Friday, October 11, 2024

Cara Ekspor Tanaman Hias

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id— Bagaimana cara mengekspor tanaman hias? Rico Rusdiansyah, eksportir tanaman hias asal Kota Depok, Jawa Barat, berbagi pengalaman agar pehobi bisa ekspor tanaman hias.

Pada 2017, Rico hanya melayani pasar lokal. Lalu ia mendapat pesanan dari rekan di Korea Selatan pada 2018. Sejak itu ia mencari informasi tentang tata cara ekspor. Waktu itu ia mengekspor dengan izin individu.

Namun, ternyata Kementerian Pertanian membatasi hanya tiga kali ekspor. Rico mendirikan perusahaan berbadan hukum perseroan terbatas (PT) dengan nama PT Alchemie Berkah Bersama. Dengan badan hukum itu Rico memperoleh izin ekspor berupa Surat Izin Pengeluaran (SIP) dari menteri pertanian (Mentan).

Dokumen SIP Mentan itu merupakan surat izin dari pemerintah dalam mengekspor tanaman ke luar negeri. Cara memperoleh SIP ini bisa dilakukan melalui daring. Bila sudah memilikinya, perusahaan kita terdaftar resmi sebagai salah satu perusahaan yang mengekspor tanamannya ke luar negeri.

Rico mengatakan dalam ekspor tanaman hias, setiap tanaman wajib memiliki phytosanitary certificate (PC). PC memuat informasi tentang jenis tanaman, jumlah, nama penerima, jumlah kemasan, dan keterangan bebas OPT sesuai persyaratan di negara tujuan.

Setelah itu tanaman lalu dibawa ke Badan Karantina Pertanian beserta dokumen SIP Mentan dan PC. Eksportir lalu melaporkan dan menyerahkan dokumen itu kepada Pejabat Karantina Tumbuhan untuk keperluan tindakan karantina tumbuhan.

Jika termasuk tanaman yang dilindungi maka harus disertai dokumen Apendix Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup.

Dokumen tambahan yang wajib dilampirkan adalah cargo manifest atau invoice atau bill of loading (B/L) atau air way bill (AWB). Setelah dokumen-dokumen lengkap, baru pengemasan. Untuk pengiriman ke negara-negara di Benua Eropa seperti Inggris dan Jerman, pengemasan tanaman tanpa media tanam.

Di beberapa negara lain masih boleh menggunakan media tanam seperti sphagnum moss. Setelah itu kemas dalam solid box berupa kotak stirofoam atau sesuai keinginan pelanggan Setelah dikemas, ia mengirim tanaman melalui ekspedisi internasional yang ada di Indonesia.

Menurut Rico sebetulnya saat ini makin mudah bila ingin mengekspor tanaman hias. Dengan berbekal pengalamannya mengekspor hingga 25 negara, Rico membuat aplikasi Exitplant.id untuk membantu pemasaran proses ekspor-impor tanaman di Indonesia.

“Kami membuat aplikasi yang fungsinya menjadi wadah untuk memfasilitasi eksportir yang tidak memiliki tanaman cukup banyak untuk diekspor dan petani yang memiliki tanaman cukup banyak, tetapi tidak bisa ekspor ke luar negeri,” kata Rico.

Petani tanaman hias cukup menyerahkan tanaman tujuan ekspor, nanti tim Rico yang mengurus dokumen yang diperlukan. Petani juga tak perlu repot-repot mengemas dan jenis ekspedisinya pun bisa memilih.

Ia berharap melalui aplikasi itu bisa memajukan dunia tanaman Indonesia melalui proses ekspor-impor dan menambah pendataan para eksportir dan petani tanaman hias Indonesia.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Padat Tebar Vannamei Meningkat Lebih Dari Tiga Kali Lipat, Rahasianya Teknologi Ultrafine Bubble (UFB)

Trubus.id—Penggunaan teknologi modern dapat meningkatkan padat tebar udang vannamei. Di tangan tim peneliti ultrafine bubble (UFB) Nano Center Indonesia,...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img