Trubus.id — Calon pekebun sengon Paraserianthes falcataria bisa memilih salah satu dari tiga jenis sengon unggul. Pemilihan bibit merupakan satu hal penting untuk menghasilkan panen sengon optimal. Berikut ini tiga jenis sengon unggul.
Solomon
Sengon solomon tergolong cepat tumbuh dibanding sengon lokal. Solomon bisa dipanen umur 5 tahun. Tinggi sengon solomon mencapai 25 meter. Diameter batang hingga 50 cm dengan kubikasi 0,9–1,1 m³.
Sayangnya, ketersediaan bibit sengon solomon terbatas. Calon pekebun harus mencari produsen bibit tepercaya karena masih banyak oknum curang yang menjual bibit sengon lokal tapi melabelinya jenis solomon.
Ciri khusus sengon solomon terlihat dari ukuran daun. Daun sengon solomon lebih besar dari sengon biasa. Cara lain membedakan dengan melihat benihnya. Benih solomon berwarna hijau kebiruan, sedangkan benih sengon lokal kecokelatan dan ada garis tengahnya.
Sengon wamena
Jenis sengon lain yang tak kalah potensial yakni wamena. Memiliki keunggulan relatif tahan serangan karat puru. Sengon wamena umumnya mempunyai ciri batang berwarna lebih gelap dibanding solomon dan lokal. Ciri lain wamena adalah bentuk batang tidak lurus dan mempunyai banyak cabang.
Sengon wamena bisa dipanen umur 5 tahun. Tinggi pohon 19 meter. Diameter batang 25 cm. Kubikasi antara 0,7–0,9 m³. Meskipun unggul, ketersediaan sengon wamena terbilang lebih langka dibanding sengon solomon.
Sengon lokal
Adapun sengon lokal cenderung lebih pendek dari sengon solomon dan wamena. Sengon lokal bisa dipanen pada umur 5 tahun. Tinggi pohon sengon lokal rata-rata 19 meter. Diameter batang 25 cm. Kubikasi antara 0,7–0,9 m³.
Sekilas, sengon lokal hampir sama dengan wamena. Namun, untuk mencapai rata-rata tinggi yang sama, calon pekebun harus memilih bibit sengon lokal yang berkualitas. Bibit terbaik berumur 4–5 bulan dengan tinggi 60–70 cm. Bibit yang terlalu lama di polibag lebih dari 6 bulan akan menyebabkan pertumbuhan terhambat.
Menurut Achmad Djumat, pembibit sengon di Kabupaten Bogor, perbedaan provenans atau jenis hanya penting bagi pekebun untuk mempertimbangkan pengelolaan kebun seperti daur panen dan peremajaan kebun. Pertimbangan itu menentukan kecepatan pengembalian modal.