Monday, January 20, 2025

Seri Walet (219): Perbanyak Sarang Walet

Rekomendasi
- Advertisement -
Anyaman bambu sebagai pelapis sirip rumah walet mempercepat walet membuat sarang.
Anyaman bambu sebagai pelapis sirip rumah walet mempercepat walet membuat sarang.

Anyaman bambu memacu produksi sarang walet.

Albertus Hendri Mulia SE, CMA, memanen sarang walet lebih banyak. Produksi meningkat 70%. Padahal, pada tahun-tahun sebelumnya peningkatan produktivitas pembudidaya walet di Serpong, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, itu hanya mentok pada angka 30% per tahun. Apa rahasianya? “Saya menggunakan anyaman bambu sebagai pelapis sirip langit-langit rumah walet,” ujar Hendri Mulia.

Ia memanen sarang walet saban 2 bulan. Sebelum menggunakan anyaman bambu sebagai sirip, produktivitasnya hanya 200 sarang per bulan setara 1,6 kg. Ketika menggunakan anyaman bambu, panenannya menjadi 450 sarang atau 3 kg. Dengan harga saat itu—pada awal 2010—Rp5,5-juta per kg, pendapatan Hendri mencapai Rp16-juta. Itu lebih tinggi daripada sebelumnya yang hanya Rp8,8-juta per 2 bulan.

Hendri Mulia mengombinasikan anyaman bambu dengan aroma pemikat walet untuk tingkatkan produksi sarang.
Hendri Mulia mengombinasikan anyaman bambu dengan aroma pemikat walet untuk tingkatkan produksi sarang.

Congkel sarang
Menurut Hendri Mulia dengan melapisi sirip menggunakan anyaman bambu membuat walet mudah hinggap dan mencengkeram. Hal itu juga membantu walet untuk belajar membuat sarang. “Dengan permukaan anyaman bambu yang berserat, sarang lebih mudah menempel sehingga pembuatan sarang lebih cepat,” ujarnya.

Harry K Nugroho MBA, konsultan walet di Kelapagading, Jakarta Utara, mengungkapkan hal senada. “Karakter serat bambu yang empuk membuat sarang lebih lengket sehingga mempermudah walet membuat sarang,” ujar Harry. Itu mengungguli pembudidaya yang menggunakan kayu keras sebagai sirip. Kayu yang keras menyulitkan walet hinggap, apalagi membuat sarang.

Namun, Harry menyatakan penggunaan anyaman bambu mempunyai beberapa kekurangan. Pertama, pemanenan tidak bisa maksimal lantaran masih ada sisa sarang yang menempel di anyaman bambu. “Bobotnya kurang maksimal,” ujarnya. Kedua, dengan banyaknya serat bambu berpori sehingga hama walet seperti kutu busuk, kepinding, atau kecoak mudah bersembunyi dan bertelur.

Pada sirip kayu, pemasangan anyaman bambu menggunakan stapler.
Pada sirip kayu, pemasangan anyaman bambu menggunakan stapler.

“Jika hama itu tidak dibasmi, kualitas dan produktivitas sarang bakal menurun,” kata Harry. Untuk mengatasi kehilangan bobot ketika panen, Hendri Mulia menganjurkan cara panen berbeda. “Jika kita pakai anyaman bambu, cara panennya tidak bisa disodok dengan galah seperti menggunakan sirip kayu. Caranya harus dicongkel,” ujarnya. Untuk mengatasi hama, ia rutin menyemprotkan insektisida dengan bahan aktif arketrin sebulan sekali.

Perbaiki kualitas
Selain memudahkan walet membuat sarang, anyaman bambu juga menjadi solusi mengatasi sirip rusak atau terserang hama. “Sirip yang banyak menyimpan hama akan menimbulkan sarang walet yang berbercak, tidak bisa bersih. Akibatnya kualitas berkurang,” ujar lelaki asal Kabupaten Kudus, Provinsi Jawa Tengah, itu. Harga sarang walet kualitas itu hanya berkisar Rp3-juta per kg, sementara harga sarang bersih kualitas super bisa lebih dari Rp4-juta.

