Sistem yang dikembangkan bersama oleh peneliti dari Institute of Aquaculture, University of Striling di Inggris dan Asian Institute of Technology Klong Luang di Pathumthani, Th ailand, itu sebetulnya bertujuan meminimalisir pemakaian pestisida yang jor-joran pada penanaman cabai. “Sistem ini membuat pertanian aman bagi lingkungan,” ujar Orawat Kiatichaiprasop, peneliti dari Asian Institute of Technology.
Kolam yang semula dipakai sebagai sumber air disulap menjadi kontrol. Berdasarkan siklus aliran pestisida, senyawa aktif pembasmi hama dan penyakit yang disemprot pada tanaman serta-merta akan masuk ke kolam melalui tanah, embusan angin, dan run off . Bila kemudian ikan didapati mati, disimpulkan pemakaian pestisida sudah jauh melampaui ambang batas aman.
Cara yang sudah diaplikasi sekitar 20 pekebun di Provinsi Sisaket sejak 2002 itu juga memberi keuntungan ganda. Saat cabai siap dipetik, nila pun siap untuk dipanen. “Untuk Provinsi Sisaket, cabai dan nila yang diujicoba,” papar Orawat. Di Provinsi Nakhon Pathom, agri-aqua system yang dikembangkan sedikit berbeda. Pekebun di wilayah Th ailand Tengah itu memakai kanal sebagai kontrol. Kanal tampak mengitari sisi dalam dan luar lahan. Keuntungan cara ini, ikan yang ditebar dapat lebih padat.
Terintegrasi
Kolaborasi menguntungkan antara pertanian dan perikanan juga dikembangkan oleh Worldfi sh Center di Penang Malaysia. Sistem yang disebut Integrated Agriculture—Aquaculture (IAA) tampak lebih rumit karena cakupan ekosistem yang disentuh lebih banyak. IAA juga memperhitungkan nilai sosial ekonomi yang akan dicapai.
Sebagai gambaran salah satu bagian dari IAA, kotoran unggas dapat dipakai sebagai sumber pupuk bagi sayuran dan penumbuh plankton di kolam ikan. Kolam ikan pun selain berfungsi sebagai tempat budidaya, dipakai pula untuk tempat menanam kangkung dan talas-talasan. Di bagian lain IAA, diterapkan pula sistem mina padi yang sudah banyak diaplikasi pekebun di tanahair.
Menurut Orawat, semua agri-aqua system yang dipakai mudah diaplikasi oleh pekebun. “Yang penting sosialisasi dari kegunaan tiap-tiap sistem. Itu yang perlu waktu lama,” tutur ayah 2 putra itu. Dukungan pemerintah pun ikut menentukan. Pemerintah Th ailand misalnya melalui Departemen Pertanian sudah bergerak menyebarluaskan informasi sistem sisaket. Tujuannya menghasilkan safe food bagi lokal dan ekspor agar negeri Siam itu menjadi kitchen of the world. (Dian Adijaya S)