Wednesday, September 11, 2024

Pupuk Organik Besutan Tim KKN-T IPB Desa Kiarasari, Upaya Pengendalian Penyakit Patek pada Cabai

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id—Penyakit patek menjadi momok bagi petani cabai seperti Idan. Petani di Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, itu  mengeluhkan penurunan hasil panen karena serangan penyakit akibat cendawan Colletotrichum sp.

Cendawan itu dapat menyerang semua bagian tanaman Capsicum annuum itu. Terutama pada bagian buah cabai yang menyebabkan busuk. Penyakit patek juga menjadi kendala para petani lain di Desa Kiarasari itu.

Saat awal serangan penyakit patek kerap tidak bergejala, karena berukuran mikro. Tidak dapat disembuhkan ketika sudah menimbulkan gejala busuk buah. Tingkat serangan penyakit itu bervariasi. Berpotensi menyebabkan kerugian 50—65%.

Kehadiran penyakit patek belum ditemukan cara pengendalian yang efektif karena Colletotrichum sp. itu memiliki banyak inang. Menurut Idan penyakit patek sendiri sangat sulit dikendalikan. “Hanya bisa dilakukan upaya pencegahan ketimbang mengobati ditambah lagi obat yang mahal,” ujar Idan.

Berangkat dari permasalahan itu, Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University berinovasi membuat pupuk Microbial Rapid Growth Cycle (MIRACLE). Inovasi itu berupa pupuk organik sekaligus sebagai bio-pestisida untuk mendukung keberlanjutan pertanian organik di Indonesia.

Tim PKM-KI MIRACLE IPB Farhan Ali dan rekan mengandalkan cendawan Trichoderma sp. Cendawan itu merupakan mikroorganisme yang  bersifat saprofit.

Mampu menyerang secara alami cendawan patogen yang merugikan tanaman. Selain itu, bersifat menguntungkan bagi tanaman, karena sebagai agen hayati pengendali organisme pengganggu tanaman (OPT).

Farhan dan rekan menjelaskan Trichoderma sp. memberikan pengaruh positif terhadap perakaran tanaman, pertumbuhan tanaman, dan hasil tanaman. Musababnya dapat menghasilkan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) berupa Indole Asetic Acid (IAA), giberalin, dan sitokinin sebagai hormon pemacu pertumbuhan tanaman dan pengurai bahan organik tanah.

Lebih lanjut ia menjelaskan kultur murni Trichoderma sp. telah melalui beberapa tahap uji mutu seperti uji antagonis, uji hypersensitive, dan uji kerapatan koloni. Hal itu untuk memastikan bahwa kultur murni yang akan digunakan terbukti aman dan berkualitas.

Trichoderma sp. memiliki kapasitas reproduksi yang tinggi dengan siklus hidup pendek sehingga mudah dibiakkan dan diperbanyak sebagai agen biokontrol,” pada siaran pers yang diterima.

Tim mengombinaskan Trichoderma sp. dengan kitosan yang merupakan polimer organik yang  berperan dalam meningkatkan kemampuan pertahanan tanaman terhadap serangan pathogen, sehingga dapat mencegah penyakit seperti patek.

Kegiatan KKN-T Inovasi IPB itu terlaksana di Desa Kiarasari, Kecamatan Sukajaya yang menyentuh banyak aspek seperti pertanian. Pasalnya mahasiswa KKN-T IPB Desa Kiarasari, itu menerima banyak keluhan terkait penyakit patek pada cabai di kebun para petani.

Tim KKN-T IPB Desa Kiarasari, melakukan penyuluhan terkait cara pencegahan dan mengatasi penyakit patek. (Dok. Tim KKN-T IPB Desa Kiarasari)

Maka untuk menanggapi hal itu khususnya dengan agen hayati seperti Trichoderma sp. melalui formulasi  produk jenama MIRACLE itu.

Bersama dengan Kelompok Tani (Poktan) Kampung Cipeundeuy yang diketuai Sara sekaligus  Ketua Rukun Warga (RW) 03 Desa Kiarasari, tim KKN-T melakukan penyuluhan dan penerapan MIRACLE pada kebun Among  atau salah satu anggota Poktan Kampung Cipeundeuy untuk pengendalian patek.

Selain itu,  tim KKN-T Desa Kiarasari juga melakukan pelatihan dan pembuatan akun IPB Digitani—inovasi aplikasi IPB University. Tujuannya agar petani dapat bersentuhan langsung terkait masalah pertanian dengan pakar pertanian di IPB University secara intensif.

Kegiatan lainnya yakni penerapan inovasi peranti Reny Smart untuk pemupukan padi yang baik di Kampung Ciparahu. “Banyak Inovasi IPB yang kami bawakan pada kegiatan KKN-T di Desa Kiarasari. Pertama pastinya untuk mengenalkan praktik budidaya pertanian yang inovatif dari IPB,” ujar ketua tim Farhan.

Kedua untuk merangsang minat petani terhadap praktik pertanian modern dan organik, serta sebagai bentuk upaya menjawab permasalahan yang ada di lapangan. “Meski demikian beberapa pihak yang intens pada masalah yang kami hadapi ikut dilibatkan dan berperan aktif,” ujar Farhan.

Selain Farhan, tujuh anggota lain dari  tim KKN-T IPB Desa Kiarasari itu yakni Much Fazrin, Ridha Aini, Sri Lidyana, Sonia Aliya, Rahila Sukmana, Felicia Kyla, dan Aida Fitria.

Dalam praktiknya kegiatan itu juga dibantu oleh UPT Pertanian Cigudeg, Petugas Penyuluh Pertanian Desa Kiarasari yakni Akbar, tim PKM-KI MIRACLE IPB dengan ketua Indiv Sultana, serta tim Reny Smart.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Kembangkan Produk Hilir, Warga di Medan Bikin Aneka Sambal Cabai Berpadu Andaliman

Trubus.id–Warga Kota Medan, Provinsi Sumatra Utara, Richard, berinovasi  membuat aneka sambal cabai dengan campuran andaliman. Sambal Gerilya atau nama...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img