Trubus.id–Ahmad Ardan Ardiyanto memanen 25—30 kg selada hijau setiap hari. Ardan—sapaan akrabnya—menjual hasil panen ke tiga toko sayur dan sebelas rumah makan di Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Selada hijau hasil budi daya hidroponiknya dijual seharga Rp25.000 per kg.
Sebenarnya, permintaan selada hijau bisa meningkat hingga tiga kali lipat. Namun, saat musim hujan, pertumbuhan sayuran menjadi lebih lambat.
“Saat musim hujan, saya sering kewalahan memenuhi permintaan,” ujar petani hidroponik dari Kelurahan Rejowinangun, Kemantren Kotagede, Kota Yogyakarta.
Selain itu, mencetak sayuran berkualitas di musim hujan juga menjadi tantangan tersendiri. Untuk mengatasi lonjakan permintaan, Ardan menjalin kerja sama dengan petani hidroponik mitra di sekitar Kota Yogyakarta.
Dari bisnis ini, ia meraup omzet belasan juta rupiah per bulan, hanya dari budi daya selada hijau. Ia juga membudidayakan berbagai jenis sayuran lain secara hidroponik, seperti kale, pakcoy, dan caisim.
Ardan menanam aneka sayuran di dua rumah tanam semiterbuka. Rumah tanam pertama seluas 250 m² memiliki 2.100 lubang tanam, sedangkan rumah tanam kedua yang lebih besar (900 m²) berisi 12.000 lubang tanam. Ia merakit instalasi hidroponik menggunakan kerangka baja ringan dengan sistem nutrient film technique (NFT).
Petani kelahiran 1995 ini melakukan jadwal tanam secara rutin dengan menyemai benih dua kali seminggu. Hal ini bertujuan agar panen bisa dilakukan setiap hari. Untuk menjalankan bisnisnya, ia mempekerjakan empat karyawan. Meskipun sistem hidroponik sudah terstruktur, pengecekan rutin terhadap aliran dan kualitas air tetap diperlukan.
Selain itu, Ardan juga melakukan penyemprotan pestisida dan insektisida untuk mencegah serangan hama. “Biasanya, kutu putih menempel pada daun,” ujarnya. Oleh karena itu, perawatan yang tepat sangat diperlukan.
Selain budi daya, Ardan juga melayani pembuatan instalasi hidroponik sesuai anggaran pelanggan. Misalnya, instalasi berbahan baja ringan dengan 30 lubang tanam dijual seharga Rp1 juta per paket. Ia juga pernah mengerjakan pesanan instalasi lengkap dengan rumah tanamnya. Untuk rumah tanam seluas 1.600 m², biaya yang dibutuhkan sekitar Rp1,6 miliar.
Tak hanya itu, Ardan juga menerima pesanan instalasi beserta tanamannya, biasanya untuk keperluan display di hotel dan kantor. Dari berbagai bisnis hidroponiknya, total pendapatan Ardan mencapai Rp50 juta per bulan.
Foto: Dok. Ahmad Ardan Ardiyanto