Saat sekat diangkat dan senter dinyalakan, mata juri langsung sigap menatap keistimewaan masing-masing ikan. Namun, kilau halfmoon grizzle memikat mata juri. “Ikan ini luar biasa. Bentuk sirip atas dan bawah melengkung ke depan. Tingkat kesulitan mendapatkan sirip seperti itu sangat tinggi,” ujar Kolonel Jesda Attavichit, juri asal Thailand. Tepat pukul 19.00 waktu Bukit Timah Plaza, Singapura, cupang penghuni akuarium nomor 08 itu dinobatkan terbaik pada 5th National
Betta Competition, Singapura.
Sorak-sorai pengunjung kontes dan hobiis cupang dari Singapura, Indonesia, Th ailand, dan Filipina terdengar riuh-rendah saat pita grand champion disematkan pada halfmoon kebanggaan Lim Kheng Lip, Singapura. “Ikan itu memang pantas juara,” ujar seorang pengunjung. Tampil dengan kombinasi warna baru, grizzle, halfmoon bertubuh aduhai itu langsung memikat ketiga juri— Jesda Attavichit, Joty Atmadjaja, dan Diana Yang. Grizzle merupakan kombinasi putih dengan warna lain seperti biru, hijau atau warna lain.
Keistimewaan itu membuat halfmoon ternakan Th ailand layak duduk di puncak tertinggi. “Dari segi warna ia biasa. Warna grizzle merupakan pengembangan dari marble. Namun, bentuk ikan istimewa. Tubuhnya simetris dan sirip unik,” kata Joty Atmadjaja, juri asal Indonesia. Halfmoon putih berpadu biru keabu-abuan itu memiliki sirip atas yang lebar dan tertekuk ke depan. Ia kian unik dengan sirip bawah berbentuk trapesium. Selain itu, bukaan ekor melampaui 1800. “Ia overhalfmoon. Kalau diukur bisa mencapai 1900,” kata ketua Indonesia Betta Splendens (InBS) itu. Saat ngedok tepi ekor tampak menyudut mirip huruf D.
Kisah sukses
Perjalanan halfmoon senilai US$50 atau setara Rp500.000 itu terbilang terjal dan berliku. Bertarung di kelas form and fi nnage, ia harus gontokgontokkan dengan 11 halfmoon l angganan j a w a r a . Cupang andalan Dominic Liew berusaha tampil maksimal mengalahkan dominasi jagoan Lim Kheng Lip. “Ia tampil percaya diri dengan performa terbaik. Bentuk sirip dan ekor pun bagus,” ujar Joty. Sayang, ukuran tubuh kecil dan tidak kekar membuatnya tersingkir.
Berhasil mengandaskan pesaing di kelas tanpa menilai warna itu, bukan berarti perjuangan halfmoon berkepala emas itu selesai. Ia harus berjuang mati-matian mengalahkan 11 halfmoon dan 4 doubletail berkelas internasional untuk mewakili kedua kelas itu. Di sana rival terberat, jawara halfmoon kelas nonred kebanggaan Lim Kheng Lip, tampil cantik dengan warna oranye terang. Sayang, saat berhadapan dengan grizzle gaya renangnya tak selincah liukan halfmoon jawara. Otomatis ia tersingkir dari perebutan gelar bergengsi.
Saat perebutan grand champion, persaingan semakin memanas. Halfmoon berukuran 7 cm itu harus “mengubur” keistimewaan 2 cupang pesaing, plakat dan serit maskot. Jawara plakat oranye tampil dengan warna oranye kemerahmerahan di sekujur tubuh. “Ikan itu layak grand champion. Mendapatkan warna oranye seperti itu juga sulit,” kata Diana Yang, juri asal Strait Aquarium, Singapura. Kekurangannya, ukuran tubuh kecil membuat plakat andalan Francis Goh, Singapura, tidak elegan saat berenang.
Serit maskot jagoan TM Wallet asal Indonesia pun tampil tak kalah cantik. Warna merah memikat lantaran merata di sekujur tubuh, ekor hingga sirip. “Serit sempurna. Kasar, kokoh, dan tidak ada yang patah. Bukaannya pun bagus,” ucap Joty. Menurut juri bersertifi kat internasional itu walaupun serit menang dari segi warna, tetapi bentuk dan sirip belum bisa menyaingi halfmoon bersirip mengkilap itu. Grizzle akhirnya berhasil menggondol US$500 setara Rp5- juta beserta tropi.
Seru
Tak ada yang menyangkal bila kontes bertaraf internasional itu selalu menyuguhkan tontonan seru dan menarik. Di kategori pattern jumlah peserta terbanyak, 80 ikan. Di kelas halfmoon ada 24 ekor; plakat 42 ekor, dan serit 14 ekor.
Menurut Joty kriteria penjurian didasarkan keputusan International Betta Congress (IBC), Amerika Serikat. Cupang yang berlomba di kategori patern harus memenuhi syarat bicolor atau butterfl y atau triband atau marble. Bicolor misalnya, cupang harus memiliki 2 warna yang berbeda di tubuh.
Di kelas serit kategori pattern 14 serit beradu cantik menjadi terbaik. Di sana serit Indonesia mendominasi perolehan juara dibanding serit ternakan Singapura dan Th ailand. Serit maskot jagoan TM Wallet berhasil mengempaskan serit andalan Pichet Plaisanguan asal Th ailand.
Berburu cupang
Kontes yang berlangsung sejak 16—20 November 2005 itu sukses merangsang hobiis untuk berburu cupang berkualitas. Sepuluh hari menjelang kontes raksasa itu digelar, beberapa kontestan dari Singapura, Th ailand, Filipina bahkan Indonesia sibuk mencari cupang “bakal” jawara. Pemain cupang kawakan asal Singapura seperti Lim Kheng Lip, Ronnie Tan, dan Keith Yeo rela melawan kantuk demi mendapatkan halfmoon Th ailand. Semalaman mereka berburu cupang tangkaran Sarawut, peternak cupang Th ailand melalui dunia maya.
Wajar bila kontes bertajuk 5th National Betta Competition, Singapura, itu dibanjiri ratusan cupang dari berbagai negara. ”Ini rekor tertinggi selama kontes berlangsung. umlah total cupang yang berlomba mencapai 493 ekor,” kata Dr Hsu Li Chieh, panitia lomba. Menurut mania cupang asal Singapura itu jumlah tertinggi di kelas shorttail sebanyak 229 ekor, lalu diikuti halfmoon 114 ekor. Semua ingin meraih grand champion lantaran hadiah yang ditawarkan cukup menggiurkan, US$500 setara Rp5-juta. (Rahmansyah Dermawan)