Trubus.id — Teknik potong bonggol menjadi salah satu teknik perbanyakan anthurium. Kelebihan teknik ini adalah bisa dipastikan tanaman baru yang dihasilkan 100% sama dengan induknya. Beda dengan cara menyemai biji. Anakan bisa menyimpang dari induk lantaran terjadi perkawinan silang.
Meskipun begitu, ada keuntungan menggunakan teknik semai biji, yakni ratusan tanaman baru dihasilkan dalam waktu relatif singkat—1 bulan setelah semai. Sementara itu, dengan potong bonggol relatif terbatas—jumlah anakan kurang dari 10. Untuk yang menginginkan keaslian jenis, pilih teknik potong bonggol.
Bonggol layak potong akarnya sudah naik ke atas media. Jumlah potongan disesuaikan dengan besar bonggol. Tanaman berbonggol kecil berumur 6–7 bulan, cukup dipotong menjadi 2 bagian, atas dan bawah.
Adapun yang berukuran besar dapat dicacah menjadi lebih dari 2 bagian. Potong bonggol anthurium berdiameter kurang dari 2 cm setebal 1–2 cm. Bonggol berdiameter 5–10 cm menjadi bagian-bagian dengan ketebalan minimal 5 cm.
Jika terlalu tipis, risiko busuk bonggol tinggi. Selain itu, bidang luka besar sehingga penguapan tinggi. Akibatnya, bonggol cepat busuk. Setelah didapat tanaman sehat, keluarkan dari pot. Cuci bonggol dengan air bersih agar terlihat jelas.
Bonggol dipotong-potong melintang setebal 5 cm. Oleskan bagian luka dengan campuran fungisida dan hormon perangsang tumbuh. Tujuannya, agar pertumbuhan tunas cepat dan terhindar dari kontaminasi cendawan penyebab busuk.
Buang akar yang menempel di batang, agar tunas leluasa tumbuh. Selain itu, akar baru akan terangsang untuk tumbuh. Untuk potongan bonggol atas yang berdaun, olesi dengan campuran fungisida dan hormon perangsang akar. Lalu kering-anginkan.
Tanam potongan bonggol dalam pot bermedia campuran pakis, sekam bakar, dan cocopeat dengan perbandingan 3:1:1. Penyiraman dilakukan 3 jam kemudian dengan menggunakan sprayer. Letakkan anthurium di bawah shading net 75%. Selang 3–4 bulan, tanaman baru sudah tumbuh setinggi 10–15 cm dan memiliki 4–5 daun. Anakan siap dipisah.