Saturday, November 9, 2024

Pohon Gayam Penjaga Air

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Warga di Desa Panjangrejo, Kapanewon Pundong, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) hampir semua menanam pohon gayam (Inocarpus fagifer) di pekarangan. Tidak heran populasi tanaman anggota famili Fabaceae itu di sana mencapai sekitar 300 batang.

Menurut peneliti di Kelompok Riset Ekofisiologi, Pusat Riset Konservasi Tumbuhan,Kebun Raya & Kehutanan, Badan Riset dan Inovasi Nasional, Ir. Albert Husein Wawo, M. Si., jumlah itu tergolong sedikit karena banyak pohon gayam ditebang untuk dijadikan rumah pascagempa 2006.

Tinggi gayam di Desa Panjangrejo mencapai 12 m dengan lingkar batang 250 cm dan berumur sekitar 50 tahun. Pohon gayam memiliki sistem perakaran yang kekar, dalam, dan padat sehingga dapat menembus tanah dengan mudah.

Dampaknya air hujan cepat meresap ke dalam tanah dan menjadi air yang tersimpan dalam tanah. Warga Desa Panjangrejo meyakini kehadiran gayam di pekarangan melindungi air sumur agar tidak kering saat musim kemarau panjang.

Pengisian air tanah oleh air hujan yang jatuh ke permukaan tanah sangat dipengaruhi oleh vegetasi di atas permukaan. Keberadaaan vegetasi menguntungkan terhadap proses meresapnya air ke dalam tanah.

Bukti lain gayam melindungi mata air terjadi di Desa Gerbosari, Kapanewon Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo, DIY. Mata air di sana tidak pernah kekeringan meski berada di perbukitan. Memang di kawasan mata air terdapat komposisi pohon spesifik.

Pohon-pohon dekat mata air lazimnya bercirikan akar tunggang yang dalam, akar serabut banyak, serta tajuk lebar dan rimbun. Ciri lainnya yakni berumur panjang dan daun selalu hijau (tidak menggugurkan daun).

Daun gayam dewasa yang berbentuk bulat telur juga berperan “mengarahkan” air hujan menuju ke bawah kanopi pohon sehingga masuk ke sistem perakarannya. Pohon gayam memiliki karakteristik akar yang kekar, dalam, dan padat, gayam pun menjadi penahan banjir atau benteng sungai yang kokoh.

Dengan perakaran yang seperti itu pohon gayam pun tidak mudah rebah sehingga berperan sebagai pelindung tanah dari bahaya erosi. Penduduk Kapanewon Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo, DIY, menanam gayam di bantaran Sungai Semak untuk melindungi desa dan kebun dari ancaman erosi.

Perakaran gayam mampu meredam aliran air sungai dan mencegah kikisan erosi karena sistem perakaran padat dan dalam. Berkat keunggulan itu masyarakat menyebut gayam sebagai benteng kali (talud sungai). Oleh karena itu pohon gayam sebagai tumbuhan konservasi tanah dan air sudah teruji oleh masyarakat.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tiada Lele, Suree pun Boleh

Trubus.id—Kafe di sisi Sungai Kuala Idi di Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, itu masih ramai menjelang tengah malam pada...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img