Friday, March 7, 2025

Sakura Award Keluar untuk Kin showa

Rekomendasi

Koi berukuran 60 cm itu memang istimewa. Tak heran Sakura Award disabetnya di 23rd All Japan Young Nishikigoi Show 2005, di Museum of Maritime Science (Funeno Kagakukan), Shinagawa, Tokyo, medio April 2005.

Itu penghargaan tertinggi yang diberikan AJNPA (All Japan Nishikigoi Promotion Association) kepada koi terbaik di luar gosanke. Istilahnya sama dengan grand champion, tapi grand champion hanya diberikan untuk kelas gosanke. “Senang sekali bisa meraih gelar itu, karena hampir 10 tahun Sakura Award tidak dikeluarkan,” kata Wiwi.

Ferry patut bangga, karena Sakura Award memang hanya diberikan untuk koi-koi terbaik saja. Yang juga membanggakan kin showa-nya juga menyabet beberapa predikat terbaik dalam kontes itu. Predikat pertama yaitu 1st prize disusul dengan predikat best in variety di kelas hikarimono. Padahal, banyak saingan yang menghadangnya. Seperti dari Konishi yang terkenal dengan jenis hikarinya sebagai saingan terberat kin showa.

Memang, ini bukan pengalaman pertama Ferry dan kin showa-nya menang di kontes bagus-bagusan koi skala dunia. Sebelumnya ia juga menang di kontes 36th All Japan C o m b i n e d Nishikigoi Show, di Tokyo Ryutsu Center, Tokyo, Januari silam. Di situ ia pun memperoleh gelar best in variety di kelas yang sama, hikari. Sabetan beberapa predikat di kontes April, kian menambah penjang catatan prestasi klangenannya.

Langka

Seratus lebih juri sepakat memilih kin showa sebagai penyandang gelar tertinggi. Tubuh aduhai, dengan ukuran besar. “Meski baru 60 cm, tampak seperti 80 cm,” kata Winarso. Yang tak kalah sedap dipandang warna tubuhnya. Merah ngejreng dengan warna keemasan di daerah punggung memberi kesan mewah. Apalagi dipadu putih bersih dengan pantulan metalik bercahaya. Juga dengan warna hitamnya yang solid, pekat tanpa ada pecahan di warnanya.

Selain tubuh, kualitas, dan warna, penilaian juga melihat pattern-nya. Meski memiliki pola yang sederhana, koi berumur 2 tahun itu sangat unik. Warna hitam di bagian kanan dan kiri tubuhnya seimbang, begitu pun merahnya. Yang paling menarik tanda di kepala berinisial huruf F, sesuai dengan nama pemiliknya.

Awalnya Ferry tidak menyadari keunikan itu. Sebelumnya bahkan ia  lebih memilih koi lain yang ditawarkan dealer langganannya. Namun, setelah mengamati dengan saksama, ia baru sadar kin showa itu memiliki tanda namanya di kepala. Karena itulah ia menyukai kin showa yang baru dilihatnya di katalog. Pun sebagai dealer, Wiwi mengagumi kin showa ini. “Jenis ini tergolong langka, belum pernah saya lihat sebelumnya,” ujar Wiwi.

Harapan

Dalam setiap kontes Ferry selalu menargetkan kemenangan. Namun untuk kali ini ia hanya menargetkan best in variety di kelas hikari saja. Itu karena pengalaman k o n t e s sebelumnya. “Tidak mudah untuk merebut gelar,” ujar Ferry. Ternyata, di luar prediksi Sakura Award jatuh ke kin showa-nya.

Menurut Wiwi sudah saatnya bangsa Indonesia mempunyai nama di kontes internasional. Harapan itulah yang ingin diwujudkan Ferry pada klangenannya yang masih di Jepang. Target Ferry memperoleh grand champion pada kelasnya, hikari, baru bisa terlaksana jika tubuh klangenannya sudah mencapai 80 cm. “Perlu waktu 2 tahun untuk memperoleh panjang 80 cm,” ujar Wiwi yang selalu memantau perkembangan koi milik rekannya itu.

Meski begitu Ferry harus bangga, karena koinya sudah masuk dalam katalog koi dan kalender AJNPA yang tersebar ke 5 benua. Tentu saja nama Ferry Tedjakusuma terpampang di bawahnya. (Dewi Permas)

 

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

“Magotisasi di Jatisari: Inovasi Warga dalam Pengolahan Sampah

Trubus.id–Setiap Rukun warga (RW) 01, Kelurahan Jatisari, Kecamatan Buahbatu, Kota Bandung, mendapatkan seperangkat alat pengolah sampah organik. Pengolahan sampah...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img