Trubus.id— Petani dapat memilih varietas jagung unggul yang tahan hama dan produktif, seperti JH 32. Jagung bertongkol panjang itu tahan penyakit paling mematikan yaitu bulai.
Pemulia JH 32 adalah Prof. Dr. Muhammad Azrai, S.P., M.P. “JH 32 tahan penyakit bulai jenis patogen Peronosclerospora philippinensis dan agak tahan penyakit bulai jenis patogen Peronosclerospora maydis,” tutur Azrai.
Pemulia tanaman dari Universitas Hasanudin, Makassar, Sulawesi Selatan, itu, mengatakan bahwa JH 32 merupakan hasil persilangan antara galur murni CI272022 sebagai tetua betina dan G102612 sebagai tetua jantan.
Dua tetua itu memiliki produktivitas dan potensi hasil benih yang cukup tinggi. Keunggulan lainnya kedua tetua itu beradaptasi baik di lahan berketinggian tempat 17—1.024 meter di atas permukaan laut (m dpl).
Azrai merakit JH 32 saat bertugas di Balai Penelitian Tanaman Serealia yang kini menjadi Balai Pengujian Standar Instrumen Tanaman Serealia. Jagung yang dirakit sejak 2010 itu juga tergolong produktif karena berpotensi hasil 13,6 ton per ha.
“Selain tahan bulai, JH 32 juga agak tahan penyakit hawar daun Helmintosporium maydis dan karat daun Puccinia polysora,” tutur Azrai.
Kehadiran jagung unggul baru itu tentu saja dinanti oleh para petani. H. Ngadi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terpincut jagung varietas baru itu.
“Dari penampilan tongkol dan kernelnya, saya yakin JH 32 produktif dan rendemennya tinggi. Saya mau mengembangkannya di musim depan,” tutur Ngadi.