Keuntungan lain, menormalkan bobot sarang walet yang melekat di bagian patahan sirip. Menurut Hendri, sarang patahan biasanya berbobot lebih rendah dibanding sarang normal lantaran bentuknya tidak penuh. “Dengan sarang utuh, bobotnya 1 kg tercapai hanya dengan 125 sarang. Namun, kalau patah, 1 kg berisi minimal 145 sarang,” kata Hendri.

Ukuran lembaran anyaman bambu yang ia pakai sepanjang 1 meter dengan lebar 13 cm. “Ukurannya menyesuaikan tinggi sirip yang biasanya sekitar 15 cm,” ujar lelaki kelahiran 9 Juli 1964 itu. Harga per lembar Rp12.000 dan bisa dipakai ulang. Pengalaman Hendri, rumah walet tiga lantai berukuran 5 m x 15 m membutuhkan sekitar 300 lembar anyaman bambu.

Aroma walet
Untuk memasangnya, mula-mula Hendri membersihkan lalu menjemur anyaman bambu itu di bawah sinar matahari. Setelah itu ia menyemprotkan aroma pemikat walet yang banyak dijual di pasaran. Dengan kombinasi anyaman bambu dan aroma pemikat walet, pengalaman Hendri, semua bidang terisi sarang alias 100%. “Biasanya hanya 80%,” kata Hendri.

Setelah penyemprotan, alumnus Universitas Katolik Atmajaya Jakarta, itu melekatkan anyaman bambu di sirip. “Jika siripnya berbahan kayu, saya melekatkan dengan stapler di bagian atas, bawah, kanan, dan kiri, dengan interval 10 cm. Di sirip berbahan beton, saya menggunakan lem tembak,” ujar Hendri. Pemasangan di rumah walet yang baru jadi pun tidak masalah.

“Biasanya muncul kekhawatiran rumah baru yang masih bau semen. Dengan kombinasi anyaman bambu dan aroma pemikat walet, kondisi rumah baru itu bisa langsung kondusif,” ujarnya. Menurut Hendri anyaman bambu itu mudah dipindah-pindah. “Karena tujuannya hanya untuk memancing walet belajar membuat sarang, anyaman bambu bisa dipindahkan ke tempat lain jika walet sudah dua kali menetas,” katanya.

Saat dipindahkan, anyaman bambu itu tak perlu dibersihkan lagi. “Tujuannya agar aroma sarang yang masih menempel di anyaman bambu itu tidak hilang, sehingga bisa membantu menarik walet,” kata lelaki yang menekuni dunia walet sejak 1992 itu. Namun, Hendri menegaskan bahwa penggunaan teknik itu harus didukung oleh kondisi lingkungan yang bagus.

Anyaman bambu memudahkan walet membuat sarang.
Anyaman bambu memudahkan walet membuat sarang.

Peternak walet di Muarabungo, Provinsi Jambi, Benny Tan, mengungkapkan hal senada. “Jika kondisi lingkungan tidak ideal sia-sia saja. Jika semuanya sudah kondusif, kemudian ditambah penggunaan teknik itu maka hasilnya akan bagus,” ujarnya. Benny mencontohkan masalah kelembapan. Idealnya tingkat kelembapan di rumah walet di angka 85%.

“Kalau terlalu tinggi membuat sarang berwarna kekuningan sehingga kualitas menurun, kalau kelembapan terlalu rendah, sarang menjadi tipis sehingga bobot berkurang,” ujar Benny. Jika lingkungan mendukung, penggunaan anyaman bambu akan memberi keuntungan maksimal para pembudidaya walet. (Bondan Setyawan)

 

Previous article
Next article
- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Budi Daya Buah Premium: Dari Melon hingga Anggur di Rumah Tanam

Trubus.id–Inovasi budi daya buah-buahan semakin berkembang. Pekebun selalu berupaya untuk mencetak buah berkualitas. Buah premium pun turut mendongrak harga.  Hasbullah...
- Advertisement -

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img