Di antara keluarga itik, sosok itik mandarin terbilang paling eksotis. Tak seperti bebek biasa yang acap digembalakan di sawah, bulu itik mandarin berwarna mencolok. Bulu pejantan dominan cokelat muda mengkilap. Uniknya, ujung sayap melengkung tegak ke atas mirip layar. Dada besar, bidang, dan lebar hingga “menyentuh” leher dan kepala. Goresan putih di tubuh dan kepala bagian atas menambah pesonanya. Saat berjalan, ekor berlenggak-lenggok ke kanan dan kiri seperti angsa.
Di habitat asli, keluarga Anatidae itu menghuni hutan-hutan di Cina dan Jepang. Dengan sebaran sangat kecil, mereka dijumpai di danau dan sungai berbatuan berarus tenang. Di sana, binatang air itu menghabiskan waktu untuk berenang sambil mencari pakan berupa lumut, tanaman air, dan biji-bijian.
Meski berasal dari negara 4 musim, itik termasuk binatang yang mampu beradaptasi tinggi, termasuk di Indonesia. Untuk mempermudah adaptasi, aediakan tempat yang layak agar penampilannya prima. Air sebaiknya selalu bersih dengan filter untuk membantu sirkulasi air. Tak kalah penting, rumah terbuat dari kayu beratap genteng untuk berlindung ketika hujan atau panas. Tanam juga pohon perdu seperti cemara udang di sekitar kolam.***