Monday, June 16, 2025

Teknologi Tanam Pakcoi dengan Lampu LED dan Gelombang Suara Tingkatkan Produksi Tanaman

Rekomendasi

Trubus.id—Penggunaan musik dalam budidaya tanaman seperti pakcoi bermanfaat dalam proses  pertumbuhan tanaman. Hal itu untuk memperlebar stomata atau mulut daun sehingga fotosintesis tanaman lebih maksimal.

Sintya Laylie Mukaromah, alumnus Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Brawijaya, menguji manfaat penggunaan musik dan lampu di greenhouse pakcoi. Nama teknologi yang mereka gunakan yakni Trovice, akronim dari electroculture vegetable device.

Alat Etrovice merupakan perpaduan dari dua teknologi, yaitu cahaya monokrom yang berasal dari diode pancaran cahaya atau lampu light emitting diode (LED) merah dan biru dengan perbandingan 1:1.

Mereka menggunakan sonic bloom dengan menggunakan suara musik gamelan berjudul kebo giro. Musik itu pada frekuensi 3.500—5.000 Hz. Sumber listrik alat Etrovice berasal dari panel surya yang dayanya disimpan di dalam aki 12 Volt.

Dalam pengaplikasiannya, Sintya dan rekan menyalakan cahaya monokrom pada pukul 17.00—20.00. Kemudian untuk sonic bloom terdapat dua kali perlakuan, yaitu pada pukul 04.30—09.30 dan 16.00—20.00.

Untuk cahaya monokrom mereka menggunakan cahaya dari lampu light emitting diode (LED) merah dan biru.  Selain itu, penggunaan lampu merah dan biru karena cahaya merah dan biru adalah cahaya dengan panjang gelombang yang paling optimal yang diserap oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis.

Cahaya merah serta biru juga dapat memperlebar diameter batang dan mempercepat pertumbuhan tanaman. Per luasan 200 m2 , mereka meletakkan 8 rangkaian lampu LED sebagai pengganti cahaya matahari pada waktu malam hari.

Cahaya yang dihasilkan memiliki panjang gelombang 660 nm. Peletakan sumber cahaya berada digantung di atas tanaman, dan posisi peletakan berada pada jarak 1,5 meter dari tanaman. Tahap selanjutnya merangsang pertumbuhan tanaman dengan sistem suara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Pengujian Etrovice pada tanaman pakcoi panen pada umur 34 hari. Bobot pakcoi mencapai 358,8 gram per tanaman. Bandingkan dengan tanaman tanpa Etrovice panen pada umur 62 hari. Bobot pakcoi hanya 247,3 gram per tanaman.

Etrovice meningkatkan karakteristik morfologi sayuran mencapai 42,4%. Hal itu mempengaruhi hasil panen pakcoi per luasan yang mencapai 160,67 kg per 200 m2, jika dengan perlakuan.

Tanpa perlakuan Etrovice, hasil panen sayuran hanya 97,22 kg per 200 m2 . Peranti itu meningkatkan produktivitas sayuran mencapai 65%.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Peluang Pasar  Sarang Burung Walet Indonesia di Pasar Jepang

Trubus.id - Indonesia merupakan produsen sarang burung walet terbesar di dunia. Dengan lebih dari 90 persen produksi global berasal...

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img