Trubus.id — Kesadaran hidup sehat masyarakat kian meningkat. Pola hidup sehat seperti mengonsumsi pangan organik semakin digemari. Namun, kerap kali harga pangan organik cenderung tinggi bahkan langka. Atas dasar itu, Bagus Sudibya mengolah kebunnya di Bali dengan sistem pertanian organik.
Bagus mempunyai dua kebun organik di Provinsi Bali. Pertama, kebun sayuran organik di Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar, Bali. Kebun seluas 5 hektare itu diberi nama Bagus Jati. Di lahan itu ia menanam selada, tomat, oregano, zukini, manggis, leci, durian, lengkeng, pisang, lemon, dan jeruk bali.
Kebun kedua bernama kebun Bagus Agro Pelaga dengan luas lahan 18 hektare. Kebun itu berlokasi di Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Di tempat itu terdapat aneka tanaman organik seperti kopi, asparagus, nanas, stroberi, pisang, jeruk dekopon, jambu, dan beragam bunga.
Dua kebun organik yang dibangun juga mengusung filosofi mengangkat harkat dan martabat masyarakat Bali. Bagus menjadikan Tri Hita Karana sebagai pegangan dalam membangun kedua kebun itu. Tri Hita Karana merupakan nilai luhur yang dijunjung masyarakat Bali dengan menjalin keharmonisan antara manusia dan Tuhan, lingkungan, serta sesama.
Selain itu, kedua kebun menjadi lokasi agrowisata. Bagus membangun vila di sekitar kebun. Mayoritas pengunjung adalah vegetarian dari mancanegara.
Sebanyak 40% pengunjung Bagus Jati berasal dari Jepang, lainnya dari Australia, Amerika, dan Eropa. Adapun mayoritas pengunjung Bagus Agro Pelaga dari Amerika dan Eropa. Hanya sebagian kecil wisatawan yang berasal dari Jepang.
Lebih lanjut, Bagus mengatakan biaya menginap berkisar Rp1 juta–Rp2,5 juta per malam. Wisatawan dapat memilih aktivitas dengan mengusung budaya Bali seperti pembuatan canang, kuliner jamu khas Bali, dan aktivitas relaksasi (yoga dan meditasi).
Kegiatan tersebut menyasar warga senior dan tamu yang tinggal pada jangka waktu cukup lama. Wisatawan juga dapat memilih paket perjalanan satu hari untuk berkeliling kebun dengan nama Tour D’Agro yang dibanderol Rp50.000. Mereka mendapat minuman selamat datang, tur keliling kebun, pemutaran film, serta petik sayur dan buah sendiri.