Trubus.id – Kentang PKHT-6 merupakan varietas unggul tipe industri dengan daya hasil tinggi. Umbi kentang ini berukuran besar, berkulit merah, dan mengandung antioksidan tinggi.
Varietas ini juga tahan terhadap penyakit utama serta toleran terhadap kekeringan. Hal ini menjadikannya cocok untuk diandalkan dalam menghadapi tantangan iklim dan serangan organisme pengganggu tanaman.
Menurut Guru Besar Fakultas Pertanian IPB University, Prof. Dr. Agus Purwito, PKHT-6 termasuk dalam kategori kentang tengah. Artinya, kentang ini fleksibel untuk dijadikan kentang sayur maupun kentang industri seperti keripik.
“Permintaan kentang di masyarakat sangat tinggi, terutama untuk kebutuhan industri,” ujar Prof. Agus pada IPB TV. “Sayangnya, produksi nasional belum bisa memenuhi permintaan tersebut sehingga kita masih bergantung pada impor.”
Indonesia tercatat masih mengimpor kentang industri dengan nilai hingga 20 juta dolar AS per tahun. Salah satu penyebabnya adalah kurangnya benih kentang bermutu tinggi di dalam negeri.
Melihat situasi tersebut, Prof. Agus dan tim mengembangkan varietas unggul PKHT-6 melalui riset laboratorium. Pengembangan ini bertujuan menciptakan kentang industri lokal yang tangguh dan produktif.
“Kami melihat kebutuhan pasar sangat besar, maka harus ada varietas lokal yang bisa menjadi substitusi impor,” jelasnya. “PKHT-6 kami kembangkan agar bisa menjawab kebutuhan itu.”
Dari berbagai uji coba, produktivitas PKHT-6 bisa mencapai lebih dari 40 ton per hektare. Bahkan pada musim sulit, hasil panennya masih stabil di angka 25–30 ton per hektare.
Ciri khas kentang ini terletak pada warna kulit merah keunguan dan mata tunas yang juga keunguan. Warna ini membedakannya dari varietas lain yang umum ditanam di Indonesia.
“Kami juga seleksi agar kentang ini cukup tahan terhadap penyakit utama,” ujar Prof. Dr. Awang Maharijaya, pakar hortikultura dari IPB. “Dengan begitu, penggunaan pestisida bisa ditekan.”
Biasanya, petani menyemprot pestisida secara intensif, minimal seminggu sekali. Dengan PKHT-6, frekuensi penyemprotan bisa dikurangi sehingga lebih hemat biaya dan ramah lingkungan.
Pengembangan PKHT-6 kini sudah melibatkan mitra untuk produksi benih dan industri pengolah untuk dijadikan keripik. Kolaborasi ini memperkuat rantai pasok dari hulu ke hilir.
Diharapkan, hadirnya PKHT-6 dapat membantu menurunkan ketergantungan pada kentang impor. Sebab, Indonesia kini memiliki benih unggul kentang industri hasil inovasi anak bangsa.
Foto: Dok. Tangkapan layar pada IPB TV