
Rangkaian unik penyemarak hari kemerdekaan.
Perayaan hari kemerdekaan selalu menarik minat warga di seluruh negeri. Mereka berbondong-bondong memperindah kota dengan pernak-pernik khas perjuangan. Bendera merah putih dan umbul-umbul menghiasi setiap rumah, gedung, dan jalan-jalan utama. Masyarakat pun menggelar beragam kegiatan seperti upacara, pentas seni, dan karnaval. Aneka lomba seperti tarik tambang, balap karung, dan panjat pinang memeriahkan momen sakral itu.
Segenap lapisan masyarakat larut dalam hiruk-pikuk peringatan hari bersejarah itu. Novembriati Semeru di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, pun tak mau ketinggalan menjadi bagian dari kemeriahan itu. Berbekal kepiawaiannya merangkai flora, ia membuat rangkaian bunga sebagai persembahan bagi ulang tahun Republik Indonesia. Atiek, sapaannya, membuat rangkaian bunga setinggi 1,5 m dari kumpulan batang rosela kering sebagai materi utama.

Anyaman
Novembriati memilih batang Hisbiscus sabdariffa kering lantaran ingin menunjukkan kesan natural. Selain itu untuk menyesuaikan tema kemerdekaan yakni merah dan putih. “Warna merah dalam rangkaian tak melulu mawar atau krisan,” ujarnya. Wanita yang berprofesi sebagai dokter gigi itu menggunakan besi berbentuk persegi panjang sebagai rangka rangkaian yang diletakkan di atas wadah bundar berisi floral foam.
Kemudian ia menancapkan setiap batang rosela dan merapikannya. Caranya mengikat bagian tengah dan atas dengan kawat. “Ikatan itu juga bertujuan memperkuat materi sehingga tidak gampang goyah,” ujarnya. Ia lantas mempercantik rangkaian dengan mawar putih, daun monstera, dan pandanus.
Rangkaian bunga juga menjadi pilihan Anastasia Ferwidyasari di Jakarta Selatan untuk merayakan hari kemerdekaan. Ia menggunakan teknik anyam, lipat, dan tusuk dalam rangkaian berkesan etnik itu. Sisi, sapaannya, memilih materi flora berupa Dracaena marginata ‘tricolor’, Philodendron ‘marble’, asparagus bintang, dan mawar. Ia menganyam lembaran-lembaran dracaena tricolor menjadi miniatur perahu.

Sisi bersikukuh membuat miniatur perahu lantaran terinspirasi kehidupan bangsa. “Perahu merupakan salah satu transportasi utama yang menghubungkan antarpulau pada zaman dulu,” ujarnya. Ia memilih dracaena tricolor sebagai bahan untuk membuat perahu sebab mempunyai corak warna yang menarik. Dalam selembar daun terdapat warna kuning, hijau, dan merah.
“Keunggulan itu membuatnya mudah dikreasikan dan menarik dalam berbagai bentuk,” ujar Sisi. Anggota Ikatan Perangkai Bunga Indonesia (IPBI) Cabang Jakarta Selatan itu juga memanfaatkan pembidang sulam atau kristik berbahan kayu sebagai media rangkaian. Ia menata lembaran-lembaran dracaena tricolor dalam alat berbentuk lingkaran itu. Di beberapa sisi, ia memberikan sentuhan anyaman agar tidak monoton. Sisi menyatukan semua materi rangkaian pada wadah aluminium berbentuk tabung pendek berisi floral foam.

Wanita berkacamata itu menyelimuti permukaan wadah itu dengan daun andong merah. Kemudian ia meletakkan pembidang sulam yang sudah dihias dengan dracena tricolor di bagian belakang wadah. Pada bagian depan, ia mengisinya dengan asparagus bintang, lima kuntum mawar merah, delapan kuntum mawar putih, selembar daun marble, dan lima miniatur perahu. Meski bercorak warna terbatas, rangkaian tetap terlihat cantik.

Bingkai
Lucia Raras di Jakarta Selatan juga tertarik menghadirkan rangkaian bunga untuk memperingati hari kemerdekaan. Raras, sapaannya, membuat rangkaian dari materi flora berupa gerbera merah, mawar merah, mawar putih, daun andong merah, daun monstera, pandanus, dan ruscus. Raras memanfaatkan dua kotak kayu bekas berkuran besar dan kecil untuk menghadirkan rangkaian beraliran free style itu.
Mula-mula ia membungkus setiap sisi kotak dengan daun andong merah dan menempelkan beberapa helai dracaena tricolor untuk memperkaya warna. Raras meletakkan dua kotak itu pada wadah berisi floral foam dengan posisi berbeda. Kotak berukuran besar diletakkan tegak, sedangkan kotak kecil diletakkan miring. Ia menancapkan tiga tangkai gerbera merah di bagian belakang kotak besar untuk memberikan kesan penuh pada rangkaian.
Lalu ia menancapkan asparagus bintang, daun marble, dan ruscus di depan kotak. Kuntum mawar merah dan putih masing-masing diletakkan di sisi kanan dan kiri rangkaian. Untuk mempermanis rangkaian, Raras menyematkan tiga helai pandanus di sisi kiri. Resty Budiman, perangkai bunga di Jakarta Timur, juga turut ambil bagian menyemarakkan hari kemerdekaan. Resty membuat rangkaian penghias dinding dari kumpulan daun Dracaena godseffiana ‘florida beauty’.

Ia menempelkan daun tanaman keluarga Dracaenaceae itu di seluruh permukaan bingkai berbahan tripleks berukuran 83 cm x 41 cm. Butuh ketelitian agar daun melekat rapi dan sempurna. Resty memilih florida beauty sebab bercorak indah. Permukaan daunnya hijau dengan bintik-bintik kuning yang tersebar rata. “Jika tidak ada florida beauty, perangkai dapat menggantinya dengan daun lain seperti ruscus dan puring,” ujar Resty.

Rangkaian karyanya semakin menawan dengan hadirnya aneka bunga seperti lili, tulip, mawar, cymbidium, jengger ayam, dan helikonia pada sisi kiri, kanan atas, dan kanan bawah bingkai berselimut floria beauty itu. Pada tahap akhir, Resty melengkungkan tali di atas bingkai untuk mempermudah penempatan di permukaan dinding. “Rangkaian ini memang digunakan sebagai pengganti lukisan dinding,” ujarnya. (Andari Titisari)