Tuesday, March 4, 2025

Dua Dewi Sri Baru

Rekomendasi
Kartika 1-82 berproduksi tinggi meski dibudidayakan secara organik.
Kartika 1-82 berproduksi tinggi meski dibudidayakan secara organik.

Kartika 1-82 dan pak tiwi varietas padi baru produksi tinggi dan tahan serangan hama.

Sawah 1 ha di Kanagarian Kasang, Kecamatan Batanganai, Kabupaten Padangpariaman, Sumatera Barat, itu menguning. Malai-malai padi merunduk pertanda bernas. Itulah padi kartika 1-82, varietas baru yang diperkenalkan Korem 032/Wirabraja. Dari lahan itu, Brigjen TNI Widagdo Hendro Sukoco, Komandan Korem 032/Wirabraja, memanen 7,8 ton gabah. Jumlah itu jauh lebih tinggi dibandingkan rata-rata produksi padi petani setempat yang hanya 4,4 ton per ha. Padahal, Widagdo membudidayakan padi itu secara organik.

Hasil panen yang tinggi itu membuktikan kartika 1-82 tergolong unggul. “Kulit padi kartika 1-82 bercorak kombinasi kuning-hijau sehingga tampak seperti baju loreng tentara. Makanya saya tertarik untuk mengembangkannya,” ujarnya.

Kartika 1-82 sebetulnya bukan padi asli Sumatera Barat. Itu adalah hasil pemuliaan Hadi Supangat, petani asal Banyuwangi, Jawa Timur. Awalnya Hadi memberi nama varietas itu amanda. “Nama itu diambil dari nama putri saya agar mudah menyebutnya,” ujarnya. Menurut Hadi produksi amanda sebetulnya mencapai 14 ton/ha. “Ada juga petani yang mampu memanen hingga 16 ton/ha,” kata Hadi. Hasil panen di Sumatera Barat lebih rendah karena kondisi lahan yang masam. “Angka pH-nya kurang dari 5,” kata Widagdo. Menurut Dr Nurzaman, ahli pertanian organik, kondisi tanah masam menyebabkan pertumbuhan padi tidak optimal. “Bahkan bisa menyebabkan tanaman mati,” ujarnya.

Kartika 1-82 dibudidayakan di 10 Kodim di lingkungan Korem 032/Wirabraja.
Kartika 1-82 dibudidayakan di 10 Kodim di lingkungan Korem 032/Wirabraja.

Genjah
Hadi menuturkan kartika 1-82 hasil persilangan padi cempo intip dengan genjah rawe. Cempo intip adalah varietas yang memiliki malai pendek, pengisian bulirnya mudah, tahan penyakit, dan tahan kekeringan. Adapun genjah rawe mempunyai malai panjang, anakannya banyak, genjah, tapi mudah roboh. Kartika 1-82 turunan keempat sejak ditemukan Hadi Supangat pada 2007.

Berdasarkan pengamatan di lapangan oleh Badan Pemeriksa dan Sertifikasi Benih (BPSP) Provinsi Sumatera Barat,  BPSP Kabupaten Padangpariaman, Pesisirselatan, dan Kota Padang, varietas kartika 1-82 memang memiliki berbagai keunggulan. Ia panen lebih cepat, yakni 95 hari saat musim hujan dan 90 hari saat kemarau. Jumlah anakan produktif mencapai 15—30 batang dari satu benih yang ditanam. Malai padi juga lebih panjang, antara 25—35 cm, dengan jumlah bulir padi rata-rata 250—570 butir per malai.

Dengan tinggi batang mencapai 100—120 cm, sosok kartika 1-82 tampak lebih kokoh sehingga tidak mudah roboh. Keunggulan lain, tanaman lebih tahan terhadap serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) dan kekeringan. Setelah diolah menjadi nasi, tekstur nasi kartika 1-82 sedang, tidak pulen, dan tidak pera. Citarasanya tidak kalah nikmat dari beras unggulan lokal Sumatera Barat yang terkenal dengan sebutan bareh solok.

