillandsia bercorak variegata tergolong eksklusif. Sebab keberadaannya masih sangat jarang dan harganya mencapai belasan juta rupiah.
Namun, bukan berarti tillandsia berdaun hijau kurang apik. Buktinya T. ionantha ‘rubra’ tetap cantik meski tidak berdaun belang. Apalagi saat sedang berbunga, paras rubra semakin jelita. Sebab warna daun yang semula hijau perlahan berganti merah menyala. Bunga yang muncul di bagian tengah tanaman membuat tampilannya makin sempurna. Bagaimana tidak? Kembang serupa tabung itu berwarna ungu dengan benang sari kuning cerah.
Adapula T. druid yang berdaun kuning dan lebat koleksi pria kelahiran Bangka itu. Pakar florikultura dari Selandia Baru, Andrew Steen, dalam Bromeliad for The Contemporary Garden, menyebut druit sebagai jenis ionantha paling elok. Daun druid akan bersalin menjadi kuning cerah ketika berbunga. Adapun bunga yang muncul berwarna kuning pucat.
Andrew mengatakan ionantha merupakan jenis tillandsia yang paling populer. Ionantha berasal dari bahasa Yunani ionanthus yang merupakan kombinasi dari kata ion—violet—dan anthos—bunga. Tanaman yang hidup di lingkungan nyaman lebih mudah membentuk koloni. Di habitat asalnya, ionantha tinggal di lingkungan sangat kering. Mereka biasanya menggerombol terdiri atas 3—5 tanaman. Daunnya berbentuk segitiga, sempit, dan tegak. Karakter tanaman yang atraktif dan mudah dirawat membuat ionantha kian disukai. Apalagi ukurannya tergolong mungil sehingga tidak membutuhkan banyak tempat.
Unik
Penampilan yang unik juga membuat Cen menggemari ionantha. Bahkan, ia memiliki sejumlah ionantha berbentuk unik. Sebut saja T. ionantha ‘hand grenade’ yang sangat langka. Bentuk daunnya pendek, lancip, dan keras. Sementara warnanya hijau gelap. Susunan daun hand grenade tumbuh teratur dan rapi. Lainlagi penampilan T. ionantha ‘solarish’. Bila diperhatikan lebih dekat maka akan terlihat susunan daun solarish membentuk huruf S.
Adapula T. ionantha ‘albo marginata’, T. ionantha ‘mexico’ dan T. ionantha ‘predator’. Albo marginata berdaun pendek dengan warna hijau berbalut keperakan. Sementara mexico berdaun tipis dan banyak. Adapun predator berdaun hijau kehitaman. Cen memberikan perlakuan yang sama pada seluruh koleksinya. Ia meletakkan tanaman di tempat terbuka dengan sinar matahari melimpah.
Kemudahan merawat memang menjadi faktor utama pehobi menyukai tillandsia. Sebab tanaman kerabat nanas itu tak butuh perawatan intensif. Pehobi juga tak perlu menyediakan lahan luas untuk menyimpan koleksinya. Untuk tanaman berukuran kecil, mereka hanya mengikat atau menggantungnya pada tiang. Sementara tanaman jumbo cukup diletakkan di pot.
Itulah yang membuat Cen semakin getol berburu tillandsia. Lewat pencarian yang begitu bersemangat Cen menjumpai ionantha bermutasi kristata. Ionantha abnormal itu merupakan hasil perburuan dari sebuah nurseri di Thailand. Menurut Yos Sutiyoso, pakar fisiologi tanaman di Jakarta, kristata terjadi karena percepatan pertumbuhan yang tidak merata pada seluruh sel, misalnya di dekat pucuk dan batang. Mutasi itu menyebabkan bentuk tanaman berubah. Pemicunya bisa berasal dari faktor genetik maupun gangguan dari luar. (Andari Titisari)
