Tiga jenis anggur introduksi berbuah optimal. Ukuran buah besar dan bercita rasa manis.

Trubus — Diameter buah anggur itu mencapai 2,8 cm dan panjang buah 3,8 cm. Itulah sebabnya bobot 1 dompol anggur lebih dari sekilogram. Yang istimewa, anggur bongsor itu juga berbiji kempis sehingga tidak mengganggu saat disantap. Rasanya sangat manis, mencapai lebih dari 25º briks. Bandingkan dengan tingkat kemanisan standar anggur yang hanya 20º briks. Itulah anggur baru bernama atamah pavliuk.
Anggur anyar itu koleksi Suryadi Saleh. Pehobi anggur di Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, itu mendatangkan atamah dari Ukraina. “Selama ini banyak jenis anggur asal Ukraina yang adaptif di Indonesia. Atamah pavliuk salah satunya,” ujar Ale—panggilan Suryadi Saleh.
Penyerbukan sendiri
Ale juga mengoleksi anggur varietas B-2. Varietas anggur asal Ukraina itu adalah hasil perkawinan silang antara varietas zaporozhyne gift dan viking. Ale mendatangkan varietas itu pada 2016. Menurut Ale jenis B-2 tergolong adaptif karena mampu berbuah dengan karakter buah mirip di negara asalnya. Di kebun Ale yang berketinggian 1.500 meter di atas permukaan laut (m dpl), B-2 mampu berbuah optimal.

Berdasarkan deskripsi di Ukraina, buahnya berdiameter 1,4 cm dan tinggi 4,5 cm. Di kebun Ale, diameter buah B-2 bisa mencapai 2,1 cm dan tinggi 3,5 cm. Yang istimewa, di kebun Ale B-2 dapat berbuah meski tanpa penyerbukan buatan. Begitu juga di kediaman pehobi asal Kota Langsa, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Umi Nadrah. “Ketika berbunga hingga pembentukan buah, penyerbukan tidak dibantu dari bunga varietas lain,” kata Umi.
Penyerbukan B-2 alami dari bunganya sendiri. Di negara asalnya para pekebun mesti membantu penyerbukan karena sebagian besar bunga adalah bunga betina. Di kebun Ale buah B-2 juga lebih cepat matang, yakni 120 hari setelah penyerbukan (hsp). Di negara asalnya buah siap baru panen pada umur 125—135 hsp. Keunggulan lain B-2 juga tanpa biji meski tanpa perlakuan perendaman bunga atau penyemprotan buah menggunakan larutan giberelin (GA3).
Ale juga tidak menggunakan hormon untuk mempercepat pecah mata tunas atau pemecah dormansi mata tunas agar tanaman cepat bertunas pascapemangkasan. Bagaimana rasa buahnya? Menurut Ale buah B-2 berkulit tipis dengan warna biru kehitaman. Begitu digigit daging buah terasa renyah. Rasanya juga tergolong manis. Setelah diukur menggunakan refraktometer, tingkat kemanisan buah B-2 mencapai 23º briks.
Varietas Jepang

Anggur jenis lain yang tak kalah istimewa di kebun Ale adalah varietas tian shan asal Jepang. Namun, ia membelinya dari pekebun asal Ukraina. Anggur asal Negeri Sakura itu juga adaptif di kebun Ale. Karakter tian shan mirip atamah yakni berbuah jumbo. Bedanya tian shan berkulit hijau. Di kebun pria berusia 37 tahun itu tian shan berbuah jumbo, yakni berdiameter 3 cm dan panjang 3,6 cm.
Sedompol buah bisa mencapai hampir sekilogram. Padahal, selama ini ada anggapan anggur asal Negeri Samurai tergolong sulit perawatannya. “Biasanya pertumbuhan anggur asal Jepang lebih lambat dibandingkan dengan jenis lain. Namun, jika kualitas bibit bagus dan tanaman sudah mapan, yaitu berumur 2 tahun, pertumbuhannya baik,” ujar pria yang juga berkebun lemon itu.
Meski ketiga varietas anggur introduksi itu mampu berbuah, Ale tidak berani menganjurkan pekebun membudidayakannya dalam skala komersial. Menurut Ale banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan anggur, seperti kondisi tanaman, pengairan, dan cuaca. “Apalagi cuaca saat ini sulit diprediksi sehingga saya kesulitan menemukan komposisi yang pas dalam perlakuan, seperti dalam hal pemupukan,” tuturnya.
Itulah sebabnya anggur berkembang baik di negara beriklim subtropis karena lebih mudah memprediksi siklus iklimnya. Ale menuturkan pekebun tidak bisa menyamaratakan perlakuan pada jenis yang satu dengan yang lain. Begitu juga dalam hal lokasi. “Pemerintah belum memiliki data akurat tentang komoditas yang cocok ditanam di area tertentu. Di Amerika Serikat setiap jenis anggur memiliki keterangan cocok ditanam di zona tertentu. Di negara kita petani hanya meraba-raba,” kata Ale. (Imam Wiguna)