Monday, January 20, 2025

Potensi dan Peluang Bisnis Olahan Sagu

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Sagu memiliki potensi dan peluang bisnis yang menguntungkan. Salah satu cara meningkatkan nilai sagu yakni dengan mengolahnya menjadi berbagai olahan pangan. Apalagi, hal itu didukung dengan pasar sagu yang semakin terbuka, di tengah isu krisis pangan global.

Menurut Baginda Siagian, Direktur Perlindungan Perkebunan Ditjen Perkebunan, Kementan terus mendukung petani dan pelaku usaha perkebunan agar terus berkreasi dalam menciptakan beragam produk olahan pangan sehat. 

Kolaborasi, sinergi dan komitmen bersama, kata dia, diperlukan untuk meningkatkan nilai tambah sagu, guna membangkitkan ekonomi masyarakat karena sagu bisa menjadi bahan pangan lokal untuk ketahanan pangan nasional.

Tak hanya tepung sagu, olahan menarik lain dari produk turunan sagu di antaranya terus bermunculan seperti mi sagu sehat dan biskuit sagu yang aman untuk dikonsumsi bagi anak-anak yang memiliki sensitivitas terhadap suatu alergi, seperti alergi pada protein gluten.

Salah satu produk turunan sagu yang terbukti telah berhasil yakni Sago Mee. Sago Mee adalah mi berbahan baku sagu yang sangat digemari segala kalangan.

Selain karena varian rasa beragam dan rasanya yang enak, kandungan Sago Mee aman dikonsumsi karena Gluten Free, Low Glycemic Index Non-GMO, Non-MSG dan Rich Prebiotic, kemasan menarik serta cara penyajiannya pun mudah dikonsumsi. Ditambah lagi tak sulit mencari produk pangan dari sagu ini karena bisa ditemukan di marketplace.

Juniar, pemilik Sago Mee PT Langit Bumi Lestari, mengatakan, Sago Mee telah diluncurkan ke pasaran sejak Oktober 2020. Saat ini mayoritas pemasaran produk Sago Mee ke Pulau Jawa dan Sumatra, baik secara daring maupun luring.

Kemasan cup Sago Mee untuk di daerah Jawa dibanderol seharga Rp10.000, sedangkan untuk Sumatra sebesar Rp12.000. Sago Mee sudah diekspor beberapa kali ke Malaysia. Saat ini beberapa negara lainnya di Eropa dan Amerika sedang dilakukan pendekatan untuk ekspor Sago Mee.

Menurut Juniar, melalui Sago Mee ini, edukasi sagu ke kalangan milenial lebih mudah dilakukan. Indonesia adalah pasar mi instan terbesar nomor dua di dunia.

Lebih lanjut, ia menuturkan alasan mengembangkan sagu menjadi produk turunan karena sagu adalah kearifan pangan lokal Indonesia. Indonesia memiliki potensi hutan sagu terluas di dunia sehingga stok bahan baku sangat melimpah.

Jepang mempunyai Sago Society Foundation, tetapi sumber daya hutan sagu terbatas sehingga mencari pangan alternatif lain selain gandum dan beras. Tentunya, ini peluang besar harus melibatkan semua pihak, mulai dari petani, stakeholders, swasta, institusi pemerintah, hingga badan riset dan lainnya.

Ia menilai sagu siap penuhi kebutuhan pangan lokal Nusantara dan dunia secara berkelanjutan tanpa harus mengubah fungsi hutan seperti tanaman pangan lainnya.

“Semoga dengan peluang bisnis yang besar ini, bisa kita tangkap dan bersama terus kembangkan potensi sagu dan hasilkan produk turunan yang semakin inovatif dan bermanfaat, serta stok bahan baku terjamin, dari hulu hingga hilir, termasuk promosinya, serta saling menguntungkan,” tutur Juniar seperti dikutip dari laman Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.

Tak hanya Sago Mee, PT Langit Bumi Lestari menciptakan beragam produk inovasi lain seperti Sago Cookies, Sago Pearl, Fish Ball, Fukien, Sago Brownies, Oreo Black Swiss Roll dan lainnya.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Mengintip Durian Montong dari Sulawesi Tengah, Begini Keunggulannya

Trubus.id–Provinsi Sulawesi Tengah, salah satu sentra penghasil durian. Mayoritas jenis durian yang dibudidayakan adalah montong.  Kualitas durian montong asal Sulawesi...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img