Friday, October 11, 2024

Upaya Mengatasi Hama hingga Teknik Pemupukan pada Pertanian Organik

Rekomendasi
- Advertisement -

Trubus.id — Pekebun organik biasanya menghindari budidaya monokultur. Mereka memilih sistem tumpangsari untuk menekan atau menghindari serangan hama. Tomat biasanya ditumpangsarikan dengan brokoli.

Prinsipnya tanaman yang ditumpangsarikan tidak boleh satu famili. Itu untuk menghindari kemungkinan penyebaran hama lantaran memiliki tanaman inang yang sama. Contoh tumpangsari lainnya adalah wortel dengan bawang daun.

Aroma bawang daun yang menyengat tidak disukai serangga sehingga hama pun pergi. Selain bawang daun, sayuran aromatik yang bisa ditumpangsarikan adalah kemangi, mint, dan basil.

Kombinasi tumpangsari yang juga bisa menekan serangan hama adalah tomat dan kubis. Kombinasi tomat dengan kubis dapat menekan hama Plutella xylostella dan Crocidolomia binotalis.

Selain itu, memang tidak selamanya hama atau penyakit harus dibasmi. Bila populasinya masih di bawah ambang batas, keberadaan mereka tak perlu diusik. Kalaupun harus diatasi, pekebun organik lazimnya memilih pestisida nabati yang jauh lebih aman bagi tanaman, manusia, dan keberadaan serangga itu sendiri.

Konsep ramah lingkungan menjadi salah satu ciri sistem budidaya organik. Contoh, untuk mengontrol cendawan Phytophtora infestans penyebab busuk daun pada tomat, pekebun organik dapat melarutkan 100 g kapur sirih dan 100 g belerang dalam seliter air panas.

Setelah dingin, Anda dapat menambahkan tembakau, cabai rawit, bawang putih yang dihancurkan masing-masing 1 kg, ditambah 2 liter air bersih. Ramuan itu difermentasikan 2—3 malam. Dua liter fungisida nabati itu dicampur dengan 20 liter air bersih untuk mengendalikan cendawan.

Selain upaya pengendalian hama, pemupukan juga tidak kalah pentingnya. Pemupukan bertujuan  untuk memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman. Anda bisa mmemanfaatkan pupuk kandang kotoran kambing.

Jika berkebun organik, sebaiknya dirancang terpadu dengan peternakan sehingga meminimalkan sumber daya eksternal. Selain itu, pekebun juga bisa memperoleh penghasilan tambahan dari hasil ternak.

Pupuk organik diramu dari 600—800 kg kotoran kambing, 50 kg dedak, 150 kg sekam, 15 kg daun tagetes, dan 15 kg kacang babi yang dihancurkan. Semua bahan dicampurkan. Siramkan 200 ml molase dan 1 liter efektif mikroorganisme (EM-4) untuk mempercepat penguraian.

Jika molase sulit diperoleh, gunakan 250 g gula putih lokal atau gula aren yang diencerkan dengan seliter air. Kemudian siram dengan air bersih secukupnya hingga merata agar lembap. Tutup tumpukkan pupuk dengan karung plastik agar terjadi fermentasi.

Setelah diperam sekitar 2—4 minggu, pupuk siap digunakan. Dari campuran ketujuh bahan itu dihasilkan 1 ton pupuk. Dengan beragam strategi itu sayuran organik yang dihasilkan akan berkualitas dan berpenampilan bagus.

- Advertisement -spot_img
Artikel Terbaru

Padat Tebar Vannamei Meningkat Lebih Dari Tiga Kali Lipat, Rahasianya Teknologi Ultrafine Bubble (UFB)

Trubus.id—Penggunaan teknologi modern dapat meningkatkan padat tebar udang vannamei. Di tangan tim peneliti ultrafine bubble (UFB) Nano Center Indonesia,...
- Advertisement -
- Advertisement -spot_img

More Articles Like This

- Advertisement -spot_img