Trubus.id—Kopi biasanya berwarna cokelat dan hitam. Namun, siapa sangka kopi dapat bersalin rupa menjadi bening. Kelebihan kopi bening itu, tidak meninggalkan noda pada gigi.
Karakteristik kopi bening juga unik, karena kandungan kafeina lebih rendah 0,6—0,8%. Pantas saja Produsen di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Bob Hartopo Putranto menjadikan kopi bening sebagai salah satu menu andalan.
Ia mengolah 100% robusta lampung dengan teknik distilasi. Untuk menghasilkan sebotol kopi membutuhkan waktu hingga 1,5 jam. Cara lain mengolah kopi bening datang dari produsen kopi di Kota Jakarta Selatan, Provinsi DKI Jakarta, Ferdiansyah.
Ferdiansyah berkreasi membuat mesin pengolah kopi bening berkapasitas 400 liter. Mesin berdaya listrik 300 watt itu memiliki dimensi 2,5 m x 1 m. Cara kerjanya dengan sistem thermal cracking—teknik penjernihan dengan membuat dua tingkat suhu berbeda secara ekstrem.
Larutan kopi di bawah tangki dimasak menggunakan suhu 75oC. Suhu di bagian atas tangki 25oC.
“Metode perbedaan suhu menciptakan tekanan rendah yang perlahan menyedot dan memisahkan ampas dengan air putih,” tutur Ferdiansyah.
Ferdiansyah membuat mesin itu atas ketidaksengajaan. Semula mesin itu, hanya untuk mengawetkan kopi hitam. Setelah melakukan percobaan 3 hari 10 jam ternyata warna kopi menjadi bening.
“Atas ketidaksengajaan itu saya terinspirasi membuat kopi bening (clear coffee),” kata pria berumur 44 tahun itu.
Menurut Ferdiansyah jenis kopi yang digunakan bisa robusta atau arabika. Perhatikan perbandingan kopi dan air bisa 1:8—1:10. Ia memproses kopi beras menjadi bubuk. Proses perubahan kopi menjadi bening 3—4 hari.
Kopi bening itu tahan hingga 6 bulan. Saat ini mesin itu ia gunakan untuk memproduksi minuman bening berbahan dasar tanaman herbal seperti jahe, serai, dan pandan.
Menurut periset di Universitas PGRI Banyuwangi, Megandhi Gusti Wardhana, kandungan kafeina dalam kopi bening lebih rendah. Selain itu, memiliki tingkat kesukaan yang cukup tinggi baik dari aroma maupun rasa.
