Trubus.id — Bayam tergolong tanaman yang paling rentan terserang Pythium sp. dibanding tanaman hidroponik lain seperti kangkung, selada, dan caisim. Serangan Pythium sp. pada bayam bisa mengakibatkan gagal panen.
Serangan Pythium sp. membuat pertumbuhan akar bayam terhambat. Tak lama berselang, pangkal batang langsung rusak dengan warna kecokelatan. Setelah itu, batang lepas terpotong dari akar sehingga tidak lolos sortir.
Pembeli tentu akan menolak bayam yang terserang Pythium sp. karena bayam dijual beserta akar.
Dr. Suryo Wiyono, ahli penyakit tanaman dari Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, mengatakan, penyakit yang disebabkan oleh Pythium sp. disebut juga rebah kecambah (damping off).
Sementara itu, Widi Amaria, S.P., M.P., ahli penyakit dari Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian, mengatakan Pythium sp. disebut juga patogen tular tanah dengan tingkat sebaran yang cepat. Apalagi, sebaran serangan pada pertanian hidroponik menjadi lebih cepat karena cendawan terbawa sirkulasi air.
Cara mengatasi Pythium sp. pada tanaman yang dibudidayakan dengan sistem hidroponik adalah dengan menggunakan peroksida. Itulah yang dilakukan Diah Setiawati, petani sayuran hidroponik di Kota Depok, Jawa Barat.
Ia menggunakan larutan peroksida (H₂O₂) 3%. Disebut peroksida karena memang digunakan sebagai pengoksidasi.
“Bahannya murah serta mudah menggunakannya,” kata Diah.
Namun, ia mengimbau kepada pekebun hidroponik wajib berhati-hati menggunakan peroksida lantaran dapat menyebabkan tangan iritasi. Berikut ini cara meracik peroksida dan mengaplikasikannya ala Diah.
- Beli H₂O₂ dalam kemasan 1 liter di toko kimia. Pilih yang food grade 35%.
- Pastikan menggunakan sarung tangan untuk menghindari percikan H₂O₂.
- Untuk mendapatkan H₂O₂ kadar 3%, tambahkan 11 liter air. Dengan demikian, volume larutan menjadi 12 liter H₂O₂ dengan kadar 3%.
- Kuras tandon air, ganti dengan air baru.
- Ambil larutan 3% sebanyak 750 ml untuk 1.000 liter air di tandon. Tiap 1 liter H₂O₂ kadar 35% dapat digunakan untuk tandon 1.000 liter sebanyak 16 tandon.
- Jalankan pompa sirkulasi selama 30–60 menit. Biarkan dengan tanamannya sekalian agar akar tercuci.
- Perlakuan selesai. Namun, perlakuan dapat dilanjutkan dengan memberikan tambahan nutrisi sesuai dosis yang dibutuhkan.
- Pemberian peroksida pada larutan hidroponik idealnya sebulan sekali.
Menurut Diah, bagi pemain hidroponik, H₂O₂ yang digunakan untuk mengendalikan Pythium sp. berfungsi dobel. Pertama, peroksida menghancurkan tubuh Pythium sp. yang merupakan sel organik. Kedua, peroksida juga mengoksidasi sisa-sisa bahan organik berupa akar-akar yang terlarut pada air hidroponik.