Trubus.id—Hambatan membudidayakan jeruk di Indonesia yaitu lamanya masa produksi dan waktu panen bersamaan saat panen raya. Dampaknya harga jeruk rendah sehingga merugikan petani dan mutu buah berkurang. Oleh karena itulah, pemerintah menerima kiriman jeruk impor.
Beberapa solusi mengurangi jeruk impor antara lain peningkatan produksi, perluasan lahan tanam, penyediaan bibit bermutu, dan peningkatan kualitas buah. Selain itu menjaga ketersediaan jeruk sepanjang tahun salah satu kunci sukses menekan masuknya jeruk impor secara signifikan.
Anda dapat menerapkan prinsip Bujang Seta—pembuahan jeruk berjenjang sepanjang tahun—yang digagas Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Kementerian Pertanian.
Sejatinya prinsip Bujang Seta mengombinasikan tiga manajemen yaitu kanopi tanaman, nutrisi, serta pengendalian hama dan penyakit untuk menghasilkan buah berkualitas premium. Manajemen kanopi berhubungan dengan pemangkasan (prunning).
Petani mesti mengatur tajuk atau kanopi tanaman melalui pemangkasan cabang atau ranting yang sakit, tumbuh berseberang ke dalam tajuk, terlalu dominan, atau bekas tangkai buah. Tujuan pemangkasan memacu pertunasan vegetatif dan generatif agar lebih seimbang.
Sementara manajemen nutrisi bertujuan mendukung pecahnya tunas yang dipicu hormon sitokinin. Kuncinya pemupukan menggunakan NPK granula dan cair secara periodik.
Tambahkan pupuk yang mengandung magnesium tinggi untuk meningkatkan kemanisan buah. Kombinasi pemupukan NPK padat dan NPK yang dicairkan per tiga bulan bertujuan supaya pembuahan berjenjang.
Caranya timbun 500 g NPK padat melingkar mengikuti tajuk terluar tanaman. Selang 1,5 bulan kocorkan 20 liter NPK cair campuran 1 kg NPK padat dan 250 g ZA yang dilarutkan dalam 200 l air di bawah tajuk tanaman. Kombinasi perlakuan itu dilakukan 3 bulan sekali secara bergantian.
Anda juga dapat memberikan nutrisi organik berupa 40 kg pupuk kandang pada tanaman berumur 4,5 tahun untuk meningkatkan tekstur dan struktur tanah. Selanjutnya berikan 50 g pupuk kiserit (MgSO4 ) yang dicampurkan 20 l air per tanaman yang buahnya berumur 15 pekan dan 25 pekan pascabunga mekar.
Aspek lainnya manajemen pengendalian hama dan penyakit termasuk penyakit burik kusam dan embun jelaga. Caranya dengan mengawasi dan mengendalikan hama penyebab kedua penyakit itu secara berkala.
Selain itu induksi pembungaan seperti teknik pijat lengkung atau pikung juga mendukung keberhasilan Bujang Seta. Teknik itu bertujuan menangani tanaman yang sulit dan lambat berbuah. Induksi pembungaan perlu dilakukan karena perubahan iklim global terbukti mengakibatkan terjadinya pergeseran pola fenologi atau pembungaan dan pembuahan jeruk.
Contohnya penerapan Bujang Seta pada jeruk siam dan keprok batu 55 terbukti mampu menghasilkan 6 stadium perkembangan buah yaitu mulai bunga mekar hingga buah siap panen. Dengan kata lain petani bisa memanen jeruk 4—5 kali setahun, semula hanya panen sekali setahun pada Juli—Agustus.