Brigjen TNI Widagdo Hendro Sukoco(paling kiri) tertarik kartika 1-82 karena motif loreng bulir padi.
Brigjen TNI Widagdo Hendro Sukoco(paling kiri) tertarik kartika 1-82 karena motif loreng bulir padi.

Brigjen Widagdo memperkenalkan kartika 1-82 pada 7 Mei 2015 setelah upacara pembukaan program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-94 di halaman Kantor Bupati Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat. Ia membudidayakan varietas itu di lahan percontohan organik di sepuluh titik wilayah Kodim di lingkungan Korem 032/Wirabraja. Hadi yang juga salah satu anggota Jaringan Masyarakat Peduli Pertanian, Perikananan, dan Peternakan (JKMP4) Pusat, mendampingi para Badan Pembina Desa (Babinsa) di lapangan. Hingga saat ini tiga demonstrasi plot sudah panen, yakni demplot Korem 032/Wirabraja, Kodim 0312/Padang,  dan Kodim 0311/Pessel.

“Hasil panen rata-rata meningkat 61,1% dari panen sebelumnya,” ujar Widagdo. Menurut Nurzaman hasil panen pada musim tanam berikutnya akan lebih tinggi karena kondisi tanah sudah membaik dengan penambahan bahan organik.

Di hadapan Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Widagdo berharap kartika 1-82 dapat dikembangkan di Korem-Korem lain dengan cara membuat demplot-demplot pertanian organik.

Padi pak tiwi tahan hama wereng cokelat.
Padi pak tiwi tahan hama wereng cokelat.

Pak tiwi
Di Desa Trasan, Kecamatan Juwiring, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Sunaryo membudidayakan padi varietas pak tiwi yang tahan serangan hama wereng cokelat Nilaparvata lugens. Bagi Sunaryo dan para petani di desanya, wereng makhluk menakutkan. Pada 2010 satwa anggota famili Delphacidae itu meluluhlantakkan area padi di desanya.

Pada Januari 2015 serangga itu kembali menyerang. Sunaryo bersyukur tanaman padi miliknya yang baru berumur 45 hari luput dari serangan wereng. Sementara petani lain yang tidak menggunakan padi pak tiwi gagal panen.

Sunaryo mengenal pak tiwi dari Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta ketika sedang menguji coba varietas padi tahan wereng pada Januari 2015. Ketika itu ia memperoleh 750 kg benih padi pak tiwi. Benih itu juga dibagikan ke petani lain yang ingin ikut menanam. Ketika itu total 70 petani yang ikut menanam pak tiwi dengan luas areal tanam mencapai 12 ha. Setiap area tanam 2.000 m2 mendapatkan 10 kg benih. Dalam uji coba itu pak tiwi terbukti tahan serangan wereng.

Sunaryo budidayakan varietas pak tiwi.
Sunaryo budidayakan varietas pak tiwi.

Menurut Yulianto, dari PT Agri Makmur Pertiwi, produsen benih pak tiwi, keunggulan lain potensi hasil bisa mencapai 11 ton/ha dengan rata-rata hasil 8 ton/ha. “Nasinya pulen dan enak,” tutur Sunaryo. Dari lahan 6.000 m2, Sunaryo memanen 8,8 ton gabah. Dari jumlah itu sebanyak 2,9 ton untuk dikonsumsi sendiri, sisanya ia jual. Dari panen itu omzetnya Rp5,8-juta. Sunaryo menuturkan untuk menanam pak tiwi cukup 2 bibit per lubang tanam. Dari setiap bibit mampu menghasilkan 25—35 anakan. Pak tiwi siap panen pada umur 105—115 hari setelah tanam. Dengan berbagai keunggulan itu, pak tiwi dapat menjadi pilihan para petani. (Muhammad Awaluddin/Peliput: Riefza Vebriansyah dan Imam Wiguna)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Tip agar Tidak Mudah Lemas Saat Puasa

Trubus.id–Perbanyak konsumsi sayuran, buah, dan herbal sesuai fungsi dan dosis yang dianjurkan membuat badan bugar dan tidak mudah lemas...